Yogyakarta (07/12) – Para penggawa Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta yang beragama Islam
menerima siraman rohani penyejuk kalbu pada acara Bimbingan Mental (Bintal) yang
dihelat pada Rabu (07/12) bertempat di Selasar Café KNL. Acara yang mengambil
tema Urgensi Akidah : Ma’rifatulloh tersebut disampaikan oleh Jabatan
Fungsional Analis Pengelolaan Keuangan APBN Ahli Pertama Muhammad Basyir
Anshori.
Anshori, panggilan akrabnya, memulai
materi dengan menyinggung kalimat syukur yang tiada henti atas nikmat yang
telah Allah SWT berikan kepada manusia. Nikmat yang diterima sejak dari bangun
tidur hingga kembali ke peraduan, yang tidak akan bisa manusia hitung kuantitas
yang diberikan Allah SWT kepada manusia. “Nikmat baru terasa apabila sedang
diberikan cobaan/ujian. Seperti sariawan, yang bisa membuat kacau hidup kita,
harus berobat ke dokter, diolesi salep, meski kecil ukurannya di mulut, yang
merupakan bagian kecil dari ujian,” ujar Anshori. Nikmat yang terbesar, lanjut
Anshori, adalah hidayah, untuk memeluk Islam, mengikuti ajaran Nabi Muhammad
SAW.
Mengenai ma’rifatullah atau mengenal
Allah SWT, bapak dari tujuh anak ini menjelaskan bahwa dengan mengenal Allah
SWT, akan mendapatkan hasil yang mendatangkan manfaat bagi manusia. Hasil tersebut
antara lain ilmu yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, mendatangkan
kemudahan dalam segala urusan dan perlindungan dengan berzikir, dan yang
terbesar adalah akan dicintai Allah SWT, bila manusia mencintai Allah SWT.
“Bagaimana cara mencintai Allah SWT? Allah SWT sudah memberitahu manusia
melalui Surah Ali Imron ayat 31, yang berbunyi “Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan
mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” jelas
Anshori.
Materi yang menarik, membuat para
penggawa antusias untuk mengajukan pertanyaan. Penggawa KPKNL Yogyakarta Taufik
Iqbal Pratama langsung memberikan tiga pertanyaan, yaitu mengenai alasan
Tuhan menciptakan manusia, padahal Tuhan
tidak minta disembah, lalu hukum menikah dalam Islam, dan toleransi dalam Islam
dalam menghormati peringatan hari besar agama lain.
Sebagai informasi, program kajian Bintal
Islam diadakan rutin setiap bulan yang mengangkat tema yang disesuaikan dengan
buku pedoman Bintal Nasional dan pemateri yang bisa berasal dari pegawai atau profesional.
(Teks/Foto
: Arf/Yusuf)