Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Mamuju > Artikel
12 Tips Mencegah Pertengkaran Anak di Rumah
Mudrika Jaya Rapi
Jum'at, 03 Juli 2020   |   4880 kali


Pertengkaran antara kakak dengan adik adalah hal yang wajar, namun tidak sedikit orang tua pusing menghadapi pertengkaran tersebut. Terlebih lagi jika masing-masing pihak tidak ada yang mau mengalah, padahal pemicu pertengkaran hanyalah hal sepele.

Meskipun pertengkaran anak dapat melatih kemampuannya dalam memecahkan masalah/konflik, namun kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena bisa berdampak kurang baik, misalnya dapat menimbulkan rasa benci satu sama lainnya. Untuk meminimalisir terjadinya pertengkaran, kita harus menanamkan ajaran agama dan akhlak yang baik kepada anak sejak dini. ِِِِSelain itu, ada dua belas  tips yang bisa kita lakukan untuk mencegah pertengkaran anak di rumah, berikut tips tersebut:

1.  Ajarkan mereka untuk selalu berbagi

Biasakan memberi sesuatu (makanan/barang) tidak langsung dipisahkan (untuk kakak dan untuk adik) hal ini membuat mereka sejak dini merasa terpisah. Mereka mulai cemburu apabila bagian miliknya lebih sedikit atau menuntut jika salah satunya diberi padahal kita tahu bahwa keperluan dan kebutuhan kakak dan adik berbeda. Jadi mulailah memberikan sesuatu kepada anak sesuai kebutuhannya atau memberi makanan dengan berbeda jenis agar mereka bisa saling berbagi sehingga berbagi dapat menjadi kebiasaannya, saat salah satu kakak/adik mendapatkan sesuatu dia akan teringat kepada saudaranya.

2.  Memberi contoh

Orang tua adalah contoh/panutan bagi anak-anaknya. Orang tua harus berhati-hati dalam berperilaku dan bertindak. Sering kali kita sebagai orang tua meminta anak-anak untuk minta maaf pada kita atau pada kakak/adiknya apabila mereka melakukan kesalahan. Namun kita sebagai orang tua tidak sadar sering melakukan kesalahan,  terkadang kita malu atau gengsi untuk meminta maaf. Jadi sebagai orang tua bila melakukan kesalahan harus meminta maaf meski itu kesalahan kecil atau meminta maaf kepada anak kita.

3.  Sanksi diberikan kepada yang berbuat salah

Sebagai orang tua jangan sering menyalahkan anak yang usianya lebih tua, hal ini kurang baik terlebih memberi hukuman tanpa mengetahui duduk persoalannya. Ingatlah perasaan anak yang lebih tua, karena ia sudah dapat berfikir logis dan membutuhkan keadilan.

4.  Berhenti membandingkan dengan orang lain

Anak paling benci jika dibandingkan dengan yang lain. Hal ini dapat membuat anak merasa terhina, terlebih lagi bila dibandingkan sama adiknya yang lebih pintar karena setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tumbuhkanlah rasa percaya diri bagi anak dengan memberikan apresiasi karena mereka telah berusaha. Jadi intinya bukan hasilnya yang kita banggakan namun proses untuk pencapaian hasil/tujuannya.

5.    Jangan mengejek/memanggil anak dengan sebutan yang jelek

Sebagai orang tua yang baik, hindari mengejek anak saat dia melakukan kesalahan atau memanggil dengan sebutan yang jelek (berhubungan dengan fiisik) misalkan gendut, hitam, dan sebagainya. Hal itu bisa membuat anak merasa tidak percaya diri dan anak yang lainnya akan memanggil dengan sebutan yang sama sehingga anak  akan marah dan dapat menimbulkan pertengkaran.

6.  Memberikan apresiasi kepada anak

Terkadang orang tua hanya memberikan apresiasi kepada anak yang mendapatkan peringkat di sekolah, lulus dengan nilai yang memuaskan, memenangkan perlombaan, dan akan memberikan sanksi kepada anak yang melakukan kesalahan. Sedangkan bila anak bermain dengan rukun sama adiknya, saling sayang, membantu orang tua di rumah (membuang sampah pada tempatnya, mematikan lampu saat tidak digunakan, merapikan mainan) dianggap hal yang biasa saja. Seharusnya sebagai orang tua jika anak melakukan hal yang baik, kita harus memberikan apresiasi dengan pujian, ucapan terima kasih atau paling tidak kita tersenyum kepada mereka. Hal tersebut bisa membuat mereka tahu bahwa perbuatan mereka membuat ayah dan bunda senang.

7.  Luangkan waktu untuk sering berbicara dengan anak

Pertengkaran umumnya timbul karena kurang komunikasi, sehingga sangat diperlukan komunikasi yang intens antara anak-anak dan orang tua. Sebagai orang tua harus bersikap adil, jangan memihak namun jadi penengah, sehingga anak merasa dicintai, diperhatikan, sehingga kemungkinan untuk bertengkar kecil.

8.  Tidak memihak/pilih kasih

Terkadang orang tua lebih memilih atau sayang kepada anak yang selalu patuh, pintar, rajin dibanding anak yang selalu menentang, malas, dan sering membuat ulah. Padahal bisa jadi anak tersebut sering membuat ulah karena ingin mencari perhatian orang tua. Sebaiknya orang tua jangan berlebihan menyanjung atau membanggakan anak terlebih di depan anak yang lain karena bisa memincu kebencian dan akhirnya muncullah pertengkaran diantara mereka.

9.   Lebih banyak mendengar daripada menasihati

 Orang tua punya kewajiban menasihati anak-anak untuk kebaikannya, namun terkadang orang tua terlalu semangat menasihati sampai lupa untuk mendengarkan keinginan atau kebutuhan anaknya. Sehingga anak akan mencari teman untuk curhat. Jika anak memiliki keinginan namun tidak dapat menyampaikan karena ketakutan terhadap orang tua maka bisa jadi kemarahannya akan terlampiaskan kepada adiknya.

10. Melibatkan kakak saat pengurusan adik yang baru lahir

Pertengakan kakak adik umumnya timbul karena kecemburuan, kakak merasa dengan kehadiran adik dapat mengurangi perhatian dan kasih sayang orang tua kepadanya. Orang tua sering kali mengabaikan rengekan kakak dan lebih memperhatikan bayi bahkan kakak dilarang untuk dekat-dekat sama adik, sampai tidur pun kakak terpisah (adik bersama ibu dan kakak besama ayah), karena ketakutan jika kakak menyakiti adik. Hal inilah yang membuat kakak cemburu bahkan benci kepada adiknya. Untuk mengurangi kecemburuan/kebencian ini, sebaiknya orang tua tidak memisahkan antara kakak dan adik bahkan seharusnya kakak dilibatkan dalam pengurusan adik bayi misalkan mengambil botol susu, popok, atau mungkin menyanyikan lagu buat adik, sehingga kakak merasa dibutuhkan oleh adik. Tugas kita sebagai orang tua cukup mengawasi saja.

11. Orang tua harus kompak

Jika salah satu pasangan sedang menasihati atau memberi sanksi kepada anak yang berbuat salah, pasangan lain jangan membela anak tersebut. Meskipun dianggap hukuman atau nasihatnya agak keras karena hal ini yang membuat anak bingung. Sebaiknya orang tua mendiskusikan atau menyarankan agar hukuman jangan terlalu berat (sarannya jangan di depan anak).

12. Memperhatikan lingkungan/teman sejawat

Orang tua juga harus memperhatikan lingkungan/teman anak, karena lingkungan/teman yang buruk dapat membuat sebelas tips di atas menjadi sia-sia. Pengaruh lingkungan sangat besar terlebih jika kedua orang tua sibuk bekerja dan kurang memperhatikan anak-anak. Untuk orang tua yang bekerja, pengawasan dan perhatiannya harus lebih ekstra, jadilah orang tua yang multifungsi, bisa sebagai orang tua, kakak, sahabat bagi anak-anaknya.

Penulis berharap setelah dilakukan dua belas tips di atas, pertengaran kakak adik di rumah berkurang/tidak terjadi, dan keluarga merasakan kedamaian dan kebahagiaan.


Penulis: Mudrika Jaya Rapi, Kepala Seksi Hukum dan Informasi, KPKNL Mamuju

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini