Apakah pembaca tahu setiap 4 Desember selalu diperingati sebagai hari apa?
Hari Noken Papua. UNESCO pada 4 Desember 2012 telah menetapkan noken papua
sebagai warisan budaya tak benda. Jika kita melakukan kilas balik perhelatan
PON XX 2021 Papua, Noken merupakan oleh-oleh yang paling dicari oleh wisatawan.
Noken Papua adalah tas
serbaguna yang disebut tahan lama dan bisa membawa barang yang cukup berat,
seperti kayu bakar, hewan, atau menggendong anak kecil sambil mendaki dan turun
bukit. Noken dibuat oleh para wanita Papua dengan menggunakan bahan alam,
seperti serat pohon, kulit kayu, atau daun yang diproses menjadi benang yang
kuat. Benang-benang tersebut kemudian diikat atau dianyam menjadi sebuah tas.
Biasanya, para wanita menggunakan Noken untuk mengangkut hasil pertanian dan
membawa barang dagangan ke pasar.
Sayangnya, Papua
belum memiliki lokasi terpusat penjualan tas noken. Penjualan tas noken masih
dilakukan secara sederhana di trotoar. Harga noken sendiri bervariasi dimulai
dari harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Belajar dari Papua
Nugini, tas tradisional yang serupa dengan noken di sana disebut dengan istilah
bilum. Bilum di Papua Nugini (PNG) sudah go internasional, menjadi komoditas
ekspor ke negara-negara Pasifik selatan. Hal ini karena dididukung oleh
pemerintah PNG, dengan pelatihan pada para pengrajin, promosi dan bekerjasama dengan
desainer kelas dunia, hal ini yang menjadikan bilum PNG berkelas.
Hal tersebut merupakan contoh yang bisa ditiru oleh
Indonesia dalam memasyarakatkan tas noken papua, apalagi sekarang dunia sudah
memasuki era 4.0, dimana segala sesuatu sudah menggunakan media internet,
penggunaan internet inilah yang dapat digunakan oleh penjual noken khususnya
generasi milenial Papua dalam meningkatkan omzet penjualan noken. Jika
dilakukan secara baik dan didukung oleh pemerintah, diharapkan hasil dari
penjualan noken tersebut dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat papua bahkan menambah pendapatan bagi
daerah.
Noken juga merupakan salah satu
komoditas yang berpotensi dapat membuka lapangan pekerjaan yang masif di
Provinsi Papua, penulis mengharapkan ada investor baik asing maupun investor
lokal yang dapat memanfaatkan potensi ini, karena pada kenyataannya sekarang
industri produksi noken masih didominasi oleh industri produksi rumahan.
Melihat potensi yang ada, tas noken dapat dibuat dalam skala industri pabrikan.
Bilamana hal ini dapat terealisasikan tentunya dapat membuka lapangan pekerjaan
yang dapat meningkatkan perekonomian di wilayah papua.
Noken menjadi warisan budaya
Sebagai salah satu kerajinan tradisional masyarakat Papua, noken memiliki
peran sebagai saksi berkembangnya kebudayaan di Papua. Oleh karena itu, untuk
menjaga kelestarian noken, pada 4 Desember 2012, noken Papua ditetapkan sebagai
warisan budaya dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) di Paris, Prancis.
Penetapan ini dilakukan setelah melalui proses panjang memenuhi
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebagai upaya perlindungan terhadap
warisan budaya sesuai dengan konvensi perlindungan warisan budaya tak benda
oleh UNESCO tahun 2003.
Noken yang umum dikenal sebagai tas hasil rajutan khas dari Papua diakui
sebagai warisan budaya dunia tak benda (intangible cultural heritage).
Penetapan ini berdasarkan hasil usulan
dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tingginya peminat noken
Noken adalah kebudayaan dari seluruh
penduduk di Papua, bukan hanya milik masyarakat di pegunungan. Masing-masing
daerah memiliki ciri khas noken nya tersendiri misalnya noken Raja Ampat
mempunyai bentuk kotak seperti totebag zaman sekarang yang banyak digunakan
anak muda. Selain itu noken Raja Ampat mempunyai variasi warna alam yang unik
dan bertekstur kaku jika digunakan, serta dilengkapi dengan penutup juga. Jika
noken Raja Ampat menggunakan daun pesisir dalam pembuatannya, noken Wamena
menggunakan akar anggrek atau daun pandan besar sebagai bahan pembuatnya,
bentuk noken Wamena sendiri terbilang unik dari tas-tas lainnnya. Noken Wamena
berbentuk seperti kantung kain yang lebih terlihat fleksibel, banyak juga yang
menganggap seperti jaring ikan, selain kedua daerah tersebut daerah daerah lain
juga memiliki ciri khas noken nya tersendiri yang tentunya tidak bisa penulis
menjabarkannya di artikel ini.
Minat masyarakat dan wisatawan untuk membeli noken cukup tinggi, noken menjadi
salah satu pelengkap nilai jual pariwisata di Papua. Pada tahun 2015 Noken
pernah dipamerkan dan dibawa ke sebuah event di Batam oleh dinas kebudayaan dan
pariwisata kota jayapura dan terbukti
noken habis terjual ke peserta dari Malaysia dan Singapura. Melihat
minat dan antusiasme yang begitu tinggi, hal ini harus bisa dimanfaatkan oleh
para pelaku usaha untuk dapat “mengindustrialisasi” tas noken serta
memanfaatkan teknologi digital untuk dapat mendistribusikan hasil penjualan
secara lebih luas lagi sehingga tas noken papua dapat lebih dikenal lagi bukan
hanya di Papua tapi di seluruh wilayah indonesia bahkan di dunia.
Pemasaran
noken melalui lelang.go.id
Salah satu alternatif pemasaran tas noken yaitu melalui lelang yang
diselenggarakan oleh KPKL melalui platform www.lelang.go .id. Lelang.go.id
adalah platform pemerintah untuk melakukan proses lelang secara online tanpa
memerlukan kehadiran peserta lelang. Peserta lelang yang sudah mendaftar dan
menyetorkan uang jaminan pelaksanaan lelang dapat melakukan penawaran melalui
internet. Lelang produk UMKM sendiri merupakan jenis Lelang Non Eksekusi
Sukarela yaitu lelang atas barang milik swasta, orang atau badan hukum/badan
usaha yang dilelang secara sukarela. Dengan adanya platform Lelang.go.id
ini, para pelaku UMKM dapat memasarkan
dan mengenalkan produknya untuk mendapatkan harga yang kompetitif dengan
jangkauan seluruh Indonesia. Lelang produk UMKM bersifat terbuka bagi semua,
artinya siapapun dapat menjadi pembeli produk UMKM setelah memiliki akun pada
platform lelang.go.id.
Daftar, Tawar, Menang