Fenomena Echo Chamber: Bagaimana ASN Dapat Bersikap Lebih Kritis dan Objektif
Sigit Luhur Pambudi
Senin, 28 Oktober 2024 |
2775 kali
Dunia sudah beralih ke dalam sebuah tatanan baru dengan berbagai perubahannya. Digitalisasi hampir terasa di segala lini. Kehidupan hampir tidak pernah lepas dari sentuhan gawai. Hal-hal yang dahulu tidak tersentuh digital, sekarang menjadi hal yang biasa. Kini semua dapat “dijangkau” hanya dengan sentuhan dan informasi tersebar tak kenal batas ruang dan waktu. Di titik inilah kita perlu berhenti sejenak dan berpikir bagaimana seharusnya bersikap dengan bijak.
Kita perlu melihat berbagai fenomena di sekitar dari berbagai perspektif. Hal tersebut guna mendukung proses pengambilan kesimpulan maupun tindakan agar sesuai dengan data dan fakta. Namun demikian, di era digital ini hal tersebut justru menjadi tantangan yang harus kita hadapi. Hal ini dikarenakan adanya sebuah fenomena yang disebut Echo Chamber (efek ruang gema).
Apa itu Echo Chamber?
Echo Chamber adalah fenomena yang terjadi dalam budaya penggunaan media sosial maupun internet secara umum. Echo chamber ini mengisyaratkan sikap seseorang yang defensif terhadap pendapat dan perspektifnya sendiri. Informasi dapat berasal dari banyak sumber, tetapi ketika kita hanya mau mendengar dari satu perspektif dan opini yang sama dengan kita, dimungkinkan kita sudah berada di dalam sebuah echo chamber.
Cara memilih informasi di mesin pencari dapat diibaratkan sebagai bunyi teriakan di tepi jurang (ada efek gema). Tentu, bunyi teriakan akan memantulkan bunyi yang sama pula. Hal itu didukung dengan sistem kerja mesin pencari di internet ataupun media sosial yang disebut filter bubble (gelembung filter). Algoritma yang diciptakan akan membuat sebuah semesta informasi yang unik bagi setiap pengguna berdasarkan aktivitasnya. Yang menjadi masalah adalah algoritma tadi tidak menyaring menilai benar salahnya informasi melainkan hanya mempertimbangkan informasi tersebut diminati pengguna atau tidak.
Selanjutnya, efek yang mungkin timbul adalah seseorang tidak dapat terbuka dari perspektif orang lain. Penyempitan sudut pandang akan semakin membuat semua hal menjadi runcing dan sulit dalam membuka ruang diskusi yang konstruktif.
Lalu apa hubungannya fenomena Echo Chamber ini dengan kita sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)?
Sebagai ASN, kita diberikan panduan melalui aturan dan norma yang membantu kita menjalankan tugas dengan profesionalisme dan integritas tinggi. Untuk itu, ASN harus bersikap bijak dalam berselancar di dunia maya. Namun demikian, fenomena Echo Chamber kini tak terelakkan lagi. Sangat penting bagi kita tetap memiliki pemikiran terbuka pada saat bermedia sosial.
Beberapa poin di bawah ini dapat dilakukan agar kita sebagai ASN dapat terhindar dari Echo Chamber:
Mengingat peran ASN sebagai pelayan publik yang diharapkan menjadi teladan dalam setiap aspek kehidupan, maka kehadiran di dunia maya harus mencerminkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab yang sejalan dengan etika pekerjaan. Dengan menggunakan media sosial secara positif dan produktif, ASN dapat berkontribusi tidak hanya dalam menjaga citra diri, tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintahan.
Sumber:
Disclaimer |
---|
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja. |