Permasalahan keuangan yang tidak dapat diselesaikan menyebabkan banyak orang terlilit hutang dan yang terburuk adalah terjerumus pada pinjaman ilegal. Selain itu, pemahaman yang minim akan instrumen investasi menyebabkan banyak pihak tertipu investasi bodong. Pandemi COVID-19 ini memperburuk keuangan individu terutama bagi yang terbiasa mengandalkan kredit untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup. Kondisi tersebut menyebabkan pembahasan mengenai perencanaan keuangan menjadi penting dan menarik untuk dipelajari. Mengapa perencanaan keuangan penting?
Fase hidup manusia dapat diilustrasikan dengan gambar 1 di bawah. Kegiatan pada fase 1 adalah bermain dan belajar. Semua kebutuhan pada fase ini menjadi tanggungjawab orang tua. Pada fase 2 individu mengalami masa transisi dimana yang awalnya orang tua memenuhi kebutuhan, perlahan mereka memenuhi kebutuhannya sendiri setelah mendapatkan pekerjaan dan menerima gaji. Kegiatan pada fase 2 dan 3 adalah bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Fase 4 adalah masa pensiun. Pada fase 4, umumnya sudah tidak bekerja namun masih harus memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Apakah mungkin pada saat pensiun(tidak bekerja) masih harus memenuhi kebutuhan keluarga? Darimana sumber pendapatan pada masa pensiun?
Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan saat ini, kebutuhan jangka menengah (5- 10 tahun), dan kebutuhan jangka panjang(>10 tahun). Kebutuhan saat ini meliputi makan, minum, tempat tinggal,transportasi, telekomunikasi, dan bersedekah. Kebutuhan saat ini didanai dengan dana operasional. Dana operasional sifatnya likuid atau dengan kata lain mudah dicairkan sewaktu-waktu. Dana operasional dapat disimpan di rekening bank dalam bentuk tabungan.
Di luar kebutuhan tersebut, terkadang ada hal-hal yang tidak terduga seperti keluarga sakit, terkena musibah, kendaraan rusak, atau terkena pengurangan pegawai. Maka perlu disiapkan dana darurat. Dana darurat semakin menjadi perhatian setelah terjadi pandemi COVID-19 karena kebutuhan tetap namun pendapatan berkurang. Sehingga pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dan melunasi kredit yang ada. Dana darurat sebaiknya disimpan terpisah dengan dana operasional. Jumlah dana darurat tiap orang berbeda-beda. Tidak ada patokan jumlah dana darurat yang harus disiapkan. Hanya sebagai gambaran,besarnya dana darurat bagi pegawai belum menikah yang perlu disiapkan adalah 3 -6 kali pengeluaran bulanan. Dana darurat akan lebih besar pada pasangan suami istri dan keluarga yang memiliki anak. Dana darurat dapat disimpan di instrumen yang mudah dicairkan sewaktu-waktu seperti reksa dana pasar uang dan tabungan.
Kebutuhan jangka menengah tiap individu berbeda-beda tergantung pada tujuan hidup dan value yang dianut. Sebagai contoh kebutuhan jangka menengah yaitu melanjutkan pendidikan S2 dan S3, traveling, membeli rumah atau mobil kedua, memberangkatkan orang tua haji atau umroh, pendidikan anak-anak. Kebutuhan jangka menengah biasanya tidak mendesak untuk dipenuhi saat ini. Sehingga dapat direncanakan dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Kebutuhan jangka panjang meliputi dana pensiun.Ketika memasuki fase pensiun, pendapatan yang diperoleh pada fase 2 dan 3 tidak lagi diterima. Semua kebutuhan termasuk dana pensiun harus dipersiapkan saat masih bekerja. Beberapa individu menyisihkan pendapatannya pada instrumen keuangan untuk memperoleh pendapatan pasif (passive income). Beberapa contoh Passive income yaitu bunga pada deposito, dividen pada saham, pendapatan sewa pada kepemilikan properti. Pada fase 4, passive income diubah menjadi cash flow. Dengan kata lain, sumber pendapatan di fase 4 adalah bunga, dividen, pendapatan sewa atau imbal hasil lain dari kepemilikan aset.
Berikut instumen keuangan yang dapat digunakan untuk menyimpan dana dalam jangka pendek dan menengah,
a. Deposito Berjangka
merupakan produk bank seperti tabungan yang menawarkan suku bunga lebih tinggi dari tabungan. Tingkat risiko instrumen ini rendah. Deposito dapat dicairkan dalam jangka waktu 1, 3, 6, 12 hingga 24 bulan. Meski relatif aman,perlu diperhatikan bahwa pencairan deposito yang tidak sesuai perjanjian akan menimbulkan biaya denda. Deposito tersedia di setiap bank dengan suku bunga yang bervariasi. Tiap bank memiliki minimal deposito yang berbeda.
b. Surat Berharga Negara (SBN)
merupakan surat hutang yang diterbitkan Pemerintah RI, terdiri atas Saving Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Obligasi Negara Ritel (ORI), dan Sukuk Ritel (SR). Karena dijamin oleh Negara, tingkat risiko instrumen ini rendah. Minimal investasi pada SBN adalah 1 juta rupiah. SBN menawarkan suku bunga yang berbeda-beda untuk tiap jenis SBN. Produk SBN dapat dibeli di mitra distribusi seperti bank, perusahaan fintech, dan perusahaan efek. Pilihlah mitra distribusi yang terdaftar di OJK. SBN memiliki tenor yang berbeda. Jatuh tempo SBR dan ST adalah 2 tahun sedangkan ORI dan SR adalah 3 tahun. Informasi mengenai SBN dapat diakses di https://www.djppr.kemenkeu.go.id/.
c. Reksadana Pasar Uang
Instrumen yang dikelola oleh manajer investasi (MI) dengan portofolio seperti Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito (Negotiable certificates of Deposit), Surat Berharga Pasar Uang, Surat Pengakuan Utang, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Komersial (Commercial Paper). Karena disimpan pada instrumen yang berisiko rendah sekaligus dikelola oleh MI yang kompatibel, maka tingkat risiko instrumen ini rendah. Keuntungan reksa dana pasar uang dibanding membeli deposito di bank adalah tidak adanya minimal dana yang dibutuhkan untuk investasi dan potensi keuntungan mampu lebih tinggi dari deposito bank. Reksadana dapat dibeli kapan saja dan dijual kapan saja di bank, perusahaan fintech, dan perusahaan efek. Pilihlah mitra distribusi yang terdaftar di OJK.
Selain berbeda dari sisi jangka waktu, investasi jangka menengah dan jangka panjang memiliki tingkat risiko yang berbeda. Karena setiap orang tidak mengetahui apa yang akan terjadi 10 tahun ke depan, maka untuk investasi jangka panjang perlu dipelajari sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli instrumen apa. Adapun instrumen investasi jangka panjang antara lain:
a. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
merupakan investasi jangka panjang dengan tingkat risiko yang rendah. Produk DPLK ditawarkan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa. DPLK berbentuk iuran yang bisa langsung dipotong dari saldo rekening tiap bulan yang jumlahnya relatif kecil. Ketika jatuh tempo, DPLK akan dicairkan tiap bulan seperti pemberian gaji. DPLK didesain untuk dana pensiun sehingga jangka waktu yang dibutuhkan lebih dari 10 tahun.
b. Reksa dana Saham
bagi investor pemula yang ingin berinvestasi jangka panjang reksa dana saham relatif aman. Berbeda dengan reksa dana pasar uang, reksa dana saham akan dikelola MI minimal 80% berupa saham. Reksa dana saham dapat dibeli kapan saja dan dijual kapan saja. Investasi reksa dana saham biasanya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari 10 tahun sebab harga saham berfluktuasi dalam jangka pendek. Potensi return yang diberikan reksa dana pasar saham umumnya lebih besar dari reksadana pasar uang.Instrumen ini dapat dibeli di mitra distribusi. Pilihlah mitra distribusi yang terdaftar di OJK.
c. Saham
merupakan surat kepemilikan atas suatu perusahaan. Saham dapat dibeli kapan saja dan dijual kapan saja melalui broker saham yang menjadi anggota BEI. Saham dikelola sendiri oleh investor sehingga investor harus mempelajari kondisi keuangan perusahaan, manajemen yang memimpin perusahaan, dan rencana jangka panjang perusahaan sebelum menentukan akan membeli saham. Banyak indikator keuangan yang dapat digunakan untuk memilih saham. Saat ini saham dapat diperoleh dengan minimal pembelian 1 lot atau 100 lembar saham. Keuntungan investasi saham adalah dividen dan potensi capital gain.
d. Properti
Properti menjadi investasi favorit yang nilainya cenderung stabil dan terus naik serta dapat dijadikan agunan. Hanya saja diperlukan modal yang besar untuk membeli instrumen ini. Di samping itu likuiditas properti rendah dan biaya perawatan dan pajak cukup tinggi. Sebelum membeli properti, usahakan telah melakukan survey terkait jenis properti (tanah, rumah tapak, apartemen),lokasi, akses publik di sekitarnya, kredibilitas developer, surat kepemilikan,dan proses jual beli. Selain itu, perhitungan potensi pendapatan dan kemungkinan biaya yang akan timbul juga perlu diperhatikan. Pemilihan aset yang tepat akan mendatangkan pendapatan yang tetap yang berlipat-lipat nilainya di masa depan. Pendapatan dari properti dapat digunakan sebagai cash flow saat pensiun.
e. Emas
Emas merupakan penjaga nilai harta dari inflasi, fluktuasi emas dipengaruhi oleh kurs dolar, euro, dan yuan. Jadi ketika dolar naik, emas juga ikut naik. Keuntungan investasi emas adalah dapat digadaikan atau dijual jika memerlukan dana mendesak.
Yang perlu diperhatikan saat membeli emas adalah harga jual dan harga beli. Harga jual adalah harga saat membeli emas, sedangkan saat menjual emas harga yang digunakan adalah harga beli. Umumnya terdapat perbedaan harga antara harga beli dan harga jual. Emas lebih baik dipilih sebagai investasi jangka panjang. Jadi harga jual saat kita beli emas telah melampaui harga beli saat kita menjual.
Jika ingin digunakan sebagai investasi, lebih baik membeli emas batangan di butik emas atau toko emas dengan gram yang besar (minimal 10gr). Jika kita perhatikan, membeli emas dengan gram kecil lebih mahal dibanding membeli emas dengan gram besar. Hal ini disebabkan adanya biaya cetak yang mahal.
Mulailah dengan menentukan tujuan keuangan dan pelajari berbagai instrumen investasi yang sesuai preferensi. Biasakan untuk mencari informasi sebelum menentukan instrumen investasi karena tanggung jawab perencanaan keuangan ada pada tiap individu. Kemudian sisihkan dana di awal bulan saat menerima gaji. Dan terakhir, segera lakukan jangan tunggu sampai pensiun.
Sumber:
Ditulis oleh: Syaila Anya Tanaya- KPKNL Tarakan