Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Pendakian Ke Puncak Gunung Dempo dalam Rangka HUT DJKN ke-15
Evi Soraya
Senin, 15 November 2021   |   681 kali



Pagar Alam – Di puncak Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan dan diiringi gerimis hujan, kami berhasil membentangkan pengibaran spanduk yang bertuliskan “HUT DJKN 15, KPKNL Palembang PAYO”. Pendakian ke Puncak Gunung Dempo ini merupakan salah satu agenda rombongan kami yang beranggotakan 6 (enam) orang yaitu Erwin Cahyono (Kepala Seksi Pelayanan Lelang KPKNL Palembang), Dedy Agus Prabowo (KPP Lahat), Thoriq Dzaky Zidane, Fauzi, Iwan dan Maman, yang  berbarengan dengan perayaan HUT DJKN.

 Perjalanan ini dimulai pada Minggu, 7 November 2021 pukul 07.30. Disini kami menuju Pintu Rimba yang merupakan jalur awal pendakian. Jalur yang kami lewati merupakan jalur menanjak sedang dan sempit. Selain itu, kami harus melewati kebun dan hutan tanaman teh yang tidak terawat yang tingginya sekitar 1,5 – 2 meter. Dengan kondisi cuaca mendung dan gerimis, perjalanan awal ini mulai terasa berat. Setibanya kami di Pintu Rimba, kami memulai awal pendakian ke Puncak Gunung Dempo. Tujuan kami kali ini adalah shelter I. Pendakian ini memakan waktu +/- 2 Jam. Medan mulai sedikit terjal kemudian menyempit dan becek karena sepanjang perjalanan ini disertai hujan. Sesekali kami mendengar suara kicauan burung yang menemani sepanjang perjalanan. Setelah tiba di shelter I, kami beristirahat dan makan siang.

 Setelah beristirahat, kami mendapatkan kembali energi untuk melanjutkan perjalanan ke shelter 2. Pendakian ini menjadi pendakian yang menantang karena di pertengahan jalan kami menemui “dinding lemari”. Dinding lemari adalah tebing tegak lurus dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Bertemu dengan situasi seperti ini, ditambahkan dengan medan yang licin akibat hujan yang terus menerus mengguyur sepanjang perjalanan, membuat kami harus tetap waspada dengan berpegangan pada tali dan akar pohon agar kami tidak tergelincir. Selain itu, pohon-pohon yang kami lewati berupa pepohonan besar, tua, dan tinggi yang semakin menambah kesan angker Gunung Dempo. Karena medan yang kami lewati sangat sulit ditambah dengan situasi alam yang tidak menentu, kami memutuskan untuk beristirahat di shelter 2. Peristirahatan kami disertai dengan angin kencang dan menderu dengan sangat keras. Malam pun kian mencekam. Langit mendung gelap tak berbintang diiringi gerimis.

 Minggu, 8 November, kami mulai kembali mendaki pada pukul 06.30. Jalan menuju puncak sangat terjal, lembab, dan becek. Menjelang puncak vegetasi pepohonan rendah dan perdu. Dan semakin ke puncak maka jalanan semakin terjal dan berair karena jalur pendakian dilalui air sisa hujan. Melewati punggung gunung yang longsor dan cadas berair, kami akhirnya tiba di puncak Gunung Dempo pukul 08.15.

 

Seksi Hukum dan Informasi serta Erwin Cahyono

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini