Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Pemulihan Perekonomian Indonesia di Tengah Ancaman Resesi Global
Dewi Lestuti Ambarwati
Rabu, 28 September 2022   |   6492 kali

Setelah Indonesia berhasil melewati kontraksi ekonomi yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19, saat ini risiko ekonomi Indonesia bergeser ke gejolak ekonomi global yang disebabkan oleh peningkatan inflasi global akibat supply disruption karena pandemi dan perang Rusia-Ukraina, yang disertai dengan adanya pengetatan kebijakan moneter di negara-negara maju.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tumbuh tinggi pada triwulan II 2022, di tengah risiko pelemahan ekonomi global dan tekanan inflasi yang meningkat. Perkembangan tersebut tercermin pada pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022 yang mencapai 5,44persen (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,01persen (yoy). Akselerasi kinerja ekonomi ditopang oleh permintaan domestik yang terus meningkat, terutama konsumsi rumah tangga, dan kinerja ekspor yang tetap tinggi. Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada peningkatan pertumbuhan mayoritas lapangan usaha dan di seluruh wilayah.

 Perbaikan ekonomi Indonesia diproyeksikan masih berlanjut, didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha. Namun demikian, dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor dan potensi tertahannya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan inflasi patut diwaspadai.

Berdasarkan data APBN KiTa Triwulan II Tahun 2022, Kinerja APBN terus melanjutkan tren positif dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Laporan realisasi APBN KiTa Agustus 2022 mencatat adanya surplus hingga Rp106,12 triliun pada neraca perdagangan hingga bulan Juli 2022. Berdasarkan rilis APBN KiTa, tercatat bahwa realisasi pendapatan negara dan hibah hingga akhir Juli 2022 mencapai Rp1.550,97 triliun yaitu sebesar 68,44 persen dari target APBN 2022 atau tumbuh 50,3 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Realisasi penerimaan ini bersumber dari penerimaan pajak senilai Rp1.028,46 triliun atau sebesar 69,26 persen dari pagu APBN 2022 dan penerimaan kepabeanan dan cukai senilai Rp185,07 triliun atau sebesar 61,89 persen dari pagu APBN 2022.

Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia Q2 2022 menguat di tengah krisis dan ketidakpastian global. Pertumbuhan ekonomi Q2 2022 tumbuh sebesar 5,44 persen year on year (yoy) dengan pertumbuhan tertinggi berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 2,92 persen serta ekspor barang dan jasa sebesar 2,14 persen.

Pemulihan ekonomi nasional menguat signifikan karena didorong oleh konsumsi masyarakat, investasi, dan kinerja ekspor. Walau demikian, inflasi berada dalam tren yang masih menguat sehingga dinamika global perlu terus diwaspadai. Sementara itu, surplus APBN bulan Juli didorong oleh kinerja penerimaan yang signifikan dan belanja yang tumbuh positif. Surplus yang berlanjut ini memberikan indikasi adanya dukungan untuk terus menjaga kinerja ekonomi dengan melindungi masyarakat dari guncangan harga dan pelemahan ekonomi global.

Kinerja penerimaan negara (pajak, kepabeanan dan cukai, dan PNBP) masih tumbuh positif. Hal ini didukung oleh peningkatan harga komoditas, pemulihan ekonomi, dampak insentif, dan dampak kebijakan. Hingga Juli 2022, penerimaan pajak mencapai Rp1.028,46 T. Pertumbuhan penerimaan pajak sebesar 58,79persen dibandingkan tahun lalu, dengan capaian 69,26persen dari target Perpres 98/2022 (APBN). Penerimaan sebesar ini terdiri dari PPh Non Migas sebesar Rp595,0 T (79,4persen target); PPN & PPnBM sebesar Rp377,6 T (59,1persen target); PPh Migas sebesar Rp49,2 T (76,1persen target); dan PBB & Pajak Lainnya sebesar Rp6,6 T (20,5persen target). Penerimaan kepabeanan dan cukai (hingga Juli 2022) sebesar Rp185,1 triliun.

Hingga akhir Juli 2022, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp337,1 T (70,0persen dari target). PNBP mencatatkan pertumbuhan sebesar 39,1persen year on year. PNBP SDA Migas tumbuh 93,6persen dengan kontribusi sebesar Rp92,1 T (66,2persen dari target) yang didorong karena adanya kenaikan ICP. PNBP SDA Nonmigas tumbuh 102,6persen dengan capaian sebesar Rp48,2 T (55,1persen dari target APBN) didorong oleh kenaikan harga minerba terutama batubara dan nikel. PNBP juga didorong oleh Pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan sebesar Rp37,9 T yang ditopang dengan adanya kenaikan setoran dividen BUMN utamanya dari Himbara, Pendapatan PNBP Lainnya sebesar Rp106,6 T, dan pendapatan BLU yang mencapai Rp52,3 T.

Pemulihan Ekonomi Nasional pasca Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung hingga saat ini. Dalam rangka menggerakkan UMKM, pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan yaitu restrukturisasi kredit, pemberian jaminan modal kerja dan insentif perpajakan serta subsidi bunga pinjaman. Dalam memperkuat modal UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat/KUR, kredit Usaha Mikro dan penyaluran dana bergulir yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), Kementerian KUKM.

Berdasarkan Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementerian KUKM) pada tahun 2021, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07persen atau Rp8.573,89 triliun. UMKM mampu menyerap 97persen dari total angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,42persen dari total investasi di Indonesia.

Berdasarkan data tersebut, dengan adanya ancaman inflasi dan gejolak perekonomian global akan diimbangi dengan upaya pemerintah dalam melakukan penyesuaian kebijakan publik dalam hal pemulihan ekonomi nasional dan menjaga perekonomian Indonesia untuk selalu dalam kurva keseimbangan dengan memperhatikan faktor-faktor penentu dalam kebijakan fiskal dan moneter untuk dapat memperkuat perekonomian Indonesia serta mengurangi dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia.

 

Penulis: Fatihah Nida ‘Ul Chasanah (Pelaksana Subbagian SDM, Bagian Umum, Kanwil DJKN Sumatera Selatan, Jambi dan Bangka Belitung)

 

Daftar Pustaka:

https://www.bi.go.id/id/statistik/Default.aspx

https://www.bps.go.id/indicator/13/760/1/jumlah-koperasi-aktif-menurut-provinsi.html

https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/Menkeu-CeritaPenerimaan-Negara-Sangat-Positif

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini