Pada rangkaian Upacara Acara Erau terdapat salah satu tradisi
yang menarik untuk diikuti. Tradisi tersebut adalah beseprah, yang dalam
bahasa Kutai artinya makan bersama sambil duduk bersila di atas tikar. Semua lapisan
masyarakat berbondong – bondong datang menghadiri acara tersebut mulai dari kerabat
Kesultanan termasuk Sultan dan Putra Mahkota, pejabat daerah, serta masyarakat
dari berbagai lapisan. Pada tahun ini, beseprah tepat dilaksanakan pada Rabu,
11 September 2019 dari mulai pukul 07.30 sampai 08.00 WITA dengan menggelar terpal
biru dengan dilapisi kain putih sepanjang jalan depan Museum Mulawarman, Jalan
Tepian Pandan, Kecamatan Tenggarong. KPKNL Samarinda berkesempatan untuk turut serta memeriahkan acara tersebut dengan memenuhi undangan dari stakeholder.
Sejak pagi sebelum acara dimulai masyarakat terlihat sibuk
menyiapkan berbagai jenis makanan yang telah siap untuk dihidangkan dan disantap
bersama. Ada berbagai macam makanan yang disajikan di hamparan kain sepanjang satu
kilometer tersebut mulai dari nasi kuning, nasi putih lengkap dengan pirik
cabek (sambal), nasi kebuli, ikan asin, gence ruan (ikan gabus goreng yang
dilumuri sambal), botok, semor, bubur, sanga ubi (ubi goreng), jajanan khas
Kutai seperti putu labu, serabai,
untuk-untuk, roti gembong, buah-buahan dan aneka jenis makanan lainnya. Sambil menunggu
acara dimulai kita dapat menikmati alunan musik khas Kutai yang dimainkan dari
sebelum acara hingga akhir acara yang membuat kearifan lokal semakin terasa.
Pada acara beseprah, seluruh hadirin duduk secara
berkelompok mengelilingi hidangan yang telah disajikan. Acara diawali dengan berdoa
bersama dengan dipimpin oleh satu orang kemudian setelah terdengar bunyi gong
yang di pukul oleh Sultan barulah semua yang peserta diperbolehkan untuk
menyantap makanan. Meski yang hadir dari beragam status sosial namun saat
berlangsungnya acara perbedaan sama sekali tidak terasa. Mereka menyantap
hidangan bersama – sama secara akrab dan rukun, terlihat juga turis dari
mancanegara yang turut menikmati hidangan.
Dahulu kala, beseprah diselenggarakan
oleh Sultan yang berkuasa sebagai jamuan kepada rakyatnya. Jamuan tersebut
menjadi simbolisasi harapan dan doa yang dipanjatkan oleh Sultan agar dapat
menjadi pemimpin yang selalu mengayomi masyarakat yang dipimpinnya. Meski
secara politis Kesultanan Kutai tidak lagi memerintah warga Kutai, nilai-nilai
ini tetap dilestarikan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Jika dahulu
pihak Keraton yang menyuguhkan aneka hidangan bagi masyarakat, maka kini
hidangan-hidangan tersebut disediakan oleh jajaran dinas Kabupaten Kutai. (https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/beseprah-nuansa-kebersamaan-dalam-tradisi-sarapan-massal-warga-kutai)
Selain
berfungsi sebagai makan gratis, acara ini juga menjadi simbolisasi pendekatan
kerabat Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara dan pemerintah dengan masyarakat
sekitar serta melestarikan tradisi masyarakat yang telah ada sebelumnya.
Seksi
HI KPKNL SMD/DP