Pada
tanggal 31 Desember 2019, dilaporkan terdapat 27 kasus pneumonia dengan
etiologi yang tidak diketahui di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina (Sun et
al., 2020). Tanggal 11 Februari 2020, WHO secara resmi menyebut penyakit yang
dipicu oleh 2019-nCoV sebagai Penyakit Virus Corona 2019 (COVID-19). Pada 30
Januari 2020, WHO mendeklarasikan wabah COVID-19 di Cina sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (Public Health Emergency of International
Concern, PHEIC) ini menandakan COVID-19 sebagai ancaman global.
Penyebaran
COVID-19 dapat dihentikan jika dilakukan proteksi, deteksi dini, isolasi, dan
perawatan yang cepat agar tercipta implementasi sistem yang kuat untuk
menghentikan penyebaran COVID-19. Sebagai upaya proteksi
terhadap COVID-19, berbagai negara dari seluruh dunia telah berkomitmen bersama
dengan melibatkan pemerintah, perusahaan bioteknologi, ilmuwan, dan akademisi
untuk dapat menciptakan vaksin Covid-19. Sejauh ini telah banyak kandidat
vaksin yang diluncurkan untuk melawan virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
Vaksin
adalah cara yang paling efektif dan ekonomis untuk mencegah penyakit menular.
Pengembangan afektif terhadap infeksi SARS-CoV-2 sangat diperlukan. Sejauh ini banyak
perusahaan farmasi dan lembaga akademis di seluruh dunia telah meluncurkan
program pengembangan vaksin mereka melawan SARS-CoV-2. Selama dua dekade
terakhir, tiga coronavirus yang didapatkan pada manusia (SARS-CoV, MERS-CoV,
dan SARS-CoV-2) muncul di seluruh dunia, menyebabkan ancaman besar terhadap
kesehatan global. Namun, masih belum ada vaksin yang disetujui untuk virus
corona manusia. Tahapan dalam pembuatan sebuah vaksin melalui beberapa
tahap sampai vaksin tersebut dapat diproduksi dan diterima secara global,
begitupun dengan pengembangan vaksin COVID-19.
Vaksinasi
atau imunisasi merupakan prosedur pemberian suatu antigen penyakit, biasanya
berupa virus atau bakteri yang dilemahkan atau sudah mati, bisa juga hanya
bagian dari virus atau bakteri. Tujuannya adalah untuk membuat sistem kekebalan
tubuh mengenali dan mampu melawan saat terkena penyakit tersebut. Sebenarnya,
sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit bisa terbentuk secara alami saat
seseorang terinfeksi virus atau bakteri penyebabnya. Namun, infeksi virus
Corona memiliki risiko kematian dan daya tular yang tinggi. Oleh karena itu,
diperlukan cara lain untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, yaitu vaksinasi.
Dengan mendapatkan vaksin COVID-19, kita bisa memiliki kekebalan terhadap virus
Corona tanpa harus terinfeksi terlebih dahulu.
Jenis-jenis vaksin COVID-19
yang sedang dikembangkan saat ini:
1. Vaksin mati dan Vaksin yang dilemahkan
Vaksin sel utuh yang dimatikan atau vaksin hidup yang
dilemahkan menghadirkan beberapa komponen antigenik ke inang dan dengan
demikian dapat berpotensi menyebabkan beragam efek imunologis terhadap patogen.
Mereka adalah vaksin tradisional dengan teknologi yang telah dipersiapkan
secara matang persiapan, dan dapat menjadi vaksin SARS-CoV-2 pertama yang
dimasukkan ke dalam aplikasi klinis.
Beberapa lembaga penelitian telah memulai penelitian ini.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Institut Virologi Wuhan,
Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, Universitas Zhejiang, dan beberapa lembaga
lainnya telah berhasil mengisolasi strain virus SARS-CoV-2 dan memulai
pengembangan vaksin yang relevan.
2. Subunit Vaksin
Vaksin subunit mencakup satu atau lebih antigen dengan imunogenisitas kuat yang mampu menstimulasi sistem imun inang secara efisien. Secara umum, jenis vaksin ini lebih aman dan lebih mudah untuk diproduksi, tetapi seringkali membutuhkan penambahan bahan pembantu untuk memperoleh respon imun protektif yang kuat. Sejauh ini, beberapa lembaga telah memprakarsai program vaksin subunit SARS-CoV-2, dan hampir semuanya menggunakan protein S sebagai antigen. Sebagai contoh, Universitas Queensland mengembangkan vaksin subunit berdasarkan pada teknologi “penjepit molekuler”.
3. Vaksin mRNA
Vaksin mRNA adalah teknologi yang berkembang pesat untuk
mengobati penyakit menular dan kanker. Vaksin berbasis mRNA mengandung mRNA
yang mengkode antigen, yang diterjemahkan di mesin seluler inang dengan
vaksinasi. Vaksin mRNA memiliki keunggulan dibandingkan vaksin konvensional,
dengan tidak adanya integrasi genom, respon imun yang meningkat, perkembangan
yang cepat, dan produksi antigen multimeric.
Moderna, Inc. melakukan uji klinis fase I untuk mRNA-1273,
vaksin mRNA, yang mengkode protein viral spike (S) dari SARSCoV-2. Ini
dirancang bekerja sama dengan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID).
Berbeda dengan vaksin konvensional yang diproduksi dalam sistem kultur sel,
vaksin mRNA dirancang dalam silico, yang memungkinkan pengembangan dan evaluasi
efikasi vaksin yang cepat. Moderna Inc. sedang mempersiapkan studi fase I
dengan dukungan keuangan dari CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness
Innovations).
4. Vaksin DNA
Vaksin DNA biasanya terdiri dari molekul DNA plasmid yang
mengkodekan satu atau lebih antigen. Mereka lebih unggul dari vaksin mRNA dalam
formulasi yang diperlukan untuk stabilitas dan efisiensi pengiriman, namun mereka
harus memasukkan nukleus yang dapat membawa risiko integrasi vector dan mutasi pada
genom inang.
Menurut sumber penulis, sejauh ini, dua vaksin DNA
SARS-CoV-2 sedang dalam pengembangan. Inovio Pharmaceuticals mengembangkan
kandidat vaksin DNA yang disebut INO-4800, yang dalam studi praklinis dan akan
segera memasuki uji klinis fase I. Anak Perusahaan Ilmu DNA Terapan, LineaRx, dan
Takis Biotech berkolaborasi untuk pengembangan kandidat vaksin DNA linier terhadap
SARS-CoV-2, yang sekarang dalam studi praklinis.
5. Vaksin Live Vector
Vaksin vektor langsung adalah virus hidup (vektor) yang
mengekspresikan antigen heterolog. Mereka dikarakterisasi dengan menggabungkan
imunogenisitas yang kuat dari vaksin yang dilemahkan hidup dan keamanan vaksin
subunit, dan secara luas digunakan untuk menginduksi imunitas seluler in vivo.
Greffex Inc. yang berbasis di Houston telah menyelesaikan
konstruksi vaksin vector adenovirus SARS-CoV-2 dengan Greffex Vector Platform
dan seharusnya sekarang dipindahkan ke pengujian hewan. Tonix Pharmaceuticals
mengumumkan penelitian untuk mengembangkan vaksin SARS-CoV-2 yang potensial
berdasarkan Horsepox Virus (TNX-1800). Johnson & Johnson telah mengadopsi
platform vektor adenoviral AdVac® untuk
pengembangan vaksin.
Baru-baru ini Indonesia baru saja mendatangkan vaksin
covid-19 dari China. Diketahui kandidat vaksin ini diberi nama “CoronaVac”.
Penelitian ini merupakan kolaborasi dari Sinovac Biotech Co., Ltd (Beijing,
China) dan Butantan Institute (São Paulo, Brasil). Pengembangan vaksin dari
virus yang diinaktifkan telah dimulai tanggal 28 Januari 2020. Hasil studi
praklinis diterbitkan dalam jurnal ilmiah peer-review Science. Metode
pengembangan vaksin ini memiliki keunikan tersendiri karena memilih metode
penginaktifan seperti kasus pengembangan vaksin polio (tipe 3). Hasil yang
didapatkan membuat virus mati sehingga akan dikenal sebagai benda asing di
dalam darah. Perkembangan vaksin “Coronavac” kini telah melewati 3 masa
percobaan klinik, yaitu fase I, fase II dan fase III. Apabila tahap uji coba
fase III berjalan dengan lancar, vaksin ini direncanakan akan diproduksi masal
pada Q1 2021 dengan kapasitas maksimum yang diperkirakan mencapai 250 juta
dosis.
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh
dengan mendapatkan vaksinasi COVID-19, yaitu:
1. Menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat COVID-19, vaksin COVID-19 dapat memicu sistem imunitas tubuh
untuk melawan virus Corona. Dengan begitu, risiko Anda untuk terinfeksi virus
ini akan jauh lebih kecil. Kalaupun seseorang yang sudah divaksin tertular
COVID-19, vaksin bisa mencegah terjadinya gejala yang berat dan komplikasi.
2. Mendorong terbentuknya herd immunity,
bila diberikan secara massal, vaksin COVID-19 juga mampu mendorong terbentuknya
kekebalan kelompok (herd immunity) dalam masyarakat. Untuk mencapai herd
immunity dalam suatu masyarakat, penelitian menyebutkan bahwa minimal 70%
penduduk dalam negara tersebut harus sudah divaksin.
3. Meminimalkan dampak ekonomi dan
sosial, manfaat vaksin COVID-19 tidak hanya untuk sektor kesehatan, tetapi juga
sektor ekonomi dan sosial. Jika sebagian besar masyarakat sudah memiliki sistem
kekebalan tubuh yang baik untuk melawan penyakit COVID-19, kegiatan sosial dan
ekonomi masyarakat bisa kembali seperti sediakala.
Saat ini, jumlah vaksin yang tersedia di
Indonesia masih belum cukup untuk diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia
sekaligus. Maka dari itu, ada beberapa kelompok yang diprioritaskan untuk
mendapat vaksin COVID-19 terlebih dahulu. Kelompok yang termasuk prioritas
vaksin COVID-19 dimulai dari tenaga kesehatan yang memiliki risiko tinggi untuk
terinfeksi dan menularkan COVID-19, orang dengan pekerjaan yang memiliki risiko
tinggi tertular dan menularkan COVID-19 karena tidak dapat melakukan jaga jarak
secara efektif, seperti anggota TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan
publik lainnya, dan orang yang memiliki penyakit penyerta dengan risiko
kematian tinggi bila terkena COVID-19, termasuk masyarakat lanjut usia (lansia).
Setelah semua kelompok prioritas di atas mendapat vaksin COVID-19, vaksinasi
akan dilanjutkan ke kelompok penerima vaksin COVID-19 lainnya, mulai dari
penduduk di daerah yang banyak kasus COVID-19 sampai ke seluruh pelosok
Indonesia.
Tidak perlu ada keraguan untuk menerima vaksin. Mengingat vaksin ini sangat berperan dalam mencegah kita
terinfeksi COVID-19. Dalam proses vaksinasi, konsultasi dengan petugas
kesehatan tetap perlu dilakukan agar manfaat vaksin bisa dirasakan secara
optimal oleh penerima vaksin dan kedepannya vaksinasi mampu membentuk kekebalan
kelompok (herd immunity) dalam masyarakat.
Dengan terciptanya masyarakat yang memiliki ketahanan terhadap Covid-19,
maka seluruh masyarakat Indonesia akan mendapatkan dampak positif dari sisi
ekonomi dan sosial karena roda perekonomian dapat berjalan normal kembali.
Penulis
: I Made Murdwarsa Febriyanta
Sumber :
Makmun, Armanto, dan Siti Fadhilah Hazhiyah.
2020. TINJAUAN TERKAIT PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19. Makassar. Fakultas
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
Afifah, Balqis. 2021. http://news.unair.ac.id/2021/01/11/mengenal-perkembangan-vaksin-covid-19/,
diakses pada 24 Maret 2021 Pukul 13.00 WIB.
--- , --- , https://www.alodokter.com/mengetahui-manfaat-vaksin-covid-19-dan-kelompok-penerima-prioritasnya,
diakses pada 24 Maret 2021 Pukul 13.00 WIB.
Sunita, --- , https://www.alomedika.com/pengembangan-mutakhir-vaksin-covid-19, diakses pada 24 Maret 2021 Pukul 13.00 WIB.