Forum G20 merupakan forum antar negara yang terbentuk ketika
krisis ekonomi melanda dunia pada tahun 1999. Saat pembentukannya yang pertama
forum tersebut bernama G7. Dibentuk pada 1999 atas inisiasi anggota G7, G20
merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis,
utamanya yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin. Tujuan utama dibentuknya
G20 adalah untuk menemukan solusi bersama atas kondisi ekonomi global. Forum
G20 merepresentasikan 80% ekonomi dunia, 75% perdagangan internasional, dan 2/3
populasi dunia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya forum ini dalam
menentukan arah kebijakan ekonomi dunia. G20 pada awalnya merupakan pertemuan
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Namun sejak 2008, G20 menghadirkan
Kepala Negara dalam KTT dan pada 2010 dibentuk pula pembahasan di sektor
pembangunan. Anggota G20 terdiri negara-negara dari berbagai kawasan di dunia,
yaitu Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina, Brazil, Inggris, Jerman,
Italia, Perancis, Rusia, Afrika Selatan,
Arab Saudi, Turki, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia,
Australia, dan Uni Eropa.
Berbeda dari kebanyakan forum multilateral, G20 tidak
memiliki sekretariat atau ketua tetap. Fungsi presidensi dipegang oleh salah
satu negara anggota, yang berganti setiap tahun. Dalam menjaga fungsi
koordinasi dalam kesinambungan rencana strategis, terdapat Anggota Troika G20
yang terdiri dari Indonesia sebagai negara presidensi berjalan, Italia sebagai
negara presidensi sebelumnya, dan India sebagai negara presidensi berikutnya.
Sebagaimana ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, Indonesia akan memegang
presidensi G20 pada 2022, dengan serah terima yang dilakukan pada akhir KTT
Roma (30-31 Oktober 2021). Di tahun 2022 untuk pertama kalinya Indonesia
memegang Presidensi G20. Dalam forum ini Indonesia adalah satu-satunya wakil
dari ASEAN, menjadi satu dari sembilan negara berkembang, serta menjadi negara
anggota dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Dalam pidatonya,
Presiden Joko Widodo menyampaikan tema besar Presidensi G20 Indonesia 2022
yaitu "Recover Together, Recover Stronger". Melalui tema tersebut,
Indonesia mengajak seluruh negara di dunia untuk saling bahu-membahu, mendukung
untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Tema tersebut kemudian diturunkan ke dalam berbagai agenda
atau isu dalam dua jalur yakni jalur sherpa dan jalur keuangan. Dalam jalur
keuangan yang dipimpin oleh Kementerian keuangan dan Bank Indonesia, Presidensi
G20 Indonesia akan membawakan enam agenda prioritas, yaitu Exit Strategi (jalan
keluar) untuk mendukung pemulihan yang adil, Pembahasan scarring effect (dampak
pandemi) untuk mengamankan pertumbuhan masa depan, Sistem Pembayaran di Era
Digital, Keuangan Berkelanjutan, Inklusi Keuangan: Digital & UKM, dan
Perpajakan Internasional. Selain itu, juga akan membahas sepuluh agenda warisan
yang merupakan isu global dari Presidensi G20 sebelumnya.
Secara nasional, terdapat tiga agenda prioritas Presidensi
G20 Indonesia yaitu: i) Arsitektur kesehatan global; ii) Transformasi ekonomi
digital; dan iii) Transisi energi. Dalam agenda keuangan yang dipimpin oleh
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, Presidensi G20 Indonesia akan
membawakan enam agenda prioritas, yakni exit
strategy untuk mendukung pemulihan yang adil, pembahasan scarring effect untuk mengamankan
pertumbuhan masa depan, sistem pembayaran di era digital, keuangan
berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.
Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia 2022 diarahkan untuk
kepentingan masyarakat dengan melibatkan peran serta masyarakat secara langsung
dalam penyelenggaraan rangkaian kegiatan G20. Apabila diklasifikasikan terdapat
dua manfaat Presidensi G20 bagi Indonesia, yaitu:
1.
Manfaat Strategis
a.
G20 merupakan forum
strategis untuk membahas isu-isu global: Kesehatanglobal, stabilitas keuangan,
climate change.
b.
Showcasing usaha pemulihan
ekonomi Indonesia dalam masa pandemic Covid-19.
c.
Showcasing peran Indonesia
sebagai pemimpin pertemuan yang akan mendukung terbentuknya kebijakan global.
2.
Manfaat Langsung
a.
Meningkatkan devisa dari kunjungan delegasi
ke Indonesia.
b.
Menghidupkan sektor hospitality.
c.
Mendukung peningkatan konsumsi domestik.
d.
Mengoptimalkan peran UMKM.
e.
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Demi kesuksesan penyelenggaraan forum G20 di Indonesia,
diharapkan seluruh warga Indonesia peduli dan turut berpartisipasi dalam
kebijakan-kebijakan yang berhasil dirumuskan dalam pertemuan tersebut. Indonesia
ingin menunjukkan leadership
sekaligus memanfaatkan peluang bahwa peningkatan perekonomian dengan arah
transisi energi, artinya memprioritaskan investasi-investasi baru yang lebih
ramah lingkungan sekaligus menjadi pemimpin bagi rencana perubahan tersebut di dunia.
Teks: Seksi HI
Foto:
Dokumentasi Kemenkeu