Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Implementasi Work From Home Sebagai Upaya “Social Distancing”: A Blessing in Disguise?
Ali Sodikin
Jum'at, 27 Maret 2020 pukul 10:00:23   |   6399 kali

Pengantar
Merebaknya pandemi corona virus disease (COVID-19) yang sangat memprihatinkan saat ini membuat pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah penyebaran virus tersebut umpamanya melalui penerapan “social distancing” dengan membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Salah satu metode yang digunakan untuk menerapkan social distancing tersebut adalah melalui bekerja dari rumah atau “Work From Home” (WFH). Kebijakan ini bagi pegawai Kementerian Keuangan disambut dengan berbagai reaksi, ada yang menyambut dengan positif tapi ada juga yang meragukan apakah WFH bisa diterapkan secara efektif mengingat penerapannya yang tiba-tiba dan kemungkinan kurang siapnya fasilitas penunjang untuk bekerja di rumah. Tulisan ini akan membahas lebih lanjut tentang konsep WFH serta bagaimana implementasinya agar berjalan dengan efektif.




Konsep Dasar Work From Home
Membahas konsep WFH sebenarnya bukan hal baru di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dalam artikel yang berjudul “Implementasi Open Wokspace Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai” yang tayang di portal DJKN pada tanggal 24 Mei 2019, Penulis membahas bahwa perkembangan paling maju dari open workspace adalah “agile workspace”. Konsep ini didasari pandangan bahwa dalam suatu “agile environment” (lingkungan yang selalu berubah), pekerjaan lebih dikonotasikan dengan kegiatan (activity) daripada dengan ruangan (place) bekerja. Artinya seseorang dimungkinkan bekerja dimana saja/darimana saja tanpa harus memiliki ruangan kerja spesifik (remote working). Terkait hal tersebut, di Kemenkeu sedang dibahas wacana untuk bekerja dari rumah (work from home) dimana ada satu hari dalam 5 (lima) hari kerja pegawai bisa bekerja dari rumahnya masing-masing. Ternyata, hampir satu tahun kemudian wacana WFH menjadi kenyataan. Agile environment itu adalah krisis global akibat pandemi COVID-19 yang memaksa kita harus bekerja dari rumah (remote working). Tanpa kita sadari, WFH adalah “a blessing in disguise” (berkah yang tersamar) yang suka tidak suka dan siap tidak siap kita harus menjalankannya. Apabila tidak ada penyebaran virus corona mungkin baru beberapa tahun yang akan datang WFH bisa diimplementasikan menunggu kesiapan infrastrukturnya. Terlepas dari hal tersebut, agar implementasi WFH dapat berjalan secara efektif kita perlu mendalami apa yang menjadi sisi positif (pros) dan negatif (cons) dari penerapan WFH serta kiat-kiat menghadapinya.

Ada beberapa sisi positif bekerja dari rumah, Pertama adalah lebih efisien dari segi waktu dan biaya. Dengan bekerja dari rumah, kita tidak perlu menghabiskan waktu untuk bepergian ke kantor sehingga waktu bekerja dapat lebih optimal. Selain itu, kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk transportasi ke kantor dan membeli makanan. Kedua, lebih nyaman dari sisi keadaan dan suasana bekerja. Bekerja dari rumah umpamanya tidak mengharuskan kita mengkondisikan diri secara formal misalnya menggunakan pakaian kerja sehingga dapat bekerja dengan lebih rileks. Selain itu memungkinkan kita bekerja sesuai kondisi lingkungan yang kita anggap nyaman. Ketiga, lebih mendukung work/life balance. Dengan bekerja dari rumah, tidak hanya pekerjaan dapat diselesaikan tetapi juga mendapatkan waktu lebih untuk dirinya sendiri yang dapat digunakan untuk kegiatan positif misalnya berolahraga dan bersosialisasi.

Namun demikian, ada beberapa sisi negatif bekerja dari rumah. Pertama, tidak ada batas yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bekerja di rumah artinya antara pekerjaan dan kehidupan pribadi bercampur menjadi satu karena rumah adalah kantor dan kantor adalah rumah. Kedua, banyaknya gangguan yang mungkin dihadapi. Akan banyak sekali selingan yang akan mengganggu fokus kita dalam bekerja dari rumah misalnya kebutuhan pribadi dan urusan keluarga, yang apabila kita tidak disiplin akan mengganggu pekerjaan. Ketiga, produktivitas kerja yang rendah. Bekerja dari rumah artinya tidak ada yang mengawasi kita secara langsung dan semua pekerjaan dilakukan secara mandiri. Apabila tidak ada kesadaran dari diri sendiri hal ini akan mengganggu produktivitas pekerjaan.


