A New Economy | New Business Models oleh Moconomy
Elit Perdana Praptono
Jum'at, 11 Oktober 2024 |
700 kali
Covid-19 telah merubah pola cara pandang tiap individu untuk menjalani kehidupan, seperti penggunaan teknologi, menjaga pola konsumsi hingga membentuk pola baru untuk produktif. Hingga tanpa kita sadari bahwa berubahnya pola setiap individu akan mempengaruhi individu yang lain, menciptakan berubahnya pola sosial atas banyaknya perubahan pada setiap individu hingga berpengaruh pada tatanan ekonomi suatu negara. Konsep New Economic setelah pandemi COVID-19 merujuk pada perubahan dan transformasi signifikan dalam cara perilaku ekonomi global dan regional. Beberapa aspek penting dari konsep ini mencakup adaptasi terhadap tren baru dalam penggunaan teknologi, kebijakan ekonomi, dan perubahan struktural di berbagai sektor. Adaptasi tersebut membuat perubahan yang signifikan terhadap perkembangan era Digitalisasi, Transformasi Teknologi, Perubahan Pola Konsumsi, Ekonomi berkelanjutan, munculnya Ekonomi Hijau, Perubahan Kebijakan Fiskal/Moneter, hingga ketidaksetaraan kondisi Ekonomi dan Sosial masyarakat.
Dikutip oleh beberapa artikel dari WHO dan WEforum.org, dijelaskan bahwa Pandemi COVID-19 sangat mengganggu perekonomian global, serta mendistrupsi perekonomian tradisional, terutama di negara-negara berkembang dimana sistem ekonomi tradisional masih mengakar. Tidak hanya masyarakat yang berpendapatan rendah, namun masyarakat kelas atas atau kelompok kaya/pemodal masih bergantung dengan struktur ekonomi tradisional terutama di sektor pertanian, ritel tradisional, dan usaha kecil, dimana mereka masih tergantung pada transaksi tatap muka, sangat terpukul akibat lock down dan terganggunya rantai pasokan.
Masyarakat Kelas Atas atau kelompok kaya/pemodal yang terus bergantung pada struktur ekonomi tradisional, terutama di wilayah/sektor di mana sistem ini sudah mengakar. Misalnya, industri seperti pertanian, tradisional ritel, dan usaha skala kecil, yang sering kali bergantung pada transaksi tatap muka dan tenaga kerja, sangat terpukul akibat lockdown dan gangguan rantai pasokan. Sektor-sektor ini, yang juga dimanfaatkan oleh banyak keluarga kelas atas/pemodal baik secara langsung maupun tidak langsung (seperti melalui kepemilikan tanah atau investasi di industri tradisional), menunjukkan transisi yang lebih lambat menuju ekonomi digital baru. Selain itu, individu yang lebih kaya sering kali memiliki akses terhadap jaringan dukungan informal dan modal yang memungkinkan mereka untuk terus beroperasi dalam sistem tradisional, sementara yang lain kesulitan untuk dapat beralih ke solusi digital dan jarak menjadi penghambat.
Selain itu, pandemi menciptakan suatu kesenjangan dalam berbagai kelompok dalam hal mendapatkan hak/previlege dalam kemudahan mengakses/membuat sistem yang ter-digitalisasi. Kelompok berpendapatan menengah dalam kewirausaan telah mengadopsi model berbasis teknologi, sementara kelompok berpendapatan rendah dan kaum “Tradisionalis” kelas atas (tertentu) tetap berpegang pada metode sebelum COVID, karena penolakan terhadap perubahan atau ketergantungan mereka pada jaringan dan sumber daya yang sudah ada. Sehingga terjadi adaptasi yang tidak merata terhadap perekonomian pascapandemi di seluruh kelas sosial.
Sebuah Film Dokumenter yang diunggah pada channel Youtube Moconomy (pada tanggal 17 September 2024) berjudul A New Economy | New Business Models (disutradarai oleh Trevor Meier), diluncurkan sebagai tanggapan terhadap “Tantangan ekonomi tradisional yang cenderung memprioritaskan keuntungan di atas kesejahteraan manusia dan kelestarian alam”.
Latar belakang film dokumenter “A New Economy” diproduksi untuk mengeksplorasi model-model bisnis alternatif yang bertujuan menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seperti kegagalan model kapitalisme tradisional. Pandemi, perubahan iklim, dan meningkatnya ketidaksetaraan ekonomi global memunculkan pertanyaan tentang keberlanjutan model ekonomi kapitalis yang hanya berfokus pada keuntungan dan pertumbuhan ekonomi jangka pendek. Film ini merespons kegelisahan tersebut dengan menunjukkan bahwa ada alternatif yang berfungsi lebih baik untuk banyak orang, terutama di masa ketidakpastian.
FIlm tersebut menjelaskan beberapa alternatif untuk mengatasi kegagalan kapitalisme tradisional yang sering kali berfokus pada akumulasi keuntungan bagi segelintir orang dan menyebabkan ketidakadilan ekonomi. Beberapa alternatif utama yang dijelaskan adalah :
Pertama yaitu Koperasi, di mana para pekerja memiliki saham dalam perusahaan dan turut mengambil keputusan. Model ini memberikan kontrol ekonomi kepada komunitas dan pekerja. Contoh ini menekankan demokrasi ekonomi, di mana keuntungan dibagikan secara lebih adil dan semua anggota memiliki suara. Mondragon Corporation di Spanyol adalah contoh sukses dari koperasi besar yang mempraktikkan prinsip ini. Melalui model kepemilikan bersama, Mondragon berhasil menciptakan struktur bisnis yang inklusif dan berkelanjutan.
Kedua yaitu Ekonomi berbasis komunitas, bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pasar global dengan berfokus pada produksi dan konsumsi lokal. Sistem ini melibatkan masyarakat lokal dalam produksi barang dan jasa yang mereka butuhkan, sehingga menciptakan ketahanan ekonomi yang lebih kuat di tingkat lokal. Pandemi COVID-19 menunjukkan pentingnya ketahanan lokal ini, karena rantai pasokan global terganggu. Contoh lain yang diusung adalah pengembangan mata uang lokal untuk mendukung perekonomian komunitas, seperti yang diterapkan di beberapa daerah di Inggris dan AS. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk bertransaksi di luar sistem perbankan besar dan menjaga uang tetap berputar di dalam komunitas.
Ketiga yaitu Ekonomi Regeneratif, Diperkenalkan oleh John Fullerton dalam film ini, ekonomi regeneratif merupakan pendekatan yang menekankan keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan, meniru prinsip ekosistem alam yang berkelanjutan. Model ini menekankan pentingnya menjaga hubungan yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan, di mana sumber daya tidak dieksploitasi secara berlebihan, tetapi dipulihkan dan diregenerasi untuk masa depan. Ekonomi regeneratif berupaya mengatasi masalah lingkungan yang sering diabaikan dalam kapitalisme tradisional, di mana pertumbuhan ekonomi sering kali merusak alam dan menciptakan ketidaksetaraan sosial yang semakin mendalam.
Keempat yaitu Penggunaan Teknologi untuk Pemberdayaan, terutama yang bersifat terbuka dan kolaboratif, dapat menjadi alat untuk membangun model ekonomi yang lebih adil dan demokratis. Alih-alih hanya digunakan untuk memaksimalkan keuntungan, teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendorong inovasi sosial yang memberdayakan individu dan komunitas. Contoh ini termasuk pengembangan platform open-source, yang memungkinkan kolaborasi luas dan demokratis tanpa ketergantungan pada korporasi besar. Model ini menciptakan ruang di mana orang bisa berbagi pengetahuan dan berkontribusi pada solusi yang bersifat kolektif.
Kelima yaitu Ekonomi Berkelanjutan dan Sirkular, Salah satu kritik utama terhadap kapitalisme tradisional adalah modelnya yang berbasis pada eksploitasi sumber daya tanpa batas. Alternatifnya adalah ekonomi sirkular, di mana produk dan material didesain untuk digunakan kembali, direparasi, atau didaur ulang, sehingga meminimalkan limbah dan kerusakan lingkungan. Ekonomi berkelanjutan juga menjadi solusi alternatif, dengan fokus pada pembangunan bisnis yang ramah lingkungan dan beretika. Hal ini mendorong bisnis untuk mengadopsi praktik yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan alam.
Dalam hal diatas seperti munculnya ekonomi berbasis komunitas dan koperasi, ada kebutuhan yang semakin mendesak untuk menciptakan ekonomi yang berfokus pada kesejahteraan sosial dan keberlanjutan lingkungan. Film ini menyoroti beberapa contoh bisnis yang sudah menerapkan model kooperatif dan kolaboratif, di mana para pekerja memiliki kepemilikan bersama, dan pengambilan keputusan didasarkan pada demokrasi partisipatif.
Perubahan Paradigma dalam Ekonomi dan Bisnis: "A New Economy" memperkenalkan kepada pemirsa pada gagasan bahwa bisnis tidak harus mengeksploitasi sumber daya alam atau manusia untuk sukses. Melalui pendekatan ekonomi regeneratif dan kooperatif, film ini menyoroti bagaimana organisasi bisa memaksimalkan manfaat sosial dan lingkungan sambil tetap beroperasi dengan sukses secara komersial. Film ini tidak hanya membahas solusi bisnis berkelanjutan tetapi juga menggambarkan perjalanan beberapa perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan konsep ekonomi baru. Perusahaan yang ditampilkan sebagian besar adalah bisnis sosial dan perusahaan yang didirikan atas dasar nilai-nilai keadilan, kerjasama, dan saling mendukung
Film dokumenter "A New Economy" menggali konsep dan model bisnis baru yang menempatkan manusia dan lingkungan di pusat operasional mereka. Tayangan ini menunjukkan bahwa beberapa organisasi dan perusahaan berbasis kooperasi mampu menghasilkan perubahan ekonomi yang lebih adil, berkelanjutan, dan kolaboratif. Nah…poin pentingnya seperti ini nih :
1. Model Bisnis yang kolaboratif, fokus dari dokumenter ini adalah pada bisnis yang bekerja secara kooperatif, di mana keuntungan bukan menjadi tujuan utama, melainkan kesejahteraan anggota komunitas dan pekerja. Misalnya, beberapa perusahaan yang ditampilkan dalam film ini adalah bisnis yang beroperasi secara demokratis, di mana pekerja memiliki suara dalam pengambilan keputusan.
2. Prioritas dalam kesejahteraan manusia dan lingkungan, dalam ekonomi baru ini, kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan menjadi landasan utama. Banyak dari organisasi yang ditampilkan mengalokasikan kembali sebagian besar keuntungan mereka ke dalam komunitas mereka sendiri untuk meningkatkan layanan sosial, pendidikan, dan kesehatan.
3. Keberlangsungan Ekonomi dan Ekonomi Hijau, banyak dari organisasi yang ada di film berkomitmen pada keberlanjutan, baik dari segi produksi yang ramah lingkungan, maupun praktik pertanian dan perdagangan yang adil. Misalnya, ada urban farming (pertanian perkotaan) yang menggunakan metode produksi berkelanjutan.
4. Persiapan Ketangguhan ekonomi dalam menghadapi krisis, Model bisnis berbasis komunitas ini terbukti lebih tangguh terhadap krisis. Sebagai contoh, banyak bisnis yang ditampilkan tetap bertahan atau bahkan berkembang di tengah guncangan ekonomi global yang disebabkan oleh COVID-19, berkat pendekatan berbasis solidaritas dan keberlanjutan.
5. Pentingnya Demokrasi Ekonomi, film dokumenter ini menyoroti pentingnya demokrasi dalam bisnis, di mana pekerja juga menjadi pemilik saham dan turut terlibat dalam proses pengambilan keputusan penting. Ini berlawanan dengan struktur korporasi tradisional yang memusatkan kekuasaan pada beberapa pemegang saham besar.
6. Perusahaan sosial dan Ekonomi Regeneratif, beberapa wawancara dalam film, seperti dengan John Fullerton, penulis Regenerative Capitalism, membahas konsep ekonomi regeneratif yang berfokus pada memulihkan dan memelihara sistem alam sambil menghasilkan keuntungan ekonomi yang adil. John Fullerton, penulis Regenerative Capitalism, memberikan pandangan tentang bagaimana kapitalisme dapat diubah untuk menjadi lebih berkelanjutan dan mendukung kesejahteraan jangka panjang. Fullerton berpendapat bahwa model ekonomi tradisional yang berfokus pada pertumbuhan tak terbatas sudah tidak sesuai dengan batas-batas bumi dan menimbulkan ketidaksetaraan yang semakin dalam. Fullerton mengutip beberapa gagasan kunci bahwa sistem ekonomi harus mengikuti prinsip-prinsip yang serupa dengan ekosistem alam yang selalu menjaga keseimbangan, memperbaiki, dan memperbarui dirinya sendiri. Ia menyebut bahwa model bisnis regeneratif adalah pendekatan yang lebih holistik, di mana keberlanjutan dan keadilan sosial menjadi pusat dari kegiatan ekonomi. Dia juga berbicara tentang perlunya mengintegrasikan kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan dalam setiap keputusan ekonomi, menekankan bahwa hanya dengan model yang menghargai sumber daya alam dan manusia kita bisa membangun masa depan yang benar-benar berkelanjutan. Keterhubungan sistem ekonomi dan lingkungan adalah tema yang sering ia tekankan, yaitu bahwa kita harus mulai melihat dunia bisnis dan ekonomi sebagai bagian dari sistem yang lebih luas dan saling terkait—seperti ekosistem. Fullerton mengusulkan bahwa dengan mengadopsi prinsip-prinsip regeneratif, bisnis dan ekonomi global dapat beralih dari model yang eksploitatif menjadi sistem yang mendukung kehidupan dan keberlanjutan jangka panjang.
Secara keseluruhan, film dokumenter ini memberikan gambaran sekaligus gagasan kepada pemirsa untuk mempertimbangkan model ekonomi baru yang lebih kolaboratif, manusiawi, dan selaras dengan alam, sebagai alternatif dari ekonomi kapitalistik yang hanya fokus pada keuntungan.
Film dokumenter "A New Economy" disutradarai oleh Trevor Meier dan diproduksi untuk mengeksplorasi model-model bisnis alternatif yang bertujuan menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Film ini diluncurkan sebagai tanggapan terhadap tantangan ekonomi tradisional yang cenderung memprioritaskan keuntungan di atas kesejahteraan manusia dan kelestarian alam. Film ini tidak hanya membahas solusi bisnis berkelanjutan tetapi juga menggambarkan perjalanan beberapa perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan konsep ekonomi baru. Perusahaan yang ditampilkan sebagian besar adalah bisnis sosial dan perusahaan yang didirikan atas dasar nilai-nilai keadilan, kerjasama, dan saling mendukung.
Ditulis dikedai kopi “Halim” - Gedung Keuangan II Medan.
Disclaimer |
---|
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja. |