Oleh RHT
Di masa pandemi, masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat Palembang mulai ramai melakukan aktivitas olahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau bahasa populernya meningkatkan imun tubuh. Salah satu olahraga yang dilakukan oleh pegawai KANWIL DJKN SUMATERA SELATAN, JAMBI dan BANGKA BELITUNG adalah bersepeda pada hari-hari tertentu atau hari libur berkeliling di Kota Palembang.
Olahraga bersepeda yang mempunyai
banyak manfaat selain baik untuk kesehatan tubuh yaitu juga dapat mengenal
serta mengetahui keindahan dan keramah-tamahan masyarakat Palembang
atau yang sering disebut dengan WONG KITO, juga dapat mengenal nama-nama jalan
yang ada di Kota Palembang bagi kami karyawan Kanwil SJB yang merupakan orang pendatang. Pesona
Palembang yang ditemui seperti Jembatan AMPERA yang mulai dibangun tahun 1962
dan selesai tahun 1964. Jembatan
ini awalnya bernama jembatan Bung Karno sebagai penghargaan karena
pembangunannya atas persetujuan Presiden Republik Indonesia tercinta kita saat
itu dengan biaya pembangunan dari rampasan perang Jepang dengan ahli yang
berasal dari negeri sakura itu juga. Jembatan AMPERA yang berarti (Amanat
Penderitaan Rakyat) merupakan ikon kota Sumatera Selatan dan sudah dikenal
masyarakat Indonesia bahkan Dunia. Dengan pertumbuhan kota
Palembang yang sekarang sudah mempunyai 6 (enam) jembatan Musi yang
menghubungkan antara kota Palembang dengan Kota atau Kabupaten lainnya di
Wilayah Sumatera Selatan, dimana jembatan MUSI 6 diresmikan tahun 2020. Selain
AMPERA masih banyak destinasi wisata lainnya yang sayang bila tidak dikunjungi
kalau kita sudah berada di Palembang seperti Pulau Kemaro yang tidak jauh dari
Kota Palembang berkisar 6 Km dari Jembatan Ampera. Daya tarik Pulau Kemaro
adalah Pagoda berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau yang dibangun
tahun 2006. Pagoda ini tingginya 45 meter dengan masing-masing tingkatnya 5
meter.
Selain
pagoda ada klenteng yang sudah ada terlebih dahulu. Klenteng Hok Tjing Rio atau
lebih dikenal Klenteng Kwan Im dibangun sejak tahun 1962. Di depan klenteng
terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang
berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda terbentuknya
pulau ini.
Destinasi
wisata lainnya yang berada di dalam Kota Palembang adalah benteng
peninggalan sejarah, banyak orang berpikir itu adalah bangunan yang dibuat oleh
penjajah. Tapi benteng yang satu ini berbeda. Bukan Belanda yang membangun
benteng tersebut yang dikenal dengan Benteng Kuto Besak (BKB) merupakan
satu-satunya benteng yang dibangun oleh orang Indonesia (menurut Jeanne
Francoise) yang dibangun pada 1780 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I.
Bersepeda
keliling Kota Palembang selain berwisata
pemandangan dan sejarah, Kota Palembang dikenal juga dengan wisata kulinernya
yang masyarakat Indonesia dan bahkan dunia sudah mengenalnya yaitu Empek-empek
dan berbagai macam kuliner Pindang yang ada. Sambil beristirahat, teman-teman komunitas
peseda Kanwil DJKN SJB menikmati sarapan pagi. Demikian berolahraga bersepeda dengan mengenal PESONA PALEMBANG semoga
menjadi destinasi tujuan wisata bagi warga DJKN …….
--Salam Wong Kito--