Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
PERAN PIMPINAN DALAM MENGATASI KONFLIK DAN STRES PEGAWAI DALAM ORGANISASI PEMERINTAHAN
Yuniantoro Sudrajad
Senin, 07 November 2022   |   31279 kali

 

        Peran pimpinan dalam mengelola suatu organisasi sangat terkait dengan gaya kepemimpinannya yang ditampilkan. Seorang pimpinan diharapkan dapat menampilkan gaya kepemimpinan dalam segala situasi, dan mampu mengelola pegawainya dimasa-masa sulit sehingga tercipta rasa keyakinan akan atasan dalam diri para bawahannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sobri (2014:10) bahwa: “Pimpinan hadir untuk menggerakkan para pengikut agar mereka mau mengikuti atau menjalankan apa yang diperintahkan atau dikehendaki pemimpin”. Berdasarkan pendapat Sobri tersebut, maka jelas bahwa dalam mencapai tujuan organisasi membutuhkan beberapa faktor pendukung yaitu alat, modal, alam dan manusia. Diantara faktor-faktor tersebut manusialah yang sangat dominan untuk memegang peranan penting dalam mencapai keberhasilan organisasi. Walaupun modal yang tersedia besar dan teknologi yang digunakan canggih, organisasi tidak akan mampu berjalan dengan baik jika tidak ada manusia yang berada di organisasi tersebut. Dan perlu di sadari bahwa keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia dengan didukung seorang pimpinan yang mampu memimpin suatu organisasi, dituntut untuk mempunyai pemikiran terbuka, mau menerima ide-ide baru, rela menerima kritikan dan mau belajar serta mendengarkan kebenaran yang disampaikan oleh bawahannya.

        Salah satu peran pimpinan dalam organisasi adalah mampu mengendalikan konflik, baik konflik yang kecil maupun konflik yang besar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sobri (2014:127) bahwa konflik tidak bisa dihindari, sebab konflik ada dimana-mana. Terdapatnya interaksi, di situ pasti ada konflik, oleh karena itu yang diperlukan adalah bagaimana mengelola konflik secara profesional. Secara praktis setiap pimpinan  dalam menghadapi konflik organisasi harus dapat memahami terlebih dahulu konflik yang terjadi, melalui sumber-sumber konflik sebelum menentukan cara untuk mengatasinya. Dengan demikian maka untuk dapat mengendalikan konflik yang ada, pimpinan perlu mengetahui tanda-tanda awal konflik terjadinya konflik, yaitu dengan melihat peningkatan intensitas ketidak sepakatan diantara pegawai dalam suatu organisasi, Selain konflik antar pegawai, timbulnya stres kerja dalam organisasi biasanya kerap terjadi juga . Istilah stres berasal dari bahasa latin, yaitu strictus yang berarti ketat atau sempit, dan menjadi kata kerja stringere yang artinya “mengetatkan”. Masalah-masalah tentang stres kerja pada dasarnya sering dikaitkan dengan pengertian stres yang terjadi dilingkungan pekerjaan. Stres juga bisa diartikan sebagai tekanan, ketegangan, atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar seseorang. Orang-orang yang mengalami stres bisa menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidak dapat rileks atau menunjukkan sikap yang tidak koperatif.

        Peran pimpinan dalam menyelesaikan konflik dan stress dalam organisasi sangatlah dominan. Seorang pimpjnan harus mampu memecahkan masalah dengan baik, mampu mengembangkan konflik dan stress sehingga dapat mencapai titik kritis namun jangan sampai tiba pada titik kepatahan atau “breaking point” , adalah betul-betul mengandung resiko dan bahaya dan merupakan tugas yang sangat berat. Seorang pimpinan memerlukan jiwa yang dinamis, kreatif, berani, bertanggung jawab dan berdedikasi penuh pengabdian, yang hanya dimiliki oleh pribadi pimpinan yang berkarakter kuat. Pimpinan modern harus mampu mendorong bawahannya agar menemukan ide-ide sendiri, berpartisipasi aktif dan mau menerima banyak perbedaan dan keragaman. Lalu menciptakan kondisi yang merangsang konflik positif yang terkendali dan menyelesaikannya dengan baik. Adapun cara pimpinan untuk mengatasi konflik dan stress pegawai yang terjadi di dalam organisasi,yaitu:

1. Memperjelas tugas masing-masing pegawai yang sesuai dengan job description. Dengan tugas pekerjaan yang jelas setiap pegawai akan berusaha semaksimal mungkin menuntaskan tugasnya dan tidak mengerjakan tugas milik temannya.  

2.  Memberikan penjelasan kepada semua pegawai untuk bekerja dengan hati-hati, penuh rasa tanggung jawab dan meminta saran kepada teman sejawat dalam bekerja.  Jangan sampai terjadi masalah keluarga di bawa ke kantor sebab nantinya yang akan menjadi sasaran kemarahan pastinya pegawai yang lain.

3. Menyarankan kepada semua pegawai untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebab tidak ada orang didunia ini akan lepas dari stress dan konflik. Dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, akan bisa mengobati stress dan konflik.

4. Menyarankan kepada setiap pegawai untuk selalu menjunjung tinggi rasa hormat , toleransi,empati dan saling menghargai antar sesama pegawai.

 5. Menyarankan kepada setiap pegawai untuk tidak putus asa atas apa yang telah tejadi dan bersyukur atas karunia yang diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Adam I. Indrawijaya.(2009).Perilaku Organisasi.Bandung: Sinar Baru Algensindo

Hani Handoko.(2003). Manajemen Edisi 2. Yogyakarta :

BPFE Heidjrachman dan Suad Husnan.(1986).Manajemen Personalia Edisi Ketiga.Yogyakarta:BPFE

Harry L.Wylie.(1958).Manajemen Handbook.New York: Ronal Press Kartini Kartono.(2003). Pemimpin dan Kepemimpinan (edisi baru). Jakarta: CV Rajawali

Komarudin.(1985).Menejemen Kantor, Teori dan Praktek.Jakarta: Sinar Baru

Oemar Hamalik.(2005).Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan.Jakarta:

PT Bumi Aksara Sutarto.(1993).Dasar-Dasar Organisasi.Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Suyanto.(2006).Revolusi Organisasi dengan Memberdayakan Kecerdasan Spiritual.Yogyakarta: CV. Andi Offset

Sondang P.Siagan MPA.(1999). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta Triantoro Safaria.(2004).Kepemimpinan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi.(2012).Kepemimpin dan Perilaku Organisasi.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini