Yogyakarta - Masih ingat
dengan Program khas Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta,
Banyu Biru? Ya, Banyu Biru, “Banyak Ilmu di Bincang Rabu”, merupakan sebuah
wadah untuk saling berbagi informasi secara terstruktur dan terjadwal mengenai
peraturan terbaru maupun pengetahuan lain yang dapat mengasah keterampilan
punggawa KPKNL Yogyakarta baik ASN maupun non-ASN.
Sempat terhenti karena pandemi,
Rabu (21/4) lalu, bertempat di Aula Kraton Gedung Keuangan Negara Yogyakarta,
Banyu Biru kembali hadir dengan beberapa menu tematik yang dihadirkan dengan
apik.
Menu pembuka yakni
internalisasi dari Seksi Piutang Negara mengenai Crash Program
Keringanan Utang yang dibawakan oleh Nuni Budi Prastiwi. Dengan penuh antusias,
Nuni menjelaskan serba serbi Crash Program, mulai dari latar belakang,
tujuan, sasaran, manfaat, hingga besaran keringanan yang diberikan.
Pada sesi yang sama,
ditayangkan pula video testimoni dari penanggung hutang yang sudah menikmati
manfaat dan merasa terbantu untuk dapat lunas dari hutang melalui program keringanan
utang ini. Internalisasi mengenai Crash Program Keringanan hutang ini
perlu dilaksanakan, mengingat setiap punggawa akan mendapat giliran memberikan
layanan pada Area Pelayanan Terpadu (APT) yang sekaligus menjadi agen informasi
mengenai tugas fungsi dan informasi terkini terkait layanan KPKNL Yogyakarta.
Beranjak ke menu selanjutnya,
dikarenakan penyelenggaraan Banyu Biru kali ini bertepatan dengan Hari Kartini,
maka dalam rangka memperingatinya, Kepala KPKNL Yogyakarta Marhaeni Rumiasih
menyampaikan butir-butir keteladanan dan motivasi semangat Kartini pada segenap
punggawa KPKNL Yogyakarta.
Marhaeni menyampaikan bahwa
stereotip dan bias gender yang masih banyak terjadi adalah karena pengaruh
budaya patriarki. “Kartini adalah contoh perempuan yang melihat permasalahan
dan mau bergerak untuk membuat perbaikan. Jika perempuan ingin maju, diri
sendirilah yang menggerakkan? Banyak yang masih harus dibenahi terkait peran
perempuan yang bisa dimulai dari diri sendiri,”ujar wanita hobi traveling
dan pemburu spot-spot menantang tersebut. “Perempuan sudah seharusnya saling
bergandeng tangan, tidak saling menjatuhkan,” tambahnya.
Menu pamungkas dalam Banyu
Biru adalah peluncuran inovasi terbaru dari Seksi Pelayanan Lelang KPKNL
Yogyakarta yang diberi nama One Stop Service Auction atau
disingkat OSS-Auction. Dijelaskan oleh Kepala Seksi Pelayanan Lelang Hidayat
Hasanuddin bahwa OSS-Auction dilatarbelakangi oleh harapan untuk bisa menghadirkan
lelang dalam genggaman. “OSS-Auction merupakan suatu upaya perbaikan layanan
dalam pelayanan lelang sehingga lelang bisa diakses oleh pengguna jasa dimanapun
dan dalam kondisi bagaimanapun,” ungkap Hidayat.
Disampaikan pula olehnya
keunggulan maupun kendala OSS-Auction. Harapannya, dengan mengenali
keunggulannya maka bisa dimaksimalkan manfaat bagi seluruh pengguna jasa lelang.
Lebih lanjut, dengan memahami kendala yang ada maka dapat segera dimitigasi dan
dicarikan solusi demi kesempurnaan layanan OSS ke depannya.
Rangkaian acara tersebut diakhiri
dengan penyampaian materi Islami oleh Agus Suprapto, yang mengambil judul Etos
Kerja Islami. (Tulisan/Foto : Dhanti/Arifin)