Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Upacara Prayascita
Slamet Adi Priyatna
Selasa, 19 September 2023   |   1361 kali

Senin tanggal 11 September 2023, umat hindu Kanwil DJKN Balinusra melaksanakan upacara Banten Prayascita. Upacara yang bertujuan untuk membersihkan pengaruh negatif dan menetralisir pengaruh jahat setelah dilaksanakannya renovasi ruangan Kanwil Balinusra menjadi Area Open Space Office. Adapun filosofinya karena Umat hindu tidak bisa lepas dari sarana persembahyangan seperti dupa, banten, bunga dan lainnya. Sebab dalam lontar yadnya prakerti dijelaskan bahwa Sehananing Bebanten pinaka raganta tuwi. pinaka warna rupaning Ida Bhatara pinaka Andha Buwana. Artinya: "Semua banten lambang diri kita (manusia), lambang aneka kemahakuasaan Tuhan dan lambang Bhuwana Agung.  Banten merupakan  salah satu komponen penting dalam kehidupan mereka ibaratnya masyarakat hindu menggunakan banten seperti mereka menggunakan  udara untuk bernafas. Banten memiliki arti sebagai  persembahan  serta sarana bagi umat Hindu Bali sebagai rasa bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas dasar tulus ikhlas, perwujudan cinta kasih, serta tidak lupa untuk mewujudkan rasa terima kasih atas semua anugerah yang telah di limpahkan-Nya.

 

         Secara arti kata Prayascita berasal dari kata pra-yas dan cita, yang didalamnya mengandung arti penyucian dari segala kesedihan atau juga kekotoran. Banten ini biasanya dipergunakan bila seseorang melakukan penglukatan (menghilangkan sebel/ kekotoran). Selain itu terkadang banten prayascita juga di gunakan untuk mengupacarai barang-barang yang bernilai ekonomis (misalnya, membeli sepeda motor  baru atau barang-barang elektronik lainnya). Banten Prayascita memiliki fungsi sebagai sarana pensucian Tri Bhuwana, mensucikan alam Svah Loka, dalam wujud Tri Mandhala sebagai pensucian utama mandhala, dalam wujud Tri Premana sebagai pensucian idep. Prayascita mensucikan alam pikiran, dalam pikiran yang suci akan tercipta suatu aktivitas yang suci. Fungsi dari banten prayascita untuk menetralisir leteh atau sebel. Sebagai contoh setelah seseorang melahirkan, maka si ibu mengalami sebel/kotor untuk itu maka dibuatkan banten prayascita, untuk membersihkan segala kekotoran yang ada di dalam diri. 

 

        Banten prayascita ini harus dihaturkan oleh pemangku/sulinggih, yang mungkin saja di tambah banten rentetannya. Dipakai juga untuk mengupacarai barang-barang yang bernilai ekonomis seperti: mobil, motor, mesin jahit, dan lain sebagainya. Fungsi dan tujuan dari banten prascita yaitu untuk keselamatan pemakai agar barang-barang yang baru di beli tersebut tidak membawa sial. Di dalam banten prayascita ada banten lis yang berfungsi untuk menghilangkan lima mala atau kekotoran diri yaitu sarwa rogha yang berarti segala macam penyakit, sarwa wighna yang berarti segala halangan, sarwa satru yaitu semua musuh, papa klesa yaitu lima klesa yang mengotori hidup dan sarwa dusta berarti terhindar dari bencana oleh orang-orang jahat  (Wijayananda, 2004: 73).  Ida Pedanda Istri Buruan Lor (wawancara, 17 Mei 2017) menambahkan bahwa yang berkaitan dengan upacara tutug kambuhan banten prayascita ini merupakan penyucian terhadap cuntaka yang usaha pengembalikan suatu keadaan yang dipandang tidak suci, agar menjadi suci kembali, baik berupa benda, bangunan, lingkungan maupun keadaan manusia, usaha penyucian tersebut diwujudkan dalam bentuk upacara, pelaksanaan dari usaha manusia dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya didalam pelaksanaan suatu upacara akan diperlukan perlengkapan-perlengkapan yang disebut upakara. Oleh karena itu untuk menghilangkan atau mensucikan orang yang cuntaka ini diperlukan suatu upacara atau banten prayascita.   

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini