Penulis : Slamet Trijendra/Jabatan Fungsional Penilai Pemerintah Ahli Muda
Latar
Belakang
Tujuan Pembangunan pada
hakikatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun
berbagai sarana dan aset penunjang dalam kehidupan bermasyarakat. Seiring
dengan kemajuan zaman, pembangunan dalam berbagai bidang pun harus sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.. Proses pembangunan terutama bertujuan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik
secara
spiritual, maupun material (Soekanto, 2012). Indikator keberhasilan Pembangunan
ditandai dengan pendapatan perkapita yang meningkat dan tingkat pengangguran
yang menurun.
Pemerintah saat ini sedang fokus
melakukan pembangunan berbagai infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia
diantaranya adalah jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan, bendung dan lain
sebagainya. Bendung sebagai salah satu infrastruktur dibidang sumber daya air
mempunyai peranan penting dalam mendukung program ketahanan pangan nasional
karena selain fungsinya meninggikan permukaan air sungai juga berfungsi sebagai
tempat pengambilan air (intake) untuk
sistem irigasi persawahan.
Pembangunan bendung untuk
irigasi dilakukan sebagai perlakuan (treatment) agar sawah pertanian
mendapatkan cukup pasokan air dengan mudah. Sebagai penunjang pembangunan di
bidang pertanian, tujuan utama pembangunan bendung adalah memperluas areal
irigasi sehingga dapat meningkatkan intensitas tanam. Keberadaan fasilitas
irigasi yang memadai ini selanjutnya akan memberikan tambahan manfaat yang akan
meningkatkan hasil produksi pertanian, mengurangi biaya produksi pertanian, dan
meningkatkan perekonomian masyarakat secara keseluruhan (Dumairy, 1992: 56).
Pembangunan proyek infrastruktur seperti irigasi pertanian, selain memberikan
manfaat utama juga ada tambahan manfaat berupa pendapatan selama waktu tertentu
di masa mendatang, penghematan maupun perbaikan atau peningkatan efisiensi. Sehingga
Pembangunan itu menjadi multiplier effect terhadap perekonomian
(Reksohadiprodjo, 2001: 47).
Bendung Kamijoro adalah bendung yang
membentang di sungai progo yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kabupaten
Kulonprogo tepatnya Dusun Plambongan Desa Triwidadi, Kec. Pajangan, Kab. Bantul
dengan Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono Kec. Kaliwiru, Kab. Klonprogo. Bendung ini
dibangun tahun 2016 s.d. 2018 dan diresmikan pada tanggal 31 Desember 2019
dengan nilai kontrak 229.134.581.000,00 dan biaya konsultan supervisinya 7,8
Miliar. Bendung Kamijoro selain mengairi Daerah Irigasi Pijenan seluas 2370
Hektar di Kab. Bantul yang meliputi 4 kecamatan yaitu kecamatan Pandak, Sanden,
Srandakan, dan Kretek juga berfungsi memenuhi kebutuhan air baku sebesar 24
liter/detik untuk kabupaten bantul dan 475 liter/detik untuk Bandara
Internasional Yogyakarta kawasan Industri Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.
Namun penyediaan air baku tersebut belum berfungsi dikarenakan belum selesainya
pembangunan jaringan pipa dari penampungan ke tujuan.
Di atas bendungan tersebut dibangun juga
jembatan sepanjang 161 meter dengan lebar 3 meter dengan dilengkapi pengaman
dan lampu penerang. Jembatan tersebut sebagai penghubung antara Dusun
Plambongan di Kabupaten Bantul dan Dusun Kaliwiru di Kabupaten Kulonprogo.
Keberadaan jembatan tersebut mempermudah dan mempersingkat waktu perjalanan
masyarakat sehingga tidak memutar jauh. Pada Bendung Kamijoro juga dibangun
taman sebagai ruang terbuka publik untuk beragam aktivitas yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti taman
bermain anak, panggung terbuka, mushola, toilet dan fasilitas pelengkap lainnya
sehingga setiap hari terutama pada akhir pekan banyak pengunjung yang datang
untuk berwisata menikmati keindahan Bendung
Kamijoro. Keberadaan Bendung Kamijoro selain menciptakan manfaat ekonomi
bagi juga membuat dampak ekonomi dan sosial yang positif bagi penduduk sekitar.
Landasan
Teori/Tinjauan Pustaka
a.
Manfaat Ekonomi dan Dampak Ekonomi Sosial
Manfaat Ekonomi Menurut Kepdirjen No. 438/KN/2020 adalah manfaat
yang diperoleh secara langsung bagi negara dan masyarakat dari objek analisis
yang dapat diukur dalam bentuk uang. Reksohadiprodjo (2001: 22), menyebutkan
bahwa dampak suatu kegiatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.
Dampak langsung atau dampak primer merupakan dampak yang timbul sebagai akibat
dari tujuan utama kegiatan atau kebijakan tersebut baik berupa biaya ataupun
manfaat. Mengkaji dampak primer kegiatan atau kebijakan pembangunan suatu
proyek bendung dapat berupa menghitung hasil langsung proyek misalnya
bertambahnya lahan, hasil pertanian serta hasil lainya seperti perikanan,
pengendalian banjir dan pariwisata.
Suparmoko (2009: 9),
menjelaskan bahwa identifikasi dampak secara fisik akan memberikan manfaat
analisis yang lebih tinggi apabila dampak tersebut dapat dinyatakan dalam nilai
uang. Lebih lanjut penilaian atau valuasi ekonomi dapat dilakukan setelah
evaluasi dampak suatu kebijakan atau kegiatan dilakukan. Penilaian ini
menghasilkan indikasi nilai atau rasio yang digunakan untuk menyatakan apakah
suatu kebijakan atau kegiatan itu layak atau tidak layak. Hal ini menjadi
alasan penting untuk melakukan penilaian karena berkaitan dengan kebijakan
ekonomi makro, dan bagi keputusan alokasi faktor produksi demi efisiensi pada
tingkat mikro.
Menurut
Kepdirjen 438/KN/2020 pengertian Dampak
Ekonomi adalah pengaruh tidak langsung dari objek analisis terhadap jumlah dan
jenis kegiatan ekonomi disuatu wilayah yang berfokus pada indikator
makroekonomi dan prakiraan pengaruh proyek pada indikator indikator tersebut
bagi negara dan masyarakat. Dampak sosial adalah pengaruh tidak langsung dari
objek analisis yang terjadi pada masyarakat, dalam berbagai aspek kehidupan.
b.
Tingkat
diskonto sosial
Menurut Buletin Teknis Analisis DJKN Nomor
BTA-02/KN.6/2021 diskonto sosial adalah besaran yang mencerminkan penilaian
relatif dari masyarakat terhadap nilai kini dibandingkan dengan nilainya di
masa depan. Beberapa lembaga rujukan untuk menentukan tingkat diskonto sosial
antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas), Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bank Dunia (World Bank), atau Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank). Tingkat diskonto yang digunakan Berdasarkan
data tingkat diskonto sosial negara Indonesia yang dikeluarkan oleh Asian
Development Bank (Guidelines for the
economic analysis of project 2017) adalah 9 persen.
c.
Pendekatan
Pendapatan dengan Metode Kapitalisasi Langsung
Pendekatan pendapatan adalah suatu
pendekatan penilaian properti yang
didasarkan pada pendapatan bersih per tahun, yang diterima dari
pengusahaan properti tersebut (Harjanto dan Hidayati, 2014). Pendapatan bersih
ini kemudian dikapitalisasikan
dengan suautu faktor
tingkat kapitalisasi
tertentu untuk mendapatkan nilai pasar wajar. Metode
ini disebut dengan metode “kapitalisasi” karena nilai suatu properti diperoleh
dari pengkapitalisasian pendapatan bersih properti per tahun (net operating income per annum) dengan
suatu tingkat kapitalisasi tertentu. Pendekatan pendapatan tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
V
= I : R
Dimana:
V : estimasi nilai properti
I : Pendapatan bersih operasi selama
setahun
R : tingkat kapitalisasi
Dalam metode ini pendapatan bersih per
tahun dianggap tetap dan lamanya investasi tak terhingga atau terus menerus (perpetuity). Jika lamanya investasi
ditentukan selama n tahun maka untuk menentukan nilianya menggunakan years purchase yang dirumuskan sebagai
berikut :
V : estimasi nilai properti
I : Pendapatan bersih operasi selama
setahun
R : tingkat kapitalisasi
n : jumlah
tahun
Salah satu metode untuk mendapatkan indikasi nilai ekonomi bendung
dalam penilaian adalah metode kapitalisasi langsung (direct capitalization
method). Metode ini mengubah suatu estimasi pendapatan tahunan tunggal
menjadi indikasi nilai. Pengubahan ini dilakukan dengan membagi estimasi pendapatan
dengan tingkat kapitalisasi yang pantas dan tepat (Prawoto, 2003:427).
Metodologi
a.
Analisis
manfaat ekonomi menggunakan metode deskriptip kuantitatif yang berisi
penjelasan secara kuantitatif manfaat yang diterima oleh masyarakat dan
pemerintah. Dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi
semua manfaat ekonomi yang akan dihasilkan oleh Bendung Kamijoro;
2.
Menghitung
besaran manfaat ekonomi yang dihasilkan atas Bendung Kamijoro selama 1 Tahun
dengan
3.
Menentukan
tingkat diskonto sosial
4.
Menghitung
nilai sekarang dari manfaat ekonomi Bendung Kamijoro dengan Pendekatan
Pendapatan metode Kapitalisasi Langsung dengan tingkat diskonto sosial. Metode
Kapitalisasi Langsung digunakan karena bendung tersebut merupakan bangunan
infrustruktur vital yang akan digunakan untuk selamanya.
b.
Analisi
Dampak Ekonomi dilakukan dengan metode input-output yang digunakan untuk
menyajikan gambaran tentang hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar
satuan kegiatan (sektor) dalam perekonomian secara menyeluruh. Metode dalam
perhitungan dampak ekonomi menggunakan data tabel input-output yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistik (BPS).
c.
Analisis
manfaat dan dampak sosial dilakukan dengan metode deskriptip kualitatif yang
berisi penjelasan secara naratif manfaat dan dampak sosial yang diterima oleh
pemerintah dan masyarakat. Adapun langkah-langkahnya nya adalah :
1.
Mengidentifikasi
manfaat dan dampak sosial. Identifikasi dilakukan untuk menghitung manfaat lain
yang tidak termasuk dalam manfaat dan dampak ekonomi.
2.
Mendeskripsikan
manfaat dan dampak sosial. Deskripsi dilakukan untuk memperoleh gambaran
manfaat dan dampak sosial berdasarkan sumber data dari penelitian pasar dan
sumber data lainnya.
Analisis
a.
Gambaran
umum Kabupaten Bantul
Kabupaten
Bantul merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Apabila dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari
daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang
terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan.
Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan. Secara
geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 14º04'50" - 27º50'50"
Lintang Selatan dan 110º10'41" - 110º34'40" Bujur Timur. Di sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah utara berbatasan
dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra
Indonesia
Luas wilayah Kabupaten Bantul adalah 506,85 Km2,
terdiri dari 17 Kecamatan yang dibagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan. Dlingo
adalah Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2, sementara
Srandakan adalah Kecamatan dengan wilayah paling sempit, yaitu 18,32 Km2.
Wilayah Kabupaten Bantul memiliki tinggi rata-rata 58 mdpl dengan wilayah
paling rendah berada di Kecamatan Srandakan yang berbatasan langsung dengan
laut dengan rata-rata tinggi wilayah 12 mdpl. Sementara Kecamatan Dlingo dengan
rata-rata tinggi wilayah 200 mdpl merupakan wilayah tertinggi di Kabupaten
Bantul.
Gambar 1
Peta Kab. Bantul
Kondisi Topografi Kabupaten Bantul antara lain
sebagian dataran rendah 40 persen dan lebih dari separuhnya yaitu 60 persen
merupakan daerah perbukitan yang kurang subur. Secara garis besar kondisi
topologi terdiri dari:
a. Bagian Barat, adalah daerah landai yang kurang
serta perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 persen
dari seluruh wilayah).
b. Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landau
merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94 km2 (41,62 persen).
c. Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan
terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05
km2 (40,65 persen).
d. Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian
dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit
berlaguna, terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan
Kretek
Sesuai informasi dari BPS Kab. Bantul
disebutkan laju pertumbuhan ekonomi
kabupaten Bantul tahun 2020 sebesar -1,66 persen,
mengalami penurunan sangat drastis dari tahun sebelumnya 5,53 persen, Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kab. Bantul tahunan sebesar 26,16
Triliun Rupiah atau PDRB Perkapita kab. Bantul sebesar 25 juta rupiah.
PDRB seri 2010 Kabupaten Bantul menurut
Lapangan Usaha berdasarkan Harga Berlaku (Juta Rupiah) |
|||
Lapangan Usaha [Seri 2010] |
2018 |
2019 |
2020 |
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan |
3.331.341,24 |
3.442.614,38 |
3.693.409,80 |
B. Pertambangan dan Penggalian |
133.022,54 |
135.244,88 |
123.201,20 |
C. Industri Pengolahan |
3.721.096,29 |
3.999.979,22 |
3.881.613,80 |
D. Pengadaan Listrik dan Gas |
35.203,22 |
37.927,32 |
37.050,40 |
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang |
19.081,78 |
20.715,67 |
20.985,00 |
F. Konstruksi |
2.374.858,88 |
2.569.857,15 |
2.225.058,20 |
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
2.123.780,13 |
2.277.891,28 |
2.212.691,90 |
H. Transportasi dan Pergudangan |
1.153.281,43 |
1.278.987,86 |
1.164.898,80 |
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum |
2.856.632,33 |
3.140.309,15 |
2.808.522,80 |
J. Informasi dan Komunikasi |
1.789.599,87 |
191.528.477,00 |
2.287.780,70 |
K. Jasa Keuangan dan Asuransi |
692.766,43 |
775.317,02 |
752.406,50 |
L. Real Estate |
1.604.525,06 |
1.767.422,21 |
1.806.414,90 |
M,N. Jasa Perusahaan |
116.052,78 |
128.328,54 |
112.007,30 |
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
1.888.560,94 |
2.010.644,28 |
2.020.546,60 |
P. Jasa Pendidikan |
1.661.756,74 |
1.816.959,71 |
1.932.996,90 |
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial |
443.273,92 |
488.347,34 |
596.734,30 |
R,S,T,U. Jasa lainnya |
498.440,36 |
539.646,63 |
486.217,70 |
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO |
24.443.273,94 |
26.345.477,40 |
26.162.536,70 |
Tabel
1
PDRB
Kab. Bantul tahun 2018 – 2020
Dari
tabel tersebut diketahui terdapat hanya 6 bidang usaha yang mengalami
pertumbuhan positip yaitu bidang Informasi dan Komunikasi, Jasa Kesehatan,
Pertanian Kehutanan dan Perikanan, Jasa Pendidikan, Real Estate, Pengadaan Air
Bersih Pengelolaan Limbah dan Daur Ulang. Bidang usaha lainnya mengalami
pertumbuhan negatip.
b.
Gambaran
Umum Bendung Kamijoro
Bendung
Kamijoro merupakan Barang Milik Negara yang tercatat di satker SNVT Pelaksanaan
Jaringan Pemanfaatan Air Serayu Opak dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Bendung kamijoro mulai dibangun oleh Waskita Karya – PP KSO
selama 860 hari kalender dengan nilai kontrak Rp229.134.581.000,00. Data Teknis
Bendung Kamijoro sebagai berikut :
a.
Tinggi
mercu dari hulu :
2,4 m
b.
Lebar
bendung efektif :
153 m
c.
Lebar
bendung dengan pilar :
161 m
d.
Jumlah
pilar :
8 buah @ 1m
e.
Lebar
bendung dengan pembilas : 171 m
f.
Panjang
lantai upron :
18,7 m
g.
Panjanf
lantai kolam olak : 34,5 m
h.
Jumlah
pintu pembilas : 3 buah
i.
Jum;ah
pintu pengambilan :
2 buah
j.
Dimensi
kolam penampung sedimen : 150 m x 5,3
m x 1,35 m
k.
Panjang
terowongan air baku : 188 m (1m x 1,7m)
Gambar 2
Bendung Kamijoro
Berdasarkan penelitian dilapangan
didapat informasi bahwa Bendung Kamijoro mengairi Daerah Irigasi Pijenan seluas
2370 Hektar sawah di Kab. Bantul yang meliputi 4 kecamatan yaitu kecamatan
Pandak, Sanden, Srandakan, dan Kretek, selain itu berfungsi juga memenuhi kebutuhan air baku
sebesar 24 liter/detik untuk kabupaten bantul dan 475 liter/detik untuk
Kabupaten Kulonprogo. Namun penyediaan air baku tersebut belum berfungsi
dikarenakan masih belum selesainya pembangunan jaringan penyalurannya. Di atas
bendungan terdapat jembatan sepanjang 161 meter dengan lebar 3 meter yang
digunakan sebagai penghubung antara Dusun Plambongan di Kabupaten Bantul dan
Dusun Kaliwiru di Kabupaten Kulonprogo. Keberadaan jembatan tersebut
mempermudah dan mempersingkat
waktu perjalanan masyarakat sehingga tidak memutar jauh. Pada Bendung Kamijoro
juga dibangun taman sebagai ruang terbuka publik sehingga setiap hari terutama
pada akhir pekan banyak pengunjung yang datang untuk berwisata menikmati
keindahan Bendung Kamijoro.
c.
Hasil
Analisis Manfaat Ekonomi
Berdasarkan data tersebut maka dibangun
asumsi sebagai berikut:
1.
Bendung
kamijoro mengairi 2370 hektare sawah di daerah irigasi Pijenan Kab. Bantul dan berdasarkan data BPS Kab. Bantul Produksi
Gabah Kering Giling pada tahun 2019 sebesar 122.178, 22 Ton dan pada tahun 2020
sebesar 122.555,99 Ton sehingga mengalami peningkatan produksi sebesar 377,75
Ton. Harga gabah kering giling menurut BPS adalah Rp5.357 per kilogram.
Produksi Bawang merah pada tahun 2019 sebesar 46.627 kwintal dan pada tahun
2020 sebesar 70.294 kwintal sehingga ada kenaikan produksi sebesar 23.667 kwintal.
Harga bawang merah menurut BPS adalah Rp2.175.000 per kwintal.
2.
Dengan
adanya jembatan waktu tempuh berkurang sekitar 20 Kilometer sehingga menghemat
bahan bakar 0,5 liter atau Rp3.825,00 dan Jumlah kendaraan yang melewati
jembatan diatas bendungan tersebut sekitar 3.000 motor per hari.
3.
Jumlah
kendaraan pengunjung yang parkir setiap harinya rata rata 10 mobil dengan tiket
parkir Rp5.000,00 dan 30 kendaraan roda dua dengan tiket parkir Rp3.000,00.
4.
Jumlah
pedagang yang berjualan di sekitar lokasi ada sekitar 10 orang dengan hasil
penjualan rata rata Rp700.000,00 per hari
Berdasarkan data dan asumsi tersebut, disusun perhitungan
manfaat ekonomi sebagai berikut :
No. |
Manfaat Ekonomi |
Nilai / Tahun |
1 |
Manfaat melalui hasil produksi
pertanian Gabah kering giling = 377,75 x
Rp5.357.000 Bawang merah = 23.667 x Rp2.175.000 |
Rp2.023.606.750,00 Rp51.475.725.000,00 |
2 |
Manfaat penghematan perjalanan 3.000 x Rp3.825,00x365 |
Rp4.188.375.000,00 |
3 |
Manfaat pengelolaan parkir Roda empat = 10 x Rp5.000,00 x 365 Roda dua = 30 x Rp3.000,00 x 365 |
Rp18.250.000,00 Rp21.900.000,00 |
4 |
Manfaat perputaran uang Omzet pedagang = 10 x Rp700.000,00 x
365 |
Rp2.555.000.000,00 |
|
Total
manfaat ekonomi setahun |
Rp60.405.715.750,00 |
Tabel 2
Manfaat
ekonomi
Untuk
memperoleh nilai manfaat ekonomi, total manfaat ekonomi setahun tersebut
kemudian dikapitalisasi langsung dengan tingkat diskonto sosial 9 persen sesuai tingkat diskonto
sosial negara Indonesia yang dikeluarkan
Asian Developmen Bank. Penghitungan
manfaat ekonomi menggunakan kapitalisasi langsung dikarenakan bendung kamijoro
merupakan investasi untuk selama-lamanya sehingga selalu dilakukan perawatan
agar fungsi bendung tersebut tetap optimal. Hasil penghitungan nilai manfaat
ekonomi adalah sebagai berikut :
V
= I / R
= 60.405.715.750
/ 9
persen
= 671.174.619.444
Dari perhitungan tersebut dapat
disimpulkan nilai manfaat ekonomi dari Bendung Kamijoro adalah Rp671.174.619.444,00
d.
Hasil
Analisis Dampak Ekonomi
Analisis Input
Output digunakan untuk mengetahui peranan sektor tertentu dalam
perekonomian dan memberikan gambaran menyeluruh mengenai keterkaitan antar
sektor. Tabel IO merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang di publish oleh Badan Pusat Statistik yang
menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan
antar satuan kegiatan ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode
waktu tertentu. Oleh karena itu, tabel IO merupakan sebuah model kuantitatif
yang menunjukkan potret keadaan ekonomi (economics landscape) suatu
wilayah pada suatu periode tertentu (tahun). Tabel IO yang digunakan adalah
tabel IO untuk wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta..
Tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam analisis IO berpedoman pada Buletin Teknis Analisis nomor
BTA-02/KN.6/2021 (tabel-tabel terlampir)
yaitu:
a. Mengidentifikasi
biaya yang merupakan biaya investasi yang dikeluarkan untuk membuat sebuah
proyek dapat terwujud. Pada pembangunan Bendung Kamijoro berdasarkan data
kontrak adalah sebesar Rp 229.134.581.000,00
untuk kontruksi dan Rp 7.800.000.000,00 untuk jasa konsultansi.
b. Menyiapkan
tabel input-output (I-O). Data yang diperlukan untuk analisis IO berasal
dari tabel transaksi domestik atas dasar harga dasar Tahun 2016. Menjumlahkan
semua data pada kolom input per sektor dan jumlah permintaan akhir dari tabel transaksi atas dasar harga dasar Tahun 2016.
c. Menyiapkan
tabel transaksi antara. Tabel transaksi antara merupakan sebuah tabel yang
berisi barang dan jasa yang habis digunakan dalam proses produksi.
d. Menghitung
besaran koefisien input masing-masing sektor dari data/tabel koefisien input
(matriks A).
e. Membuat
matriks identitas (matriks I) dengan rumusan/formula bahwa nilai/angka pada
diagonal matriks semua sektor dengan angka 1 selebihnya berupa angka 0.
f. Setelah
didapatkan nilai koefisisan input (matriks A) dan nilai dari matriks identitas
(matriks I), kemudian menghitung matriks Leontif dengan rumusan matriks
identitas dikurangkan dengan koefisien (I-A).
g. Selanjutnya
dilakukan perhitungan efek pengganda untuk proyek pembangunan Bendung Kamijoro dalam
analisis IO yang bertujuan untuk menghitung berapa kali dampak dari permintaan
akhir yang di proxy kan dari proyek pembangunan Bendung Kamijoro.
Permintaan akhir pada sektor konstruksi akan di injeksikan (dijumlahkan) dengan
besaran biaya pembangunan fisik bendung, sehingga akan didapatkan selisih yang
mendorong output sektor yang terdampak atas pembangunan yang dilakukan.
Dari hasil perhitungan analisis IO, atas pembangunan Bendung Kamijoro maka
telah dilaksanakan injeksi pada sektor konstruksi dan jasa perusahaan (business activities). Atas injeksi
tersebut telah dilaksanakan pembuktian menggunakan formula MMULT dan didapatkan
hasil selisih atas pembuktian yang menggunakan formula MMULT dan Total output
domestik atas dasar harga dasar atas injeksi investasi pada permintaan akhir
sektor konstruksi.
Berdasarkan injeksi rencana
pembangunan yang dilakukan, maka didapatkan pengaruh dampak pada 3 sektor
terbesar yaitu:
1. Sektor
konstruksi sebesar Rp242.850.000.000,00
2. Sektor
manufaktur sebesar Rp19.255.000.0000,00
3. Sektor
perdagangan gross dan eceran sebesar Rp16.052.000.000,00
Dari perhitungan tersebut, berdasarkan biaya pembangunan yang dikeluarkan
sebesar Rp236.934.000.000,00 maka besarnya perubahan nilai menjadi Rp327.497.000.000,00
yang menghasilkan angka pengganda sebesar 1.38, dari hasil tersebut berarti
bahwa setiap Rp1 nilai investasi berupa pembangunan sebuah proyek menghasilkan
efek pengganda sebesar 1.38 kali.
