Di era sekarang ini kita cenderung tidak dapat lepas dari gawai dan
sosial media. Terlebih dalam kondisi pandemi, kita lebih sering menggunakan gawai
untuk bekerja karena kegiatan rapat maupun bisnis banyak yang diselenggarakan melalui daring.
Saat sedang jenuh dengan rutinitas, pasti kita akan kembali lagi dengan
membuka sosial media. Kebiasaan tersebut dapat berdampak buruk bagi kesehatan
psikologis dan mental. Oleh karena itu, kita perlu melakukan puasa hiburan atau
yang lebih dikenal dengan Dopamine Detox.
Dopamine Detox adalah suatu
cara mereset sistem otak agar otak tidak bergantung dengan rangsangan tertentu
yang dapat membuat candu, seperti menerima notifikasi WhatsApp. Tujuan dari Dopamine
Detox adalah mengurangi kecanduan dengan mengubah kebiasaan buruk menjadi
lebih produktif, seperti berolahraga, memasak, membaca buku, dan meditasi.
Aktivitas tersebut dapat menghasilkan dopamin, tetapi jauh lebih sehat daripada
dopamin yang dihasilkan dari bermain sosial media.
Pada dasarnya, dopamin tidak dapat dihilangkan dari tubuh kita. Akan tetapi, kita dapat mengontrol kadar dopamin dengan cara berpuasa hiburan karena gawai dan sosial media memiliki dopamin dengan kadar tinggi. Kadar dopamin yang tinggi dapat mengurangi konsentrasi sehingga kita bisa kehilangan fokus. Selain itu, kita menjadi lebih malas untuk melakukan kegiatan lain yang lebih berat karena hanya menghasilkan dopamin yang lebih ringan.
Lakukanlah dopamine detox
secara bertahap!
Jangan memaksakan diri kita untuk hidup tanpa teknologi! Kita dapat
memanfaatkan gawai dan sosial media sebagai bentuk penghargaan untuk diri kita
sendiri. Hanya saja kita perlu mengontrol penggunaannya dengan menerapkan
manajemen waktu.
Sumber:
1.
https://kumparan.com/tokyorio/reset-otak-agar-lebih-produktif-melalui-dopamine-detox-1u8fglXcYiA
3. https://muda.kompas.id/baca/2020/10/06/puasa-dopamin-cara-fokus-belajar-selama-pandemi-covid-19/
Oleh : Devy Kusumaningrum/Pegawai KPKNL Samarinda