Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 500-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kanwil DJKN Bali dan Nusa Tenggara > Artikel
Makna Hari Raya Galungan
Slamet Adi Priyatna
Kamis, 03 Agustus 2023   |   15885 kali

Denpasar (03/08) Hari Raya Galungan adalah salah satu peringatan keagamaan bagi umat Hindu di seluruh Indonesia. Peringatan ini dirayakan setiap 6 bulan sekali dalam kalender Bali atau atau setiap 210 hari.
Pada tahun 2023 ini, peringatan Hari Raya Galungan diperingati sebanyak 2 kali. Yakni pada tanggal 4 Januari 2023 lalu dan tanggal 2 Agustus 2023.
Hari Raya Galungan adalah hari raya keagamaan bagi umat Hindu untuk memperingati terciptanya alam semesta dan seluruh isinya. Selain itu, juga untuk merayakan kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan).
Sebagai bentuk ungkapan syukur, maka umat Hindu akan merayakan Hari Raya Galungan ini dengan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara (dengan segala manifestasinya). Saat peringatan hari raya ini, maka umat Hindu akan memasang Penjor (semacam hiasan bambu sesuai tradisi masyarakat bali) di tepi jalan setiap rumahnya yang merupakan aturan kehadapan Bhatara Mahadewa.

        Kata "Galungan" berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti bertarung. Galungan juga biasa disebut dengan 'dungulan' yang artinya menang. Meski terdapat perbedaan penyebutan Wuku Galungan di Jawa maupun Wuku Dungulan di Bali, keduanya memiliki arti yang sama yaitu wuku yang kesebelas.
Adapun sejarah awal mula perayaan Galungan ini tidaklah diketahui secara pasti. 
Sementara itu menurut Lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau tahun Saka 804. Dalam kitab atau pustaka suci umat Hindu tersebut disebutkan,
"Punang aci Galungan ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana ikang Bali rajya." Artinya: "Perayaan (upacara) Hari Raya Galungan itu pertama-tama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka."

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini