Kedua istilah tersebut sering kali
kita temui baik itu dalam literature ataupun dalam perbincangan sehari-hari di
tengah-tengah kehidupan masyarakat. Sementara itu diantara masyarakat itu
sendiri banyak yang belum memahami artinya dengan benar. Penulis yakin apabila
hal tersebut ditanyakan kepada orang-orang yang berada disekitar kantor kita,
satu dengan yang lainnya tentu mempunyai penafsiran yang berbeda-beda yang
tidak sesuai dengan definisi sebagaimana yang kita temui dalam literature
manajemen. Marilah kita simak bersama-sama makna yang benar dari kedua istilah
tersebut sesuai dengan ilmu manajemen.
Apa itu Kepemimpinan?
Dalam istilah umum khususnya di
manajemen, kepemimpinan itu sering disebut dengan istilah Leader
Ada
beberapa definisi dari kepemimpinan antara lain:
1. Getting
things done yaitu
mencapai hasil melalui orang lain
2. Menggerakkan orang lain untuk mencapai
hasil kerja yang diinginkan
3. Kepemimpinan itu adalah pengaruh,
tidak lebih dan tidak kurang
4. Kepemimpinan adalah satu kata yaitu Influence artinya mempengaruhi,
memotivasi, mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
Kesimpulan
:
Kepemimpinan
itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut
agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin.
Apa
itu Model Kepemimpinan ?
Dalam
ilmu manajemen pada umumnya, dikenal 3 (tiga) model kepemimpinan. Pada umumnya ketiga
model kepemimpinan ini sering kita lihat pada diri para leader dalam praktek
sehari-hari dalam memanage kantor atau perusahaan. Masing-masing model
mempunyai warna tersendiri, ada yang timbulnya karena anugerah Tuhan YME, ada
juga timbulnya sangat erat hubungannya dengan sifat atau karakter dari
seseorang itu sendiri, bahkan ada yang timbul karena hasil dari proses
pembelajaran.
Ketiga
model kepemimpinan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan Karismatik adalah :
Kepemimpinan yang berasal dari anugerah Tuhan, yang mana
pemimpin tersebut mempunyai kemampuan luar biasa, magnit yang kuat dan adanya
ketertarikan emosional yang kuat dari yang dipimpin kepada pemimpinnya.
Contohnya : Bung Karno, Anwar Sadat, Mahatma Gandhi.
2. Kepemimpinan Transaksional adalah :
a.
Kepemimpinan
untuk mengendalikan bawahan dengan cara menggunakan kekuasaan untuk mencapai
hasil.
b.
Mengelola
bawahan dengan memberi reward dan punishment.
c.
Biasa
menerapkan transaksi yang saling menguntungkan dengan bawahan.
3. Kepemimpinan Transformasional adalah :
Model kepemimpinan yang efektif dan telah diterapkan di
berbagai organisasi internasional yang mengelola hubungan antara pemimpin dan
pengikutnya dengan menekankan pada beberapa factor antara lain perhatian (attention), komunikasi (communication), kepercayaan (trust), rasa hormat (respect) dan resiko (risk).
4
(empat) perilaku spesifik dari Kepemimpinan Transformasional
Seorang
pemimpin dapat dikategorikan mempunyai sifat kepemimpinan trasformasional
manakala memiliki perilaku sebagai berikut :
1. Credible, artinya mempunyai sifat konsisten
dan komitmen yang tinggi apa yang diucapkannya dengan yang diperbuat.
2. Creation
Opportunities,
artinya menciptakan peluang bagi orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan.
3. Carying, artinya menunjukkan kepedulian kepada
orang lain sehingga membuat bawahan merasa diakui menjadi bagian dari
organisasi.
4. Communication, artinya mempunyai ketrampilan
komunikasi yang baik dengan orang lain.
Terdapat
3 (tiga) aspek dalam Kepemimpinan Transformasional, yakni :
1. Vision adalah kemampuan diri untuk
menggambarkan, menjelaskan dan meyakinkan bawahan tentang kondisi masa depan
yang diinginkannya sekaligus mewujudkannya.
2. Power adalah memiliki pengaruh, kendali dan
kuasa terhadap orang lain atau kelompok sehingga mendapatkan dukungan yang kuat
untuk mencapai tujuannya.
3. Self
Confidence adalah
kepercayaan diri untuk bertindak yang bersumber dari pengalaman atas hal-hal
yang terjadi pada kehidupannya.
Power
Dalam
bab ini akan dibahas lebih mendalam tentang Power
daripada 2 aspek lainnya yaitu Vision dan self confidence. Pertimbangannya
karena Power merupakan motif yang
sangat kuat dan dibutuhkan bagi seorang manager atau leader agar mencapai
keberhasilan dalam memimpin suatu organisasi ( need for power ).
Dengan
memiliki power seorang manager atau leader akan mendapatkan dukungan dari orang
lain. Ini berarti seorang manager atau leader membutuhkan pengaruh dan
kekuasaan untuk bisa mencapai tujuannya.
4
(empat) jenis Power
Terdapat
4 (empat) jenis power pada seorang
leader atau manager pada umumnya, yakni
:
1.
Personalized Power
Lebih
digunakan untuk menunjukkan bahwa kekuasaannya lebih besar dari orang lain, menunjukkan
keistemewaan statusnya.
Contoh
: Minta lift khusus, tempat parkir khusus, kendaraan khusus dll
2. Personal
Power
Berasal
dari keahlian tertentu, sering disebut Expert Power, dapat juga berasal karena
persahabatan atau disebut Referet Power
3.
Position Power
Berasal
dari otoritas yang sah atau Legitimate
Power, secara formal memiliki kendali atas SDM, finansial dan fasilitas
4.
Prosocial Power
Kekuasaan
tersebut tersebar diseluruh jenjang jabatan (tidak hanya di puncak jabatan), saling
pengaruh mempengaruhi satu sama lain, banyak memberikan keuntungan, pekerjaan
mudah terselesaikan.
Unsur
Kepeminpinan Transformasional
Terdapat
8 (delapan) unsur dalam Kepemimpinan Transformasional yang berpengaruh bagi
seorang manajer atau leader dalam mencapai tujuan organisasi. Kedelapan unsur tersebut adalah
sebagai berikut
1. Budaya
Organisasi
Yang dimaksud dengan budaya organisasi disini
adalah :
a.
Nilai-nilai
dominan yang didukung oleh organisasi
b.
Norma-norma
yang mengarahkan bagaimana para anggota seharusnya berperilaku
c.
Nilai-nilai
tentang apa yang seharusnya ada dan diterapkan di dalam organisasi
Contoh budaya organisasi yang ada di Kementerian
Keuangan : Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan. Contoh
budaya organisasi yang ada di DJKN : Integritas, Komitmen, Ketulusan. Contoh
ekstrim seperti bushido yang menjadi prinsip hidup para samurai di Jepang.
2.
Integrity
Pengertian secara sederhana
dari integrity adalah mempertahankan
tingkat kejujuran dan etika yang tinggi dalam perkataan dan tindakan
sehari-hari. Integrity ini memiliki 4 level, yakni :
a.
Dapat
dipercaya ( sama dalam kata dan perbuatan ).
b.
Sebagai
sumber informasi yang dapat dipercaya kebenarannya.
c.
Konsisten
menerapkan norma-norma yang ada.
d.
Bertindak
sesuai kode etik dan prinsip moral.
Intinya adalah
kualitas untuk bertindak jujur dan memiliki prinsip moral yang kuat
3.
Continuous
Improvement
a.
Perbaikan
yang berkesinambungan ( terus menerus ) yang bertujuan untuk peningkatan proses
kerja organisasi, peningkatan kualitas, efisiensi, atau efektivitas .
b.
Seorang
pemimpin harus secara aktif mampu mendorong setiap bawahan untuk melakukan peningkatan
hasil dan proses kerja melalui perbaikan-perbaikan .
c.
Mampu
menciptakan lingkungan yang terus menerus melakukan perbaikan proses kerja.
4.
Continuous
Learning
a.
Pembelajaran
berkesinambungan yakni belajar memperluas pengetahuan dan ketrampilan baik
melalui proses pembelajaran formal maupun informal.
b.
Mampu
memberi inspirasi kepada bawahan untuk mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan yang relevan dengan pekerjaan
c. Orang yang selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sepanjang masa kerja
Pemimpin ini mampu memberi contoh dan dorongan kepada orang lain untuk belajar terus menerus.
5.
Managing
Others
a. Mengarahkan
dan memimpin orang lain untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi
b. Pemimpin ini
mampu secara efektif mengelola dan mengarahkan kegiatan orang lain
c. Mereka
bekerja melalui orang lain untuk mencapai tujuan dan mendorong kinerja melalui
motivasi
d. Pemimpin ini
memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan atau melakukan
tugas-tugas yang menantang ini terjadi saat orang yang dipimpinnya sangat mampu
dan termotivasi ( Laissez-Faire )
e. Mereka memiliki tipe pendidik dan pelatih.
6.
Interpersonal
Communication
a. Berkomunikasi
secara jelas dan efektif dengan orang-orang di dalam dan di luar organisasi
b. Menyampaikan
informasi, pikiran, atau pendapat dengan jelas, singkat, dan tepat serta
menggunakan tata bahasa yang baik
c. Bersikap
terbuka dan mendengarkan orang lain
d. Menyampaikan
suatu informasi yang sensitif dan/atau rumit dengan cara penyampaian dan kondisi
yang tepat sehingga dapat dipahami pihak lain\
e. Menyampaikan
informasi kepada pihak lain dengan cara-cara menarik dan mudah dimengerti
7.
Stakeholder
Service
a. Stakeholder adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun
di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan perusahaan
b. Stakeholder service adalah
mengenali dan memahami kebutuhan pemangku kepentingan ( stakeholders ) dan menyampaiakn hasil yang melebihi harapan
pemangku kepentingan
c. Orang ini
cenderung memiliki keinginan untuk menyenangkan pemangku kepentingan
sebaik-baiknya dengan cara mengenali kebutuhan pemangku kepentingan dan
memastikan bahwa pemangku kepentingan akan merasa puas
d. Prinsip : Better, Faster, Newer, Cheaper, More
Simple
8. Mengelola
Bawahan
Dalam
mengelola bawahan pada dasarnya terdapat 4 (empat) tipe bawahan, yakni sebagai
berikut : Tipe
Konstruktif, Tipe Impulsif, Tipe Rutin, Tipe Subversi
Adapun penjelasan dari masing-masing tipe tersebut berikut tips cara
mengelolanya adalah sebagai berikut :
a.
Tipe Bawahan Konstruktif
Berani mengemban tanggung jawab, dapat dipercaya, mampu memahami dan
menginterpretasikan keinginan atasan, tidak sekadar meniru atasan, tetapi
memiliki pemikiran kreatif, berpandangan kedepan, memiliki ambisi serta tanggap
terhadap berbagai situasi.
TIPS :
Bawahan tipe
konstruktif sangat potensial untuk dikembangkan, berikan sasaran yang ingin
dicapai, kemudian menyerahkan teknis pelaksanaan tugas kepada bawahan tersebut.
b. Bawahan Tipe
Rutin
Tingkat
kemampuan intelektual dan daya imajinasi di bawah tipe konstruktif, kurang
memiliki inisiatif, cenderung gamang jika tanpa petunjuk dan arahan yang jelas,
namun jika diarahkan dengan benar, ia dapat bekerja dengan loyal dan sepenuh
hati
TIPS :
Bawahan tipe
rutin dapat bekerja efektif jika diberi arahan yang jelas, berikan saran yang
hendak dicapai, kemudian memberikan arahan dan prosedur yang jelas. Jika perlu
dengan target waktu.
c. Bawahan Tipe
Impulsif
Cenderung mudah berubah
mengikuti lingkungan (seperti bunglon), melakukan tugas atas dasar suka atau
tidak suka pada pimpinan, sangat tidak imajinatif
TIPS :
Utamakan
pendekatan personal serta berikan arahan dan petunjuk yang lengkap beserta
target, gar bekerja dengan baik pimpinan harus berikan perhatian dan teladan.
d. Bawahan Tipe
Subversif
Sulit
dikontrol, tidak memiliki prinsip yang kuat, cenderung memikirkan keuntungan
pribadi, dapat menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keinginan ( misal: provokasi, menjilat, dsb
TIPS :
Berikan tugas dengan
penekanan pada sasaran yang hendak dicapai, jika memungkinkan, janjikan imbalan
atau hukuman yang sesuai.
Bagaimana dengan Karakter Kepemimpinan & Model
Kepemimpinan dalam Program Budaya Kerja & Nilai-Nilai di Lingkungan
Kementerian Keuangan itu sendiri?
Pertanyaan tersebut diatas perlu kiranya disampaikan
untuk mengetahui sejauh mana konsep kepemimpinan dan model kepemimpinan yang
diatur pada institusi Kemenkeu
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak
bersama Keputusan Menteri Keuangan nomor 312/KMK.01/2011 Tanggal 12 September
2011 Tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan.
Pada Diktum
Menimbang disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan Kemenkeu sebagai institusi
pemerintah terbaik, berkualitas, bermartabat, terpercaya, dihormati/ disegani,
mendukung peningkatan kinerja dan menjadi dasar atau pondasi yang kuat bagi
institusi, pimpinan dan seluruh pegawai dalam mengabdi, bekerja dan bersikap,
Menkeu sebagai Top Leader perlu
menetapkan Nilai-Nilai Kemenkeu yang wajib dimiliki dan diimplementasikan oleh
pimpinan dan seluruh pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
sehari-hari, yakni sebagai berikut :
1.
Integritas
Dalam
Integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata, berperilaku, dan
bertindak, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian
Keuangan melakukannya dengan baik dan benar serta selalu memegang teguh kode
etik dan prinsip-prinsip moral.
2.
Profesionalisme
Dalam
ProfesionaIisme terkandung makna bahwa dalam bekerja, Pimpinan dan seluruh
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan
tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab dan
komitmen yang tinggi.
3.
Sinergi
Dalam
Sinergi terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Kementerian Keuangan memiliki komitmen untuk membangun dan
memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang
harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang
bermanfaat dan berkuaIitas.
4.
Pelayanan
Dalam
Pelayanan terkandung makna bahwa dalam memberikan pelayanan, Pimpinan dan
seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya
untuk memenuhi kepuasan pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh
hati, transparan, cepat, akurat, dan aman.
5.
Kesempurnaan
Dalam
Kesempurnaan terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil
di lingkungan Kementerian Keuangan senantiasa melakukan upaya perbaikan di
segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.
Selain dari
hal tersebut, dalam rangka penguatan dan penyempurnaan terwujudnya Kepemimpinan
dan Model Kepemimpian di Kemenkeu yang berorientasi pada Model Kepemimpian Transformasional,
Menteri Keuangan selaku Top Leader
juga telah mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor 127/KMK.01/2013
tanggal 3 April 2013 Tentang Program Budaya di Lingkungan Kemenkeu, yang mana
dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut diharapkan seluruh jajaran pimpian di
Kemenkeu dapat mengimplementasikan 5 (lima) program budaya dalam pelaksanaan
tugas kepemimpinan sehari-hari untuk mendorong para pegawai mampu melaksanakan
hal-hal sebagai berikut :
1.
Satu informasi setiap hari
2.
Dua menit sebelum jadual
3.
Tiga salam setiap hari
4.
Rencanakan, kerjakan, Monitor dan tindaklanjuti
5.
Ringkas, rapi, resik, rawat, rajin.
Kesimpulan :
Dari kelima nilai-nilai Kemenkeu dan program budaya tersebut
diatas, kalau kita sandingkan dengan Teori Kepemimpinan dan Model Kepemimpinan
yang telah diuraikan pada bahasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Konsep kepemimpinan dan Model Kepemimpinan di
Kemenkeu yang mengedepankan 5 (lima) Nilai-Nilai Kemenkeu & program budaya tersebut
apabila ditinjau dari sisi perilaku spesifik dan unsurnya, ternyata telah
sesuai dan selaras dengan kepemimpinan dan model kepemimpinan yang efektif
& modern yakni Kepemimpinan Transformasional. Oleh karena itu, maka seluruh
jajaran pimpinan di lingkungan Kemenkeu wajib menjalankan kepemimpinan dan
model kepemimpinan Transformasional yang menrefleksikan pada nilai-nilai Kemenkeu dan program budaya
Kemenkeu.
2.
Nilai integritas, yang mempunyai makna bahwa
pemimpin dalam berpikir,
berkata, berperilaku, dan bertindak itu harus baik dan benar serta selalu
memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip mora inil selaras dengan perilaku
spesifik yang credible dan unsur integrity.
3.
Nilai profesionalisme, yang mempunyai makna bahwa dalam bekerja, Pimpinan harus
melakukannya dengan tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh
tanggung jawab dan komitmen yang tinggi telah selaras juga dengan perilaku yang
credible dan unsur integrity.
4. Sinergi, yang mempunyai makna Pimpinan
dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan memiliki
komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk
menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkuaIitas ini telah selaras dengan
perilaku spesifik Communication dan unsur interpersonal communication.
5.
Nilai Pelayanan, yang mempunyai makna bahwa dalam memberikan pelayanan,
Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan
melakukannya untuk memenuhi kepuasan pemangku kepentingan dan dilaksanakan
dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman ini selaras dengan
perilaku spesifik carrying dan unsur stakesholders service.
6. Nilai kesempurnaan, yang memenuhi
makna Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian
Keuangan senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi
dan memberikan yang terbaik ini selaras dengan perilaku spesifik creations oppurtunities dan unsur continuous improvement.
7. Demikian pula dengan terlaksananya 5
(lima) program budaya di lingkungan Kemenkeu tersebut diatas, diharapkan Kepemimpinan & Model Kepemimpinan yang
diterapkan oleh para pimpinan di lingkungan Kemenkeu benar-benar sempurna membuktikan
adanya 4(empat) perilaku spesifik dan 8 (delapan) unsur sebagaimana yang ada pada
Kepemimpinan Transformasional,
Penutup
Kata-Kata Motivasi Menteri Keuangan Yang Kemudian
Dipopulerkan Oleh Dirjen KN
“ Good Is
Not Enough, When Better Is Expected “ ………
Mari
Kita Berlomba Menuju Kesana !!!
Selamat bekerja dengan ikhlas dan amanah…….
DAFTAR KEPUSTAKAAN :
1. John C
Maxwell, Laws of Leadership
2. Prof Dr H Veithzal Rivai, Pemimpin dan
Kepemimpinan dalam Organisasi,
3. Sondag P.
Siagian, Teori & Praktek Kepemimpinan
4. BDK
Magelang, Bahan Ajar Diklatpim III, Angkatan ke-50, Tahun 2013
Ditulis oleh : P. Soebagio
(Bidang Lelang Kanwil DJKN Jateng & DIY)