h. Menghitung
angka pengganda output yang merupakan
nilai total dari output atau produksi
yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi (atau akibat) adanya perubahan
satu unit uang permintaan akhir sektor. Peningkatan permintaan akhir sektor
tidak hanya akan meningkatkan output
produksi sektor, tetapi juga akan meningkatkan output sektor sektor lain di perekonomian. Berdasarkan
data angka pengganda output, jika
diurutkan berdasarkan 10 sektor tertinggi, maka didapatkan hasil sebagi
berikut:
No |
Kode |
Uraian Sektor |
Initial Effect |
Simple Multiplier |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(4) |
1 |
14 |
Public
Administration and Defence; Compulsory Social Security |
1,0000 |
1,60235 |
2 |
4 |
Electricity
and Gas |
1,0000 |
1,5213 |
3 |
3 |
Manufacturing |
1,0000 |
1,5146 |
4 |
9 |
Accommodation
and Food Service Activities |
1,0000 |
1,4508 |
5 |
6 |
Construction |
1,0000 |
1,3829 |
6 |
8 |
Transportation
and Storage |
1,0000 |
1,3773 |
7 |
13 |
Business
Activities |
1,0000 |
1,3631 |
8 |
10 |
Information
and Communication |
1,0000 |
1,3504 |
9 |
16 |
Human
Health and Social Work Activities |
1,0000 |
1,3350 |
10 |
17 |
Other
Services Activities |
1,0000 |
1,2932 |
Tabel 3
sepuluh sektor
pengganda output tertinggi
j. Menghitung
angka pengganda pendapatan rumah tangga yang menunjukkan jumlah pendapatan
rumah tangga total yang tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang
permintaan akhir di sektor tersebut. Data untuk perhitungan angka pengganda
pendapatan di dapatkan dari koefisien upah gaji. Berdasarkan data angka
pengganda pendapatan rumah tangga, jika diurutkan berdasarkan 10 sektor
tertinggi, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
No |
Kode |
Uraian Sektor |
Income Multiplayer |
Type I Income Multiplayer |
|
1 |
14 |
Public
Administration and Defence; Compulsory Social Security |
0,1847 |
4,0497 |
|
2 |
12 |
Real
Estate Activities |
0,0713 |
2,6287 |
|
3 |
4 |
Electricity
and Gas |
0,0490 |
2,5161 |
|
4 |
3 |
Manufacturing |
0,2688 |
1,8283 |
|
5 |
6 |
Construction |
0,2646 |
1,4473 |
|
6 |
9 |
Accommodation
and Food Service Activities |
0,3422 |
1,3907 |
|
7 |
8 |
Transportation
and Storage |
0,3086 |
1,3616 |
|
8 |
10 |
Information
and Communication |
0,1843 |
1,3589 |
|
9 |
2 |
Mining
and Quarrying |
0,1908 |
1,3056 |
|
10 |
16 |
Human
Health and Social Work Activities |
0,3621 |
1,2710 |
Tabel 4
Sepuluh sektor
pengganda pendapatan tertinggi
k. Menghitung
angka pengganda tenaga kerja yang merupakan efek total dari perubahan lapangan
pekerjaan di perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan
akhir di suatu sektor tertentu. Berdasarkan data angka pengganda pendapatan
rumah tangga, jika diurutkan berdasarkan dari sektor tertinggi, maka didapatkan
hasil sebagai berikut:
No |
Kode |
Uraian Sektor |
Employe Multiplayer |
Type I Employe Multiplayer |
|
1 |
3 |
Manufacturing |
0,0134 |
3,0071 |
|
2 |
8 |
Transportation and
Storage |
0,0028 |
2,9384 |
|
3 |
6 |
Construction |
0,0069 |
1,6983 |
|
4 |
4 |
Electricity and Gas |
0,0061 |
1,5141 |
|
5 |
11 |
Financial and Insurance
Activities |
0,0093 |
1,0861 |
|
6 |
17 |
Other Services Activities |
0,0397 |
1,0727 |
|
7 |
7 |
Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles |
0,0201 |
1,0563 |
|
8 |
1 |
Agriculture, Forestry,
and Fishing |
0,0365 |
1,0538 |
Tabel 5
Delapan sektor
pengganda tenaga kerja tertinggi
e.
Hasil
Analisis Manfaat dan Dampak Sosial
Bendung
Kamijoro merupakan bangunan bendung yang melintang diatas sungai progo.
Pembangunan bendung tersebut dimaksudkan untuk meninggikan permukaan air
bendung sehingga suplai air yang masuk Daerah Irigasi Pijenan selalu optimal.
Diatas Bendung Kamijoro dibangun juga jembatan yeng menghubungkan kab. Bantul
dan Kab. Kulonprogo. Dengan adanya berbagai fasilitas umum menjadikan Bendung
Kamijoro menjadi tempat wisata alternatif. Dari gambaran tersebut Bendung
Kamijoro mempunyai manfaat dan dampak sosaila sebagai berikut
Manfaat
sosial Bendung Kamijoro
1.
Meningkatkan
hasil panen petani di sekitar Daerah Irigasi Pijenan;
2.
Memperpendek
jarak perjalan dari Kab. Bantul ke Kab. Kulonprogo atau sebaliknya;
3.
Tempat
objek wisata alternatif
Dampak
Sosial Bendung kamijoro
1.
Meningkatkan
kesejahteraan penduduk yang bercocok tanam di Daerah Irigasi Pijenan;
2.
Biaya
transportasi dari Kab. Bantul ke Kab.
Kulonprogo atau sebaliknya lebih efesien
3.
Meningkatkan
kesejahteraan penduduk di sekitar Bendung Kamijoro.
Kesimpulan dan Saran
Pembangunan Bendung Kamijoro membawa manfaat dan
dampak ekonomi dan sosial bagi penduduk sekitarnya. Metode direct
capitalization digunakan untuk menilai manfaat ekonomi pembangunan Bendung
Kamijoro dengan cara menghitung semua manfaat ekonomi yang dihasilkan selama
satu tahun kemudian dikapitalisasi dengan diskonto sosial sebesar 9 persen. Dampak
ekonomi pembangunan bendung dianalisis dengan menggunakan tabel Input Output
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan oleh Badan Pusat
Statistik. Manfaat dan dampak sosial
dinalisis melalui pengamatan terhadap manfaat yang diterima langsung
oleh masyarakat dan dampak positifnya. Penelitian menyimpulkan bahwa pembangunan
Bendung Kamijoro mempunyai nilai manfaat ekonomi sebesar Rp671.174.619.444,00
dengan dampak ekonomi sebesar 1,38 kali yang artinya setiap Rp1 nilai investasi berupa pembangunan sebuah proyek menghasilkan
efek pengganda sebesar 1.38 kali.
Pembangunan Bendung juga sangat dirasakan manfaat sosialnya
terutama dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian sehingga berdampak
kesejahteraan penduduk semakin meningkat.
a.
Nilai
manfaat ekonomi Bendung Kamijoro berdasarkan perhitungan adalah sekitar Rp671.174.619.444,00
lebih tinggi dari biaya pembangunannya;
b.
Dampak
ekonomi berdasarkan analisis Input Output menghasilkan angka pengganda 1,38
yang artinya bahwa setiap Rp1 nilai
investasi berupa pembangunan sebuah proyek menghasilkan efek pengganda sebesar
1.38 kali;
c.
Bendung
Kamijoro sangat bermanfaat meningkatkan produktivitas hasil pertanian yang
berdampak kesejahteraan penduduk semakin meningkat.
d.
Agar
nilai manfaat ekonomi tetap terjaga maka Daerah hulu sungai progo dan sungai
sungai yang bermuara di sungai progo agar selalu dijaga penghijauannya sehingga
debit air di Bendung kamijoro tidak
kekurangan;
e.
Untuk
menambah nilai manfaat ekonomi agar segera memfungsikan pengolahan air baku
yang sudah dibangun;
f. Untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar Bendung Kamijoro hendaknya Pemerintah Daerah setempat sering mengadakan berbagai pertunjukan maupun perlombaan di Taman bendung kamijoro sehingga menarik pengunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Buletin Teknis
Analinis Direktorat Penilaian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Nomor
BTA-02/KN.6/2021 tentang Buletin Teknis Analisis Manfaat dan Dampak Ekonomi
Sosial
Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bantul 2001, Kabupaten Bantul dalam Angka 2001
Badan Pusat
Statistik Indonesia 2001, Tabel Inter Regional Input-Output Indonesia Transaksi
Domestik Atas Dasar Harga Produsen Menurut 34 Propinsi dan 17 Lapangan Usaha
Dumairy. 1992. Ekonomika Sumber Daya Air. BPFE, Yogyakarta
Hidayati,
Wahyu dan Harjanto, Budi. (2014), “Konsep Dasar Penilaian Properti Properti jilid 2”, BPFE
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Merchán, D.,
Causape, J., Abrahao, R., Garizabal, I.G. 2015. Assessment of a newly
implemented irrigated area (Lerma Basin), Spain) over a 10-Year period. I:
Water balances and irrigation performance. Journal ofAgricultural Water
Management 158, June: 277 – 287.
Peraturan Direktur
Jenderal Kekayaan Negara Nomor 438/KN/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis
Manfaat dan Dampak Ekonomi Sosial
Prawoto, A. 2003. Teori
dan Prakterk Penilaian Properti. BPFE, Yogyakarta.
Reksohadiprodjo. S.
2001. Manajemen Proyek. BPFE, Yogyakarta.
Soekanto, S. (2012). Sosiologi SuatuPengantar. Rajawali
Pers. Jakarta
Suparmoko. 2009. Panduan
dan Analisis Ekonomi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan (Konsep dan Metode Penghitungan), Edisi Pertama. BPFE,
Yogyakarta.