Kiat Menjalankan Work From Home Secara Efektif
Untuk dapat mengimplementasikan WFH secara efektif, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian kita bersama. Pertama, siapkan fasilitas penunjang untuk bekerja dari rumah. Penyebab masih banyak pegawai yang memilih bekerja di kantor dalam kondisi darurat seperti saat ini adalah kenyamanan karena tersedia berbagai fasilitas seperti AC, jaringan internet, komputer/laptop dll. Mau tidak mau, agar WFH bisa berjalan dengan baik kita harus mengusahakan agar bisa senyaman mungkin di rumah. Umpamanya jaringan internet yang sangat krusial untuk remote working harus tersedia dan kita harus siap berkorban untuk kuota internet apabila tidak tersedia jaringan internet yang cukup. Alat bekerja seperti komputer/laptop juga harus disiapkan dan apabila tidak tersedia bisa di siasati dengan menggunakan smartphone mengingat banyak aplikasi pekerjaan kantor saat ini bisa diakses secara remote dan smartphone-friendly. Kedua, upayakan untuk selalu fokus dan disiplin. Dengan banyaknya selingan yang dapat mengganggu fokus bekerja di rumah, mantapkan hati dan mindset bahwa WFH bukan “liburan” sambil bekerja, WFH adalah “bekerja” namun tempatnya pindah ke rumah. Untuk itu, perlu kesadaran pribadi masing-masing pegawai bahwa walaupun bekerja dari rumah tetap produktivitas pekerjaan harus sama bahkan bisa lebih dari bekerja di kantor. Disini juga diperlukan peran pimpinan/atasan langsung untuk selalu memonitor dan memberikan motivasi kepada para pegawai. Misalnya dengan melakukan apel pagi (morning call) menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi seperti video call/video conference dan aplikasi zoom meeting. Ketiga, buatlah batas yang jelas (boundary) antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Sangat membantu apabila kita menyiapkan tempat bekerja secara khusus di rumah yang aman atau sedikit gangguan misalnya ruangan/kamar yang sengaja dikosongkan untuk bekerja. Apabila tidak tersedia ruangan/kamar khusus bisa juga menggunakan ruangan yang ada namun perlu di desain menjadi sebuah tempat bekerja (workspace) secara khusus. Penting juga menyampaikan kepada anggota keluarga atau teman bahwa kita dalam posisi bekerja di rumah dan membutuhkan privasi selama waktu bekerja. Terakhir, lakukan manajemen waktu yang baik selama WFH. Jangan sampai bekerja dari rumah membuat kita demotivasi misalnya karena bosan. Patuhi petunjuk terkait pelaksanaan WFH sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor: SE-5/MK.1/2020 umpamanya pelaksanaan WFH sesuai dengan jam kerja yang berlaku di Kemenkeu. Artinya bekerjalah sesuai waktu yang telah ditetapkan dan gunakan waktu istirahat (break) semaksimal mungkin. Selain itu, hubungan dengan rekan sejawat juga tetap harus terjaga sehingga kita bisa saling mengingatkan dan saling memotivasi satu sama lain.

Sekali lagi, implementasi WFH yang kita laksanakan saat ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya bisa dilihat sebagai “a blessing in disguise”. Apabila hal ini bisa kita terapkan dengan sukses tidak tertutup kemungkinan bahwa pola bekerja kita di kemudian hari adalah melalui WFH, terlepas dari ada tidaknya kondisi “agile environment” seperti pandemi COVID-19. Harapannya bila ini terjadi kita sudah sangat siap melaksanakannya. Tetap Semangat!

(Neil E. Prayoga - Kanwil DJKN Suluttenggomalut)


Referensi:
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor: SE-5/MK.1/2020 tentang Panduan Tindak Lanjut Terkait Pencegahan Penyebaran COVID-19 di lingkungan Kementerian Keuangan.
May, D. 2020, “21 Work From Home Pros and Cons – The Surprising Truth Behind Remote Work”, dilihat 24 Maret 2020, .
Duffy, J. 2019, “Get Organized: 20 Tips for Working From Home”, dilihat 24 Maret 2020, .

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini