Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Cirebon > Artikel
Menumbuhkan Kinerja Pada Dahan Ranting “Yang Perlu Disirami”
Irfan Rachmat Devianto
Senin, 14 Desember 2020   |   526 kali

Pada suatu tempat kerja kadang terdapat Staf yang bermasalah atau Staf yang kurang produktif dan dinilai belum bisa bekerja maksimal sehingga sangat diperlukan pengembangan kinerja sumber daya manusia yaitu dengan menegakan   disiplin. Menurut Nitisemito (1992), disipilin kerja diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai peraturan dari organisasi. Sedangkan menurut Rivai (2010) disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan atau organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Dari pengertian disiplin tersebut dapat disimpulkan bahwa displin kerja  dilakukan atasan kepada staf sebagai kepercayaan untuk menjalankan peraturan organisasi, kepatuhan, dan kesetiaan sehingga pekerjaan dilaksanakan secara efektif, penuh kesadaran dan keikhlasan yang tumbuh konsisten sehingga memberikan pengaruh terhadap kinerja organisasi.

 Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kinerja pada pegawai yang belum maksimal melaksanakan kinerja  yaitu :

a.   Mendalami dan Mengamati Penyebabnya

Belum maksimalnya kinerja  pada staf bisa disebabkan karena ada perasaan  takut salah dalam melaksanakan perintah, takut tidak sesuai harapan atasan, merasa tidak lebih pintar dari rekan kerja, sehingga inisiatif dari diri staf tersebut tidak muncul dan bahkan tenggelam dengan merasa cukup seadanya. Hal tersebut perlu dimunculkan dengan memberikan penyegaran lewat tulisan maupun lisan untuk bangkit dan semangat menjalankan amanah sebagai pegawai. Lewat tulisan bisa dilakukan dengan memberikan pesan via wa terkait hal-hal yang berhubungan dengan suplemen yang dapat menimbulkan semangat. Lewat lisan dapat dilakukan dengan sikap yang empati,  menerima, dan mendengarkan  apa yang menjadi kendala dalam melaksanakan pekerjaan baik diungkapkan secara langsung maupun tidak langsung. Bisa saja kendala yang diungkapkan adalah ketidaktahuannya untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut misalnya tidak mengerti dengan alat komputer yang tambah canggih sehingga perlu adanya bimbingan dengan pelan-pelan. Atau bisa jadi tidak mengerti dengan penugasan yang diberikan atasan tersebut, karena perbedaan zaman dan sistem  kerja.

Dengan adanya motivasi dari atasan tersebut akan menggerakkan hati staf untuk lebih giat dan bangkit dari ketertinggalan selama ini dan berusaha untuk bekerja lebih maksimal dengan mengembangkan kerjasama secara  efektif memengaruhi disiplin kerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Strategi dan teknik komunikasi disesuaikan dengan  tingkat kematangan staf sehingga staf dapat memberikan kemampuan dan kemauan yang lebih baik lagi. Menurut Gibson, dkk (1982,1989) sikap adalah faktor yang sangat menentukan pembentukan perilaku, sebab sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, belajar dan motivasi. Cinta dan perhatian terhadap staf akan menumbuhkan ikatan dan kesadaran akan tanggung jawab terhadap rutinitas pekerjaan yang harus dikerjakan.

 b.   Melakukan Pendampingan Melaksanakan Tugas Sebagai Dasar Kepercayaan

Yaitu diberikan instruksi atau perintah yang sama seperti kepada staf yang produktif dan harus mengenyampingkan  staf tersebut takut salah dalam melaksanakan perintah, takut tidak sesuai harapan, tetapi terus melakukan pendampingan pelaksanaan penugasan terus menerus secara proporsional kepada bawahannya dan terus membimbing sampai menjadi kebiasaan yang menjadi sebuah kesadaran, sebuah kesenangan, dan tidak terasa memberatkan. Untuk mendampingi dan membimbingnya perlu menyesuaikan dengan budaya dan kebiasaan seseorang berada,  supaya dalam mengarahkan untuk mengerjakan dilakukan sampai tuntas dengan hati yang paling dalam. Dengan pendampingan penugasan akan terjalin hubungan tersampaikannya pesan dan menerima pesan yang harmonis dan secara psikologis mudah untuk penetrasi budaya kerja.

Dalam pendampingan tugas bisa diselipkan apresiasi baik skala kecil maupun skala besar sehingga dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja lebih giat lagi. Apabila atasan menemukan kesalahan pada saat mengerjakan tugas, maka atasan memberikan solusi untuk memperbaiki dengan mendorong untuk terus belajar dan berkembang dan menciptakan situasi positif dan menyenangkan sehingga suasana kerja menjadi lebih bahagia. Interaksi dan sikap peduli atasan akan terjalin kepercayaan dan tercipta suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan.

Dengan demikian pelaksanaan manajemen kinerja sudah dijalankan, Manajemen Kinerja menurut Bacal (1999) adalah komunikasi yang berkelanjutan dan dilakukan dalam kemitraan antara atasan dan bawahannya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.

Dengan memberikan penugasan yang proporsional terhadap semua staf, tidak terlalu bertumpuk pada satu staf, akan berdampak hilangnya rasa jenuh dan tidak merasa dikecewakan, pekerjaan akan  dijiwai, merasa menikmati pekerjaan tersebut selain melaksanakan tusi, juga menjadi suatu kesenangan dan kebahagiaan lahir dan batin sehingga dapat menimbulkan tanggung jawab terhadap pekerjaannya dan mengutamakan hasil kerja dengan baik, sesuai standar yang telah ditetapkan yang menjadi nilai nilai dasar yang melekat pada budaya organisasi. Dalam organisasi yang kuat, maka tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik. Kuat dan lemahnya budaya organisasi sangat ditentukan peranan dan dukungan dari anggota organisasi tersebut.(Emay Mayasari/ Piutang Negara)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini