Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Menyerap Semangat Hari Penerbangan Nasional
Rakhmayani Ardhanti
Rabu, 26 Oktober 2022   |   1605 kali

Tahukah kamu bahwa tanggal 27 Oktober dikenal sebagai Hari Penerbangan Nasional? Penetapan Hari Penerbangan Nasional ini didasarkan pada peristiwa terbangnya pesawat bersimbol merah putih untuk yang pertama kali di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tanggal 27 Oktober 1945. Penerbangan pesawat bersejarah tersebut dilakukan oleh Agustinus Adisucipto menggunakan pesawat cureng dari Lapangan Udara Maguwo Yogyakarta (sekarang Lanud Adisucipto) dengan mengitari langit sekitar Lanud Maguwo dan mendarat kembali di Lanud Maguwo. Pesawat cureng tersebut merupakan pesawat buatan Jepang hasil rampasan dari tentara Jepang saat tentara Indonesia menduduki Lanud Maguwo. Pesawat-pesawat yang berada di Lanud Maguwo sebenarnya dalam kondisi rusak. Namun sebagian dapat diperbaiki oleh teknisi Indonesia yang kemudian dicat ulang dan diberi tanda berupa lingkaran berwarna merah dan putih menyerupai bendera Republik Indonesia yang sekaligus menjadi simbol identitas pesawat milik Republik Indonesia. Setelah diperbaiki, salah satu pesawat yang berkondisi paling baik akhirnya dapat diterbangkan oleh Adisucipto dalam peristiwa bersejarah tersebut.

Peristiwa terbangnya pesawat beridentitas merah putih untuk pertama kalinya setelah kemerdekaan ini berdampak besar bagi usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan membangkitkan rasa kebanggaan dan semakin meningkatkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia. Apalagi saat itu bertepatan dengan sehari sebelum peringatan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1945. Peristiwa ini mendorong semangat juang para tentara dan rakyat Indonesia untuk tetap mempertahankan kedaulatan Indonesia meskipun dengan fasilitas yang minim.

Saat ini Pesawat cureng tersebut telah direstorasi dan disimpan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta guna mengenang jasa dan andil pesawat cureng dalam masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Tujuh puluh tujuh tahun telah berlalu sejak peristiwa bersejarah itu. Kekuatan penerbangan Indonesia telah berkembang pesat dan bertambah kuat dengan deretan alutsista canggih nan andal yang mumpuni untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia. Namun tidak hanya itu, setidaknya ada empat semangat yang bisa diserap dari peristiwa bersejarah terbangnya pesawat bersimbol merah putih tersebut, antara lain:

1.  Keberanian. Keberanian mendorong kita untuk melakukan hal-hal luar biasa dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Keberanian menghadapi hambatan dan tantangan yang menghadang akan membawa kemajuan bagi diri sendiri dan sesama.

2.   Berkarya dalam keterbatasan. Hambatan dan keterbatasan yang ada tidak menjadi penghenti langkah tetapi justru menjadi pelecut untuk menghasilkan suatu karya atau bertindak dencan cara lain yang lebih efektif dengan gagasan yang tidak terpikirkan sebelumnya.

3.  Tekad pantang menyerah. Sikap tidak pasrah terhadap keadaan dan tidak putus asa Ketika menghadapi masalah menjadikan diri kita selalu berusaha mencari cara untuk memecahkan masalah dan mencapai hasil yang lebih baik.

4.   Nasionalisme. Semangat cinta tanah air yang tinggi dengan tekad untuk menjaga dan memelihara kedaulatannya serta mengharumkan namanya dalam berbagai bidang kontribusi dengan segenap jiwa.

Semangat Hari Penerbangan Nasional di atas sangat relevan untuk diterapkan dalam kondisi saat ini. Sebagaimana kita pahami, pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir menjadi masa-masa sulit yang menimbulkan dampak cukup berat di berbagai sektor. Mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan, politik, dan lain sebagainya. Kondisi ini membawa perubahan yang signifikan di berbagai lini kehidupan. Perubahan tersebut antara lain: pembatasan pertemuan-pertemuan secara fisik, pengurangan mobilisasi, refocusing anggaran berbagai bidang, peningkatan penggunaan teknologi informasi, dan lain sebagainya.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, masing-masing unit memiliki target-target kinerja yang harus dicapai meski dalam situasi yang dinamis dan penuh keterbatasan. Kondisi seperti ini membutuhkan keberanian dan tekad pantang menyerah untuk mencapai target tersebut dan tetap menjalankan peran dan tanggung jawab yang diemban. Di tengah keterbatasan yang ada, banyak dilakukan breaktrough dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, antara lain: (1) Dalam berkoordinasi dan bersinergi dapat dilakukan melalui video conference; (2) Pelaksanaan tugas lapangan dilakukan menjadi seefektif dan seefisien mungkin; (3) Optimalisasi penggunaan Office Automation Kementerian Keuangan; (4) Akselerasi implementasi Collaboration Tools Kementerian Keuangan.

Tetap berkarya dalam keterbatasan tidaklah mudah tetapi dengan keberanian dan tekad pantang menyerah, hal tersebut sangat mungkin untuk dilakukan. Pada akhirnya, segala usaha dan perjuangan yang dilakukan bermuara pada upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional sehingga kita bisa pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat.


Penulis : Yusuf Eko Susilo - Pelaksana pada Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Yogyakarta



Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini