Istilah
pagebluk sering penulis dengar pada saat masih kecil dari cerita para simbah
atau orang tua. Berdasarkan dongeng zaman dahulu, para orang tua menggambarkan pagebluk
sebagai wabah yang tidak jelas jenis penyakitnya. Digambarkan pula apabila seseorang
terkena penyakit pada pagi hari lalu mendadak sore atau malam hari yang bersangkutan
meninggal dunia, demikian sebaliknya. Pagebluk menyebar ke hampir seluruh
pelosok negeri. Penggambaran yang demikian menjadikan ketakutan dan kengerian.
Keterbatasan informasi pada saat itu menjadikan suasana semakin mencekam dalam ketidakpastian.
Gambaran yang
demikian atau cerita para orang tua dulu sedikit banyak terjadi pada saat ini.
Penyebaran penyakit karena virus corona atau Covid-19 merupakan wabah penyakit
seperti digambarkan para sesepuh. Virus corona melanda hampir di seluruh
penjuru dunia. Pagebluk atau penyebaran wabah penyakit merupakan peristiwa
anomali. Belum dapat diprediksi kapan
berakhir, karena belum ditemukan obat. Lalu apa yang mesti kita lakukan
menghadapi situasi yang demikian? Panik? Menggerutu? Marah? Menyalahkan? Atau
semangat? Mencari Solusi? Berdamai? Berusaha hidup sehat?
Pemerintah
tentu sudah mengambil langkah-langkah antisipasi mulai dari pengadaan vaksin,
melakukan percepatan pemberian vaksin kepada masyarakat agar terbentuk herd immunity. Selain itu melaksanakan refocusing anggaran dengan lebih
mengutamakan pada penanganan Covid-19. Pemerintah juga menyusun kebijakan
pembatasan pergerakan masyarakat agar laju penyebaran Covid-19 dapat dihambat.
Masih banyak langkah-langkah yang diambil Pemerintah dalam menanggulangi wabah
ini. Semua langkah tersebut memerlukan proses dan keterlibatan berbagai pihak. Pemerintah,
masyarakat dan organisasi-organisasi yang ada di Indonesia bahkan diri kita
sebagai pribadi dituntut untuk ikut serta terlibat dalam menghambat penyebaran
Covid-19.
Pilihan
tindakan dan pengambilan keputusan setiap individu sebagai anggota masyarakat
sangat menentukan keberhasilan pelaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam
penanggulangan Covid-19. Pilihan terbaik dalam menghadapi situasi ini adalah
selalu berpikir positif. Setiap individu dalam masyarakat adalah bagian dari
solusi terkait penanganan Covid-19. Artinya pola hidup dan segala tindakan didasarkan
tindakan pencegahan yang semakin menular. Patuhi aturan untuk senantiasa
Menjaga Jarak; Memakai Masker, Mencuci tangan, Menjauhi Kerumunan, Membatasi mobilitas
atau yang lebih dikenal dengan Gerakan 5 M.
Gerakan 5 M ini
penting artinya karena menurut pemberitaan, Covid-19 dengan varian baru lebih
susah untuk dideteksi dan lebih mudah menular. Setelah menjalankan gerakan 5 M
maka wajib untuk mengikuti program vaksinasi. Vaksin dapat mencegah kejadian
fatal akibat tertular Covid-19. Nah setelah semua hal tersebut dilakukan
apakah sudah terbebas dari virus ini? Tentu tidak. Corona masih bisa
menjangkiti. Lalu, apa yang mesti dilakukan?
Menurut laman Halodoc
Coronavirus atau disebut juga dengan virus corona merupakan keluarga besar virus yang
mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang,
seperti penyakit flu. Seperti umumnya virus flu, dengan
imunitas yang memadai maka akan sembuh dengan sendirinya. Namun untuk virus
corona ini ada faktor-faktor yang dapat memperberat keadaan seperti ada
tidaknya penyakit bawaan penderita. Untuk dapat mengalahkan virus ini selain pemberian
vaksin juga perlu menjaga stamina tubuh.
Virus tidak akan bisa masuk ke tubuh manusia jika staminanya bagus. Sehingga
pilihan tindakan yang mesti kita ambil adalah melakukan vaksinasi dan stamina
tubuh tetap terjaga. Bagaimana menjaga stamina berikut tips menjaga stamina
tubuh berdasarkan pengalaman penulis dan hasil menyarikan dari berbagai sumber.
1.
Olahraga
Berolahraga menjadi menu wajib dalam peningkatan stamina tubuh. Olahraga ini tentu dipilih dan disesuaikan dengan kemampuan tubuh. Jadi bisa jadi setiap orang berbeda-beda kebutuhan olah raganya. Yang terpenting lakukan olahraga secara rutin dan terukur dari yang ringan terlebih dahulu kemudian lakukan peningkatan secara bertahap. Kita ambil contoh dari jalan kaki sebanyak 2.000 langkah kemudian bisa bertahap ditingkatkan menjadi 3.000, 5.000, 10.000 langkah dan seterusnya. Apabila telah dirasa nyaman bisa ditambah dengan olahraga otot. Lakukan kegiatan olahraga minimal 3 kali dalam seminggu.
2.
Diet
tinggi protein dan serat
Kandungan protein dan serat dalam makanan dapat membantu stamina tubuh tetap terjaga. Kandungan ini terdapat dalam daging, kacang-kacangan sayuran dan buah-buahan. Variasi makanan dan kelengkapan asupan yang dimakan setiap hari menentukan kebugaran tubuh.
3.
Istirahat
yang cukup
Secara teori tubuh butuh istirahat 6-8 jam setiap hari. Hal ini akan membantu tubuh untuk me- recharge. Oleh karena itu beri tubuh kita untuk melakukan recovery setelah aktivitas seharian.
4.
Tidak
stres
Stres menjadi pemicu menurunkan stamina. Tetap positive thinking untuk setiap keadaan.
Seperti menyikapi kondisi saat ini. Menjadi bagian dari solusi dalam mencegah
penyebaran Covid-19 adalah sesuatu yang positif. Dengan berpikir positif maka respon tubuh pun
akan positif. Disamping itu tubuh perlu reward,
maka berikan asupan jiwa yang memadai. Menekuni hobi adalah salah satu
memberikan reward kepada tubuh atau dapat
juga dengan melakukan me time.
Nah daripada mengerutu, marah dan melakukan tindakan yang tidak berfaedah, kita dapat berkontribusi dalam menghambat laju penyebaran Covid-19 dengan selalu berpikir positif dan menjaga stamina tubuh kita. Ingat lebih baik mencegah daripada mengobati. Tips sehat di atas dapat digunakan sebagai pedoman. Ayo menjadi bagian dari solusi. Salam sehat.
Penulis : Marhaeni Rumiasih