Pembangunan merupakan perubahan yang berguna
menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu
bangsa. Sedangkan (Subandi, 2011) pembangunan disini diartikan sebagai bentuk
perubahan yang sifatnya direncanakan; setiap orang atau kelompok orang tentu
akan mengharapkan perubahan yang mempunyai bentuk lebih baik bahkan sempurna
dari keadaan yang sebelumnya; Di Indonesia, pembangunan sektor pariwisata
dan ekonomi melalui UMKM dikembangkan sebagai sektor yang menjanjikan
mendatangkan pendapatan besar bagi negara terlebih di daerah-daerah yang
memiliki sumber daya alam maupun sumber daya budaya yang melimpah. Labuan Bajo
dengan Pesona binatang Purba Komodo, keindahan alam serta tebaran pulau-pulau
kecil disekitarnya adalah salah satu destinasi wisata di Provinsi Nusa Tenggara
Timur bahkan Indonesia. Labuan Bajo mulai ramai dikunjungi wisatawan setelah
Pulau Komodo masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Baru (New 7 Wonder of the
World). Labuan Bajo telah terpilih sebagai destinasi kelas dunia bersama dengan
3 destinasi wisata lainnya yaitu Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika. Labuan
Bajo sendiri telah ditetapkan menjadi Badan Otoritas Pariwisata (BOP).
Dampak positif dari kehadiran
pariwisata adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui UMKM,
Pariwisata juga telah menjadi dinamisator kehidupan sosial budaya masyarakat
karena memberi manfaat kepada masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja,
peningkatan devisa, mendorong ekspor dan mengubah struktur perekonomian
masyarakat lebih baik. Namun pariwisata juga membawa dampak negatif. Berikut
merupakan penjabaran mengenai kendala pengembangan pariwisata melalui UMKM di
destinasi pariwisata Labuan Bajo antara lain:
1. Keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah
untuk pengembangan pariwisata
2. Sektoral dalam pengelolaan pariwisata.
3. Sumber daya manusia yang
berasal dari masyarakat lokal belum mumpuni dalam pengembangan atraksi wisata
dan mengembangkan usaha UMKM.
4. Pengembangan aksesbilitas
ketersediaan dan kemudahan akasesbilitas merupakan syarat pengembangan sebuah
destinasi. Aksesbilitas yang baik akan membuka jaringan perekonomian baru serta
dapat menumbuhkan investasi dalam bidang pariwisata.
5. Pengembangan ancillary berkaitan
dengan SDM yang mengurus sebuah destinasi agar berjalan sesuai dengan tujuan.
Tugas mereka adalah mengelola sebuah destinasi agar bermanfaat dan memberikan
keuntungan kepada pihak terkait seperti masyarakat, pemerintah, wisatawan,
lingkungan, dan para stakeholder lainnya
Sebagai solusi dalam pengembangan
pariwisata dan UMKM Labuan Bajo adalah membentuk lembaga-lembaga masyarakat
untuk mengelola pariwisata, serta mewadahi tujuan-tujuan masyarakat dalam
pengembangan pariwisata. Selain itu, perlunya pemberian anggaran dari
pemerintah pusat. Anggaran yang ada dirasa tidak cukup dari pemerintah daerah
untuk pengembangan pariwisata dan UMKM. Menumbuhkan karakter sadar wisata dari masyarakat dan memunculkan ide kreatifitas dan inovasi yang menunjang
diversifikasi daya tarik wisata yang pembentukanya lahir dari masyarakat itu
sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Aryunda,
Hanny 2011, ’Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Ekowisata Kepulauan Seribu’, Journal of Regional City
Planning, vol. 22, no. 1, hh. 1-16.
Bungin,
Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Cooper, Chris., et al. 1993. Tourism
principile & practice. United Kingdom:
Longman
Group Limited. Davidson, R., & Maitland, R.. 1997. Tourism Destination.
Houder & Stoughton: London.
Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
2017. Tren Pariwisata Milenium. Denpasar: Pustaka Larasan.
Ferniza,
Henny 2017, ‘Antara potensi dan Kendala Pengembangan Pariwisata di Sumatra
Barat’, jurnal pengembangan wilayah dan kota, vol, 13, No 1, hl. 56-68.
Roku,
Yelince Rambu & I. Gst. Agung Oka Mahagangga, 2016, Peran dan Implementasi
Strategi Pengembangan Disbudpar Kab. Sumba Tengah Provinsi NTT dalam
Pembangunan Pariwisata (suatu pendekatan kualitatif), Jurnal Destinasi
Pariwisata, vol, 4, No 2, hl. 82-91.
Sugiyono.
2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunarta,
Nyoman & Nyoman Sukma Arida. 2017. Pariwisata Berkelanjutan. Denpasar:
Cakra Press.