Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Pura Tirta Empul
I Dewa Ayu Oka Maya Saputri Artini
Kamis, 08 September 2022   |   37462 kali

Pura Tirta Empul adalah nama sebuah pura yang terletak di desa Manukaya, kecamatan Tampak Siring, kabupaten Gianyar. Keunikan arsitektur dan adanya mata air pada area dalam pura, membuat pura Tirta Empul menarik banyak kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Jarak Tirta Empul dari airport Ngurah Rai, kurang lebih 52 kilometer yang memerlukan waktu 1 jam 30 menit.

Pura Tirta Empul di temukan sekitar tahun 926 Masehi, pada masa dinasti Warmadewa dari abad 10 sampai abad 14 . Nama pura berasal dari nama sumber mata air yang dinamakan “Tirta Empul”. Banyak mitos yang beredar di masyarakat Bali mengenai asal muasal Tirta Empul. Keunikan utama dari pura Tirta Empul terdapat pada mata air alami yang berada di dalam area pura. Air dari mata air ini di gunakan oleh masyarakat pemeluk agama Hindu, untuk permandian menyucikan diri dan memohon tirta suci. Dewa yang di puja di Pura Tirta Empul adalah Dewa Indra. Mata air ini di beri nama Tirta Empul yang berarti mata air suci yang timbul dari tanah. Kemudian, di sekitar area mata air di bangun pura untuk memuja dewa Indra yang di beri nama Pura Tirta Empul. Di dalam area pura Tirta Empul terdapat  dua buah kolam besar dengan banyak pancoran air. Kedalaman air  setinggi pinggang orang dewasa. Air di kolam sangat jernih dan sejuk. Pada area kolam inilah umat Hindu melakukan ritual penyucian diri dengan cara membasahi badan dan  kepala di bawah air pacoran . Air pancoran berjumlah 26. Dengan pembagian 22 pancoran berjejer dari sisi timur ke barat menghadap ke sisi selatan dan 4 pancoran berada pada sisi timur kolam berjejer dari utara ke selatan. Sebelum melakukan penyucian diri di pancoran, umat Hindu akan mengaturkan canang pada tiap pancoran. Fungsi dan nama masing-masing air suci berbeda-beda, ada pancoran yang bernama Tirta Sudamala, Tirta Penglukatan, dan Tirta Panegtegan.

Untuk wisatawan yang non Hindu diperbolehkan untuk melakukan pelukatan ( penyucian diri di pancoran), namun harus sesuai aturan yang berlaku di pura seperti memasuki area pura Tirta Empul, menggunakan kain sarong untuk menutupi tubuh bagian bawah dan memakai selendang yang diikatkan di pinggang, khusus untuk wanita tidak dalam keadaan datang bulan. Untuk memudahkan pengunjung di bagian depan pura telah disediakan loket untuk penyewaan perlengkapan pakaian tersebut. Waktu terbaik berkunjung ke pura Tirta Empul, adalah saat bulan Purnama  dimana akan banyak umat Hindu yang melakukan persembahyangan . Dan bila ingin merasakan sensasi melukat (melakukan penyucian diri di pancoran) , lebih baik berkunjung di pagi hindari hari libur maupun weekend . (foto  oka maya saputri)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini