Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Bogor > Artikel
Tetesan Nirwana Bernama Cibodas itu #PunyaKita
Andika Putra Bharata
Rabu, 02 Desember 2020   |   1427 kali

Kebun Raya Cibodas, nama ini mungkin masih terdengar sedikit asing, berbeda dengan Kebun Raya Bogor yang namanya terangkat karena berdekatan dengan Istana Bogor yang saat ini sering digunakan oleh presiden. Namun, kekayaan alam yang ada di Kebun Raya Cibodas memiliki pesona tersendiri untuk menarik pengunjung.

Nama Kebun Raya Cibodas sebenarnya sudah mahsyur sejak zaman dahulu. Menurut catatan sejarah, kawasan yang berada di kaki Gunung Gede Pangrango dengan ketinggian kurang lebih 1.275 mdpl ini didirikan oleh Johanes Elias Teijsman seorang ahli botani yang berasal dari Belanda.

Awalnya, tempat ini dibuka untuk menanam pohon kina, mengingat saat itu tanaman Kina adalah tanaman obat paling dibutuhkan di seluruh dunia sebagai obat malaria. Pohon kina pertama yang datang pada tanggal 11 April 1852 tersebut dijadikan sebagai hari lahirnya Kebun Raya Cibodas. Dari situ pulalah awal mula nama Kebun Raya Cibodas mulai terdengar di seluruh dunia. Bahkan, ilmuwan mancanegara pun mengakui bila kebun raya ini adalah firdausnya Asia.

Dalam perkembangannya, Kebun Raya Cibodas dimaksudkan untuk menjadi tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar habitatnya (ex-situ) baik dari dalam negeri maupun mancanegara yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi. Kemudian pada tahun 2003, Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dengan perubahan status tersebut, Kebun Raya Cibodas kini memiliki empat fungsi, yaitu; penelitian, wisata, lingkungan, dan konservasi. Dan karena peralihan yang mengakibatkan Kebun Raya Cibodas di bawah naungan LIPI, maka sebanyak 2311 jenis tanaman hidup yang ada di Kawasan Kebun Raya Cibodas tersebut resmi menjadi Barang Milik Negara.

Tanaman yang dikelola oleh Kebun Raya Cibodas dibagi menjadi dua kategori, yaitu tanaman koleksi dan tanaman nonkoleksi. Oleh 16 peneliti yang saat ini terdaftar di Kebun Raya Cibodas, tanaman-tanaman tersebut dipelihara dan di-diseminasi secara teratur untuk menambah baik  kuantitas maupun untuk menemukan jenis tanaman baru. Selanjutnya tanaman-tanaman tersebut akan didaftarkan sebagai aset Kebun Raya Cibodas dan tentu saja, biaya konservasi dan perawatannya berasal dari APBN sehingga setiap jenis tumbuhan yang ada di Kebun Raya Cibodas wajib didata dan memiliki nomor registrasi koleksi agar pengawasan dan penatausahaannya terjaga.

Dari sisi wisata, Kebun Raya Cibodas kini cukup populer dengan rataan jumlah pengunjung bisa mencapai 2.000 orang di akhir pekan. Kerja sama pengelolaan oleh pihak ketiga menjadi kunci bagaimana kebun yang berisi tanaman-tanaman hutan hujan tropis berubah menjadi taman wisata yang family-friendly, tradisional, namun tetap memberikan kesan keindahan natural.

Beberapa bagian dari Kebun Raya Cibodas yang terkenal di kalangan pengunjung adalah Taman Sakura, dengan keelokan bunga sakura khas Jepang yang akan mencerahkan mata. Lalu ada rumah kaca yang menyimpan sekitar 350 jenis kaktus dan 360 anggrek yang tentu akan membuat para pencinta tanaman gaek ini tak akan mau pulang. Kemudian tentu saja tanaman bunga Bangkai Raksasa setinggi dua meter saat mekar yang menjadi daya tarik utama wisata di Kebun Raya Cibodas ini. Belum lagi megahnya pohon Arcauria Bidwilli dan Magnolia Grandiflora yang sudah tumbuh sejak tahun 1866 ini sudah menunggu kita.

Dengan segala kekayaan flora yang ada tersebut maka tak berlebihan jika kita sependapat dengan perkataan Dr. F.W. Went “If Paradise exists on earth, Cibodas must have been part of it”

Jangan lupa bahwa ini juga #PunyaKita !

Penulis : Andhika Putra B.


Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini