Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Bogor > Artikel
Agrowisata Kebun Durian Warso Farm
Andika Putra Bharata
Selasa, 15 Desember 2020   |   45849 kali

Nama kebun durian Warso Farm pasti sudah tidak asing lagi di kalangan penggemar durian. Agrowisata yang didirikan oleh mendiang Soewarso Pawaka, mantan kolonel TNI Angkatan Darat sekaligus pengusaha yang sejak dulu hobi makan durian ini telah beroperasi sejak 25 tahun lalu. Terletak di wilayah Cijeruk, Bogor, kebun durian Warso Farm berada di lahan seluas 23 hektar. Dengan 1.500 pohon durian yang terdiri dari 15 varietas durian lokal maupun lokal unggulan. Sesuai dengan namanya sebagai Agrowisata, pengunjung bisa bebas menikmati pemandangan rimbun ribuan pohon durian, sambil menikmati aneka durian segar yang dipanen langsung dari kebun.

"Panen durian pertama itu di tahun 1995. Kebun durian ini mulai dikenal oleh umum, kemudian perlahan-lahan semakin berkembang, dan kami tambahkan fasilitasnya seperti restoran, tempat makan durian, bale-bale, hingga taman untuk para pengunjung," ujar Catur Andriyanto yang sudah bekerja di Warso Farm selama 12 tahun.
 
Berbeda dengan tempat wisata lainnya yang mematok harga tertentu untuk tiket masuk. Di Warso Farm semua orang bebas masuk ke wilayah kebun durian, dan menikmati pemandangan di sana. Tujuan ini memang digagas oleh Pak Warso yang wafat di tahun 2014 lalu. Pak Warso ingin meninggalkan warisan sekaligus sedekah oksigen, melalui kebun duriannya ini.

Berdasarkan keterangan Catur pula, diketahui bahwa ada lebih dari 1.500 pohon durian yang ada di lahan 15 hektar ini. Sementara Pak Warso juga punya kebun buah naga yang berada di lahan seluas 8 hektar. Untuk varietas durian, terhitung ada 15 jenis durian mulai dari durian Cane, Monthong, Petruk, Simas, hingga durian Matahari semuanya ada di Warso Farm.

Namun, semenjak Pandemi terjadi penurunan yang tajam dalam hal pengunjung, yakni yang biasanya bisa mencapai 300 orang per hari kini hanya menjadi 25 - 50 orang per hari. Imbasnya tentu saja pendapatan yang menurun. Namun demikian, Putra Sulung Pak Warso yang saat ini menjadi suksesor ayahnya tetap mengarahkan para pengurus kebun untuk tetap memelihara kebun semaksimal mungkin.

"Karena tujuan awal kebun ini menurut mendiang pak Warso adalah untuk tempat edukasi dan sedekah alam, maka kita jaga semangat itu sampai sekarang, walau margin keuntungan tipis atau bahkan rugi, pemeliharaan tempat tetap prioritas utama" tutup Catur.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini