Berangkat Melaksanakan Tugas, Bonus Keindahan Alam Nias
Nelli Siallagan
Kamis, 21 Maret 2024 |
509 kali
Wilayah kerja Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Padangsidimpuan meliputi 14 kota dan
kabupaten yaitu Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten
Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten
Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli
Tengah, serta 5 kota dan kabupaten di pulau nias meliputi Kota Gunungsitoli,
Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, dan Kabupaten
Nias Barat.
Salah satu fungsi Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Padangsidimpuan yaitu pemberian layanan
penilaian. Dalam rangka pelaksanaan penilaian, penilai pemerintah di Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Padangsidimpuan melakukan pengumpulan data
dan/atau informasi melalui survei lapangan. Survei lapangan dimaksud dilakukan
atas objek penilaian, objek pembanding, dan objek lainnya untuk mendapatkan
data dan/atau informasi yang selengkap-lengkapnya, selanjutnya dilakukan
pemilihan, verifikasi, dan diolah, maka didapatlah data dan/atau infomasi yang
benar-benar dipergunakan sebagai bahan analisis
hingga pada akhirnya dapat disimpulkan Nilai Wajar atas objek penilaian.
Sedangkan penilaian yang dilakukan oleh penilai pemerintah bertujuan dalam
rangka pemindahtanganan, pemanfaatan, pencatatan, dan tujuan lainnya. Sumber
data dan/atau informasi didapatkan penilai pemerintah dari banyak pihak,
diantaranya dari satuan kerja pemohon penilaian, pemerintah setempat tempat,
instansi pemerintah/swasta, masyarakat setempat, atau melalui media elektronik/online,
dan lain-lain.
Sepanjang melaksanakan survei lapangan serta mengingat wilayah kerja yang luas (14 kota dan kabupaten) dimana setiap daerah memiliki ciri khas atau kearifan lokal masing-masing, tentunya memberikan banyak pengalaman menarik bagi penilai pemerintah di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Padangsidimpuan. Kali ini penilai ingin berbagi pengalaman tentang daerah yang dikunjungi saat melakukan survei lapangan, namun secara khusus dari daerah Nias.
Perjalanan dari Kota Padangsidimpuan menuju Nias ditempuh melalui jalur darat dan laut. Diawali dari perjalanan darat dari Kota Padangsidimpuan menuju pelabuhan Kota Sibolga, ditempuh sejauh 99 km dengan jarak tempuh selama 2,5 jam perjalanan darat, setelah itu dilanjutkan dengan perjalanan jalur laut dari pelabuhan Kota Sibolga menuju pelabuhan Kota Gunungsitoli selama 8 sampai 9 jam perjalanan laut, atau dari pelabuhan Kota Sibolga menuju pelabuhan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan selama 10 sampai 11 jam perjalanan laut. Nias dikenal dengan banyak pantai dan budayanya, beberapa tempat yang pernah dikunjungi oleh penilai pemerintah yaitu:
1. Desa Bawömataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan.
Desa ini memiliki lebih dari 140 rumah tradisional yang usianya lebih dari ratusan tahun dan masih kokoh hingga saat ini. Untuk mencapai desa ini wisatawan harus naik ke atas bukit dengan menaiki 88 buah anak tangga. Desa ini menjadi kunjungan wisatawan yang ingin menyaksikan atraksi lompat batu (fahombo) dan tarian perang (baluse atau disebut juga fatele).
2. Pantai Sorake dan Pantai Lagundri
Pantai Sorake dan Pantai Lagundri adalah pantai yang masih berada dalam satu garis pantai di Kecamatan Luahagundre Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan. Kedua pantai ini menyajikan pemandangan alam pantai yang luar biasa indah, bersih, dan alami, tersohor di kalangan wisatawan mancanegara, terutama bagi penggemar surfing. Pantai dengan ombak yang bisa mencapai 15 meter ini selalu jadi surga tersendiri bagi mereka yang suka menantang diri bergumul dengan ombak. Pantai Sorake bahkan dinobatkan dalam 10 pantai terbaik di dunia untuk berselancar, tak heran kalau di Pantai Sorake Nias sempat digelar kejuaraan surfing tingkat internasional.
Terletak di Desa Balefadoro Tuho, Kecamaten Lahewa, Kabupaten Nias Utara. Salah satu keistimewaan pantai ini adalah karang-karang eksotis (juga dikenal sebagai batu otak karena sekilas menyerupai otak) yang sebelumnya berada di bawah laut menjadi berada di daratan pantai dikarenakan surutnya air laut yang terjadi sejak peristiwa gempa bumi yang terjadi di Nias pada Maret 2005 silam. Selain itu kita dapat merasakan sensasi mengapung meski tanpa pelampung seperti di laut mati, hal ini disebabkan oleh kandungan kadar garam yang sangat tinggi di air laut pantai ini. Pantai Tureloto dijuluki sebagai laut mati-nya Indonesia, akan tetapi walaupun kadar garamnya sangat tinggi, pantai ini masih menyimpan kehidupan biota laut yang kaya di dalamnya.
4. Pantai Sirombu
Terletak di Desa Sirombu, Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias Barat. Pantainya membentang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Pantai Sirombu pernah tersapu tsunami pada 2004 dan gempa bumi pada 2005. Salah satu spot terbaik menikmati suasana matahari terbenam di pulau Nias adalah di Pantai Sirombu. Di pantai ini pengunjug bisa menyantap ikan bakar segar di pondok Ikan Bakar Hutagalung yang menjadi salah satu ikoniknya Pantai Sirombu. Pondok-pondok kayu itu dibangun tepat di kawasan pantai.
5. Pulau Tello
Pulau Tello merupakan ibukota kecamatan dari pulau-pulau batu di Kabupaten
Nias Selatan. Gulungan ombak yang besar memang menjadi daya tarik utama
kedatangan para turis ke pulau ini, ditambah
pula dengan pesona alam yang indah serta kondisi yang masih alami serta tidak
terlalu ramai. Pantai ini berpasir lembut juga memiliki kekayaan alam bawah
laut yang mempesona memanjakan mata. Apalagi pemandangan sunrise dan sunset di
pulau ini sangat eksotis.
Terima Kasih
Saudara-saudaraku (Saohagölö talifusö)
“Nilai untuk Negeri”
oleh: Freddy ABH Sinaga
Disclaimer |
---|
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja. |