Peningkatan sektor infrastruktur
guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional telah menjadi program prioritas
pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak masa periode pertama bersama dengan Wakil
Presiden Jusuf Kalla. Berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 ditargetkan pertumbuhan ekonomi dapat dicapai pada kisaran 7 persen per tahun
dan RPJMN 2020-2024 ditargetkan pada kisaran 5,7-6,0 persen per tahun. Dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang
telah direncanakan tersebut, pemerintah menetapkan kebijakan percepatan
pembangunan infrastuktur sebagai salah satu agenda pembangunan nasional
2015-2019 dan dilanjutkan pada tahun 2020-2024 dengan target menghubungkan
kawasan produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata,
mendongkrak lapangan kerja baru dan mempercepat peningkatan nilai tambah
perekonomian rakyat.
Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) yang
menyebar di seluruh dunia termasuk Indonesia telah berdampak secara luas pada
berbagai aspek termasuk kesehatan, ekonomi dan sosial. Sektor ekonomi menjadi
salah satu sektor yang terpengaruh signifikan akibat perlambatan pertumbuhan
ekonomi yang disebabkan adanya pembatasan sosial dan karantina wilayah sehingga
aktivitas ekonomi menjadi terhambat. Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS),
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Tahun 2020 sebesar 2,19 persen (year-on-year) dan
pada Tahun 2021 sebesar 3,69 persen (year-on-year).
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan
salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi
dampak Covid-19 terhadap perekonomian. Selain penanganan krisis kesehatan,
Pemerintah juga menjalankan program PEN sebagai respon atas penurunan aktivitas
masyarakat yang berdampak pada ekonomi, khususnya sektor informal atau UMKM. Dukungan
untuk dunia usaha diantaranya bagi korporasi diberikan insentif pajak dan penempatan
dana pemerintah di perbankan untuk restrukturisasi debitur UMKM. Adapun dukungan
untuk UMKM seperti adanya subsidi bunga, insentif pajak dan penjaminan untuk
kredit modal kerja baru UMKM.
Berdasarkan data BPS Provinsi Maluku Utara, kinerja
pertumbuhan ekonomi khususnya di Provinsi Maluku Utara yang terdiri dari 10
Kota/Kabupaten, pada tahun 2020 tumbuh sebesar 4,92 persen dan pada Tahun 2021 mencatatkan peningkatkan yang
cukup signifikan sebesar 16,40 persen. Kinerja perekonomian
Maluku Utara sebagian besar ditopang dari lapangan usaha industri pengolahan,
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sektor pertambangan dan
penggalian.
Kementerian Keuangan melalui Special
Mission Vehicles (SMV) yang dimiliki, turut berperan dalam mendukung pembangunan
ekonomi baik skala nasional maupun regional. Mengutip Media Kekayaan Negara Edisi
32 Tahun X/2019, SMV Kementerian Keuangan merupakan Badan Layanan Umum (BLU),
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Lembaga yang berada di bawah pembinaan
dan pengawasan Kementerian Keuangan yang memiliki mandat dan tugas khusus. SMV
dibawah Kemenkeu yang berbentuk BUMN diantaranya PT Sarana Multi Infrastruktur
(PT SMI), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII), PT Sarana Multigriya
Finansial (PT SMF), PT Geo Dipa Energi (PT GDE), Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI), sedangkan yang berbentuk BLU seperti Lembaga Manajemen Aset
Negara (LMAN), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Pusat Investasi
Pemerintah (PIP).
Pembinaan dan pengawasan terhadap
SMV yang berbentuk BUMN dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
melalui Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) yang memiliki peran sebagai
perpanjangan tangan Menteri Keuangan dalam kedudukan, tugas dan kewenangannya
selaku Pemegang Saham atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Perusahaan
Perseroan (Persero). Adapun yang berbentuk BLU dilaksanakan oleh Direktorat
Pembinaan Pengelolaaan Keuangan BLU (PPK-BLU) Ditjen Perbendaharaan selaku Pembina
Keuangan dan masing-masing Pimpinan Eselon I selaku Pembina Teknis.
Profil dan peran SMV pada
umumnya masih belum terlalu dikenal luas di lingkungan Kantor Vertikal Kementerian
Keuangan. Namun demikian, sejak beberapa tahun terakhir, dalam rangka mendukung
program Regional Chief Economist (RCE), beberapa Kanwil DJKN termasuk Kanwil
DJKN Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo dan Maluku Utara (Sulutenggomalut) membentuk
Pojok SMV yang menjadi sarana kolaborasi antara SMV Kemenkeu dengan DJKN dalam membentuk
ruang komunikasi antara SMV dengan stakeholders di daerah sehingga dapat
mempercepat diseminasi informasi terkait produk/layanan dan peran SMV.
Provinsi Maluku Utara menjadi salah
satu daerah yang mendapat manfaat dari peran SMV Kemenkeu diantaranya PT SMI, PT
Geo Dipa Energi, PT PIP, PT SMF, BLU PIP dan BLU LPDP. PT SMI berperan sebagai katalis percepatan pembangunan infrastruktur nasional.
Pada tahun 2015, dengan adanya pengalihan aset dari PIP sebesar Rp18,356 triliun, makin menguatkan kemampuan finansial PT SMI dalam menyediakan berbagai produk pembiayaan yang inovatif
bagi proyek-proyek yang berdampak besar pada kesejahteraan ekonomi, sosial dan
lingkungan. Berdasarkan Laporan Tahunan PT SMI Tahun 2020, telah ditandatangani
perjanjian pembiayaan infrastruktur publik dengan Pemprov Maluku Utara untuk
proyek jalan dengan nilai komitmen/nilai proyek sebesar Rp350 miliar dan telah
diterbitkan offering letter proyek Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di
Sofifi sebesar Rp139,30 miliar. Selain itu, sebagai respon atas terjadinya pandemi
covid-19, PT SMI juga memberikan pinjaman dalam rangka PEN kepada Pemkab Pulau Morotai
sebesar Rp200 miliar dan relaksasi pembayaran bunga pinjaman daerah kepada
Pemkab Halmahera Selatan.
Dalam rangka memperoleh
manfaat sosial ekonomi dan lingkungan proyek pembiayaan berkelanjutan, PT SMI
bersama dengan Bupati Halmahera Barat telah menandatangani perjanjian kerjasama
pelaksanaan fasilitas penyediaan data dan informasi panas bumi wilayah Jailolo Halmahera
Barat. Pelaksanaan Government Drilling untuk
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) direncanakan akan dimulai
pada Tahun 2023 yang bersumber dari energi panas bumi di Jailolo dan memiliki
potensi sebesar 75 MW sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Maluku
Utara.
Program Government
Drilling ditugaskan pemerintah kepada PT SMI sebagai pengelola pembiayaan, PT
Geo Dipa Energi sebagai pelaksana teknis pengeboran dan PT Penjaminan
Infrastruktur Indonesia (Persero) sebagai pendukung penjaminan. Program government
drilling merupakan bentuk kerjasama dan sinergi antar SMV dimana
dalam program tersebut, pemerintah mengambil resiko yang paling besar yaitu tahap
eksplorasi. Namun demikian, pembangunan PLTP ini
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi permasalahan utama terkait pemadaman
listrik yang sering terjadi di Provinsi Maluku Utara khususnya di Halmahera
Barat serta dapat berdampak multiplier effect bagi peningkatan
pendapatan bagi daerah penghasil PLTP termasuk peningkatan investasi yang akan
ditanamkan di daerah tersebut sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat sekitar.
Sektor perumahan menjadi salah satu prioritas utama
pemerintah untuk dapat memberikan hunian yang layak bagi masyarakat. Melalui PT
SMF, pemerintah memberikan dukungan pembiayaan KPR siap huni, Kredit Mikro Perumahan
dan KPR Sewa Beli sehingga kebutuhan masyarakat akan kebutuhan hunian layak dan
terjangkau dapat terpenuhi. Adapun penyaluran pembiayaan rumah komersil untuk
wilayah Indonesia Timur sebesar Rp309,61 miliar yang tersebar di Provinsi Papua,
Papua Barat, dan Maluku, serta Maluku Utara yang bekerja sama dengan BTN dan
Bank Mualamat Indonesia. Diharapkan dengan berkembangnya industri perumahan
juga dapat memberikan multiplier effect ke berbagai sektor lainnya.
SMV Kemenkeu turut berperan dalam memajukan sektor Pendidikan
di Maluku Utara baik melalui BLU LPDP maupun BLU PKN Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
(STAN). LPDP berkontribusi dalam memperkuat kualitas SDM Indonesia dengan memberikan
kesempatan kepada seluruh anak bangsa untuk mengembangkan kompetensi pendidikan
melalui beasiswa yang inklusif untuk jenjang master dan doktor. Seluruh anak
bangsa yang memenuhi persyaratan dapat mendaftar melalui beasiswa umum/regular
maupun targeted baik universitas di dalam maupun luar negeri. Sebagai contoh,
dilansir dari detik.com, Muhammad
Fitrah Pratama Teng merupakan salah satu awardee LPDP yang berasal dari Kota
Ternate yang berhasil memperoleh gelar master dari Northeastern University Amerika
Serikat pada tahun 2021.
Sesuai arahan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, LPDP juga
memberikan pemihakan kepada daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T)
melalui program beasiswa afirmasi dengan
persyaratan yang relatif lebih memudahkan dibanding beasiswa regular. Beasiswa afirmasi
ini diperuntukan untuk 96 daerah yang tersebar di daerah termasuk Provinsi Maluku
Utara serta wilayah Lampung, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
(NTT), Papua, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
dan Sumatera Utara.
Selanjutnya untuk putera/puteri
lulusan Sekolah Menengah Atas
(SMA) atau yang sederajat dapat mendaftar PKN STAN yang merupakan sekolah tinggi
kedinasan baik melalui jalur regular maupun jalur afirmasi. Program Afirmasi
dikhususkan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi putera/puteri asli
dari daerah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan NTT yang nantinya diharapkan
dapat berperan dalam pembangunan daerahnya masing-masing. Kantor Vertikal Kemenkeu
di Wilayah Papua, Maluku, Maluku Utara dan NTT berperan aktif memberikan public
campaign termasuk survey peminatan dan pendampingan terkait program
afirmasi PKN STAN ini.
Dari sisi UMKM, BLU PIP dan seluruh instansi vertikal Kemenkeu di Provinsi
Maluku Utara bersinergi dan berkolaborasi untuk mendukung Program PEN dengan memberikan edukasi pemberdayaan kepada pelaku usaha Ultra Mikro
melalui Program Rumah Umi (Rumah Ultra Mikro) dengan menyediakan fasilitas dan
bimbingan kepada para pelaku usaha Ultra Mikro dan UMKM. Rumah Umi ini menjadi wadah pembinaan bagi para pengusaha
pemula yang belum memiliki pengalaman dan modal yang cukup untuk menyewa tempat
usaha.
Berdasarkan hasil analisis manfaat
dan dampak ekonomi
sosial (AMDES) oleh Tim Penilai KPKNL Ternate, diketahui bahwa Proyek Rumah Umi memberikan
kontribusi manfaat ekonomi berupa penyerapan tenaga kerja sebesar Rp208 juta
per tahun dan perputaran uang dari kegiatan food court sebesar Rp1,53
miliar per tahun. Selain itu, Rumah Umi dapat menjadi alternatif pusat kuliner di
Kota Ternate sehingga dapat menggairahkan aktivitas ekonomi di lingkungan sekitarnya.
Demikian sebagian peran dan kontribusi SMV Kemenkeu di provinsi dengan indeks
kebahagiaan paling tinggi di Indonesia dan tentunya masih banyak lagi peran dan
kontribusi SMV di daerah lainnya yang turut mendukung pembangunan ekonomi baik
regional maupun nasional. (Bayu Setiaji – KPKNL Ternate).