Kualitas udara di berbagai daerah Indonesia dalam
beberapa pekan ini sangat memprihatinkan karena adanya polusi udara. Polusi
udara merupakan hasil dari proses buangan yang dihasilkan dari aktivitas
manusia dalam memenuhi kebutuhannya, dari sektor produksi maupun sektor
transportasi. Tingginya polusi udara
saat ini membuat masyarakat khawatir akan berdampak pada kesehatan. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 7 juta kematian setiap tahunnya dapat
dikaitkan dengan paparan polusi udara. Seperti penyakit infeksi saluran
pernapasan bawah, penyakit paru obstruktif kronik (COPD), tuberkulosis dan
kanker paru-paru merupakan 10 penyebab utama kematian diseluruh dunia.
Kita
dapat mengetahui kualitas udara tersebut baik atau tidak dengan Indeks Kualitas
Udara (AQI), yaitu pengukuran konsentrasi polutan udara dalam polusi udara
ambien dan risiko kesehatan yang terkait.
Berikut kategori AQI yang perlu kita ketahui sebagai
berikut:
a.
AQI berada di angka 0-50 (hijau), artinya kualitas
udara dalam kategori baik dan tidak menimbulkan risiko kesehatan. Oleh karena
itu kita dapat menikmati aktivitas diluar ruangan seperti biasa dan juga dapat
membuka jendela dan ventilasi rumah.
b.
AQI berada di angka 51-100 (kuning), artinya
kualitas udara dalam kategori sedang dan dapat menimbulkan risiko gejala
penyakit pada pernapasan. Bagi seseorang yang sensitif (termasuk anak-anak,
orang tua, orang hamil dan orang dengan penyakit jantung serta paru), harus
mengurangi kegiatan diluar ruangan dan menutup jendela rumah untuk menghindari
polusi udara masuk ke dalam rumah.
c.
AQI berada di angka 101-150 (oranye), artinya
kualitas udara dalam kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif. Dalam hal
ini setiap orang dapat berisiko mengalami iritasi mata, kulit, dan tenggorokan
serta masalah pernapasan. Pada kategori ini dianjurkan untuk menggunakan masker
dan menggunakan pembersih udara di dalam ruangan.
d.
AQI berada di angka 151-200 (merah), artinya
kualitas udara dalam kategori tidak sehat. Hal ini menyebabkan meningkatnya
gangguan jantung dan paru-paru serta dampak kesehatan di kalangan masyarakat
terutama kelompok sensitif. Pada kualitas udara ini seseorang harus menggunakan
masker, menutup ventilasi udara dan selalu menghidupkan pembersih udara.
e.
AQI berada di angka 201-300 (ungu), artinya
kualitas udara dalam kategori sangat tidak sehat. Setiap orang harus membatasi
kegiatannya dan tetap berada didalam ruangan. Dianjurkan untuk memakai masker,
menutup ventilasi dan menghidupkan pembersih udara.
f.
AQI berada di angka >301 (merah tua), artinya
kualitas udara dalam kategori berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan setiap orang
berisiko tinggi mengalami iritasi parah dan efek kesehatan negative yang dapat
memicu penyakit kardiovaskular dan pernapasan.
Disaat
polusi udara dirasa tidak sehat, kita harus tetap menjaga kesehatan kita agar
tidak terpapar penyakit yang disebabkan oleh polusi udara tersebut. Berikut
upaya yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan:
a.
Menggunakan masker saat keluar rumah
Menggunakan masker dapat melindungi diri
dari partikel-partikel halus dan udara yang tidak sehat masuk ke dalam tubuh
kita.
b.
Menggunakan alat penyaring udara
Penyaring udara terbukti dapat
meningkatkan kualitas udara yang ada didalam ruangan sehingga kita lebih segar
dalam menghirup udara.
c.
Menutup jendela rumah
Hal ini penting dilakukan terutama saat
kualitas udara dirasa sedang tidak bagus. Dengan menutup jendela rumah, polusi
udara tidak akan masuk kedalam rumah kita.
d.
Mengurangi aktivitas diluar ruangan
Hindari kegiatan diluar ruangan saat
kualitas udara tidak baik. Apabila sangat diperlukan untuk keluar ruangan maka
dianjurkan untuk menggunakan masker.
e.
Menjaga gaya hidup sehat
Disaat udara tidak baik, kita harus tetap
menjaga hidup sehat dengan makan-makanan yang bergizi dan olahraga yang
teratur.
f. Memperbanyak
tanaman hijau
Tanaman hijau dipercaya dapat meningkatkan kualitas udara
karena mengandung oksigen.
Demikianlah beberapa tips untuk menjaga daya tahan
tubuh saat udara sedang tidak baik. Dengan menerapkan hal-hal tersebut dapat
mengurangi risiko penyakit pernapasan yang disebabkan karena polusi udara.