Sebagai salah satu daerah yang ditunjuk sebagai calon Ibu kota negara baru, Kabupaten Kutai Kartanegara kembali menunjukkan keseriusannya dalam memperkenalkan budaya lokalnya. Setelah acara Erau selesai
dilaksanakan, kini giliran TIFAF (Tenggarong International Folk Arts Festival)
VII tahun 2019 di mulai. Agenda rutin yang dilaksanakan tiap tahun ini terus diupayakan dapat menarik wisatawan ke Kutai Kartanegara pada umumnya dan khususnya ke Tenggarong sebagai Ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara. Pada tahun ini TIFAF dilaksanakan tanggal 21 - 29
September 2019. Acara ini dikenal dengan adanya kesenian yang ditampilkan dari
berbagai Negara. Tercatat ada 7 negara yang mengirimkan duta seninya,
diantaranya Ranranga Dance Academy Srilanka, Phranajhon Rajabhat University
Thailand, Folkloristische Dansgroep Hellendorn Netherlands, Cossack Dance
Ensemble Stanitsa Rusia, Cununa Apusenilor Romania, Arts and Culture
Association Timor Furak Timor Leste, dan Sharkia Folklore Troup Mesir. Berbagai
acara yang akan dilaksanakan diantaranya, Karnaval Seni Internasional, Kukar
Expo, Pentas Kesenian Rakyat Internasional, Eksebisi Permainan Tradisional,
Upacara Adat Suku Dayak, Pertunjukkan di jalan Kesenian Rakyat Internasional,
Lomba Balap Ketinting, Kunjungan ke Sekolah, Lomba Permainan Tradisional,
Program Tenggarong Hijau dan Kunjungan Budaya, Pemilihan Teruna Dara Cilik,
Lomba Fashion Adat Kanak Kutai,
Festival Kesenian Daerah Kutai, dan Ziarah Makam Raja-Raja Kutai. Lokasi
kegiatan TIFAF 2019 ini dipusatkan di Kota Raja Tenggarong, diantaranya
lapangan basket tepian turap Mahakam sebagai lokasi panggung utama. Pulau
Kumala (Street Performance dan Tenggarong Hijau), Lamin Adat di Pulau Kumala
(kunjungan budaya dan eksebisi permainan tradisional), halaman Kantor Bupati
(penutupan festival).
Rangkaian kemeriahan acara TIFAF
di awali dengan Karnaval Seni Internasional yang dilaksanakan dengan para peserta dengan pawai mulai dari Bank Kaltimtara Tenggarong sampai dengan Kedaton Kutai
Kartanegara. Masing-masing kelompok peserta menampilkan kostum khas dari daerah
atau Negara masing-masing. Tak hanya dari peserta mancanegara yang menarik,
peserta dari Indonesia pun sangat menarik perhatian dengan memakai adat khas
daerah seperti, Dayak Kenyah, Toraja, Minang, Reog Ponorogo, Manado, dan masih
banyak lagi. Untuk peserta dari wilayah Tenggarong sendiri mengusung tema kostum
buah Lai yang merupakan buah khas Kalimantan Timur. Para warga Tenggarong dan
sekitarnya sangat antusias dalam menyaksikan acara ini. Mereka mengikuti
kegiatan dan ikut berjalan dari mulai start
hingga finish di Kedaton Kutai
Kartanegara tak lupa juga banyak yang meminta foto bersama dengan para peserta
yang memakai kostum unik.
Sampai di Kedaton Kutai
Kartanegara, para peserta disambut oleh Drs. H. Adji Mohammad Arifin, M.Si yang bergelar Sultan XXI Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan para pejabat
lainnya. Sesuai dengan urutan saat berjalan, peserta yang berjalan paling depan
menampilkan kesenian di hadapan sultan dan pejabat yang lainnya terlebih
dahulu. Masyarakat sangat antusias untuk menyaksikan
pagelaran seni yang hanya dapat dilihat satu tahun sekali ini. Mereka rela
duduk dan berdiri berdesak-desakan demi dapat menyaksikan kesenian dari
masing-masing kelompok peserta karnaval seni internasional ini. Selain
mempertunjukkan tarian khas dari masing-masing peserta, terdapat beberapa
peserta yang memberikan bingkisan kepada tuan rumah sebagai bentuk
ucapan selamat datang dan ada pula yang mengajak Sultan untuk menari bersama.
Festival ini tidak hanya semata-mata untuk menarik perhatian para wisatawan namun yang paling penting adalah untuk melestarikan seni budaya bangsa dan kesempatan untuk memperkenalkan keindahan kesenian tradisional di kancah internasional. Tidak hanya di Kutai Kartanegara saja, namun lebih kepada budaya di seluruh tanah air.
Seksi HI KPKNL SMD/DP