Bekasi
- Tanggal 1 Juni yang diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila seyogianya ditandai
dengan upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih. Namun, sayangnya 1 Juni 2020
ini masa pandemi belum berakhir sehingga pelaksanaan peringatan hari lahir Pancasila
dilaksanakan secara virtual melalui tayangan yang disiarkan oleh televisi nasional
dan atau melalui media on line lainnya. Walaupun berbeda dengan peringatan
sebelumnya, namun acara tersebut dapat berlangsung dengan khidmat.
Setahun
yang lalu, peringatan hari lahirnya Pancasila yang jatuh dua hari sebelum
Lebaran Idul Fitri 1440 H diperingati dalam situasi yang juga sedikit berbeda
karena mudik Lebaran yang telah menjadi tradisi tengah berlangsung. Tradisi
mudik Lebaran tersebut tak menghalangi para Aparatur Sipil Negara (ASN)
terutama ASN Kementerian Keuangan untuk turut serta memperingati hari lahirnya Pancasila.
ASN yang telah melakukan mudik Lebaran dapat mengikuti upacara dimana pun dia
berada pada saat upacara berlangsung.
Peringatan
hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni 2020 ini mengangkat tema “Pancasila Dalam
Tindakan Melalui Gotong-Royong Menuju Indonesia Maju”. Tema ini dirasa tepat sesuai
dengan kondisi saat ini. Saat Indonesia membutuhkan suatu tindakan bersama,
bergotong-royong untuk bangkit dan menuju Indonesia lebih baik dan maju. Pada
peringatan hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni 2020 tersebut, segenap ASN pada
KPKNL Bekasi bersama-sama mengikuti upacara melalui aplikasi zoom meeting.
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) tak hanya merusak tubuh manusia
bahkan membawa kematian, namun juga membunuh segala aktivitas di luar rumah. Banyak
rencana dan program yang harus tertunda dan tak dapat dilaksanakan, bahkan mengakibatkan
kerugian materil yang terjadi pada aspek perekonomian sehingga berimbas pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang harus mengalami
pelebaran defisit di atas 3% karena stimulus yang harus diberikan pemerintah
untuk menangani dampak Corona terhadap ekonomi Indonesia. Namun, kesaktian Pancasila
dengan nilai-nilai luhurnya tak pernah mati dari nurani bangsa Indonesia dengan
komitmen pada tema peringatan hari lahir Pancasia tahun ini yang memiliki nilai
inti gotong-royong yang sangat penting dalam perjuangan memenangkan
tantangan COVID-19 yang merupakan titik awal untuk Indonesia bangkit.
Permasalahan
yang tengah dialami oleh bangsa Indonesia akibat serangan COVID-19 sangat
kompleks, mulai dari permasalahan kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan, dan
tatanan kehidupan lainnya, yang masih belum menunjukkan titik terang kapan akan
berakhir.
Saat
ini bangsa Indonesia selain membutuhkan imun tubuh guna kebal melawan virus Corona
juga membutuhkan kerja sama, gotong-royong, dan sinergi dari seluruh elemen
anak bangsa untuk melawan keterpurukan, serta bersama-sama kembali menumbuhkan
dan membangkitkan semangat menuju Indonesia maju.
Perlunya
kembali kita mengkaji nilai-nilai luhur dalam sila-sila Pancasila sebagai
pondasi kita menentukan sikap untuk bertindak dalam kehidupan berbangsa dan
bertanah air kembali menguji kesetiaan kepada negara dan bangsa.
Sila
Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan sebuah pengakuan atas keesaan
Tuhan, Tuhan hanya satu. Sebagai negara yang memiliki beberapa agama kita harus
menjunjung tinggi sila pertama ini. Sebagai orang yang beragama, harus bertakwa
dan menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan serta melaksanakan segala perintah
dan menjauhi segala larangan agama. Ketaatan akan agama masing-masing akan
melahirkan kemurnian dan kejernihan dalam hati setiap manusia.
Ketuhanan
Yang Maha Esa juga memiliki nilai-nilai toleransi bagi semua individu dan
toleransi terhadap agama masing-masing. Sikap toleransi dan saling menghormati itu
akan melahirkan rasa persaudaraan dan rasa sebangsa dan setanah air, senasib,
tidak memaksakan agama pada yang lain, serta tidak memandang suku bangsa.
Setiap agama mengajarkan kebaikan termasuk membantu dan berempati terhadap
saudara yang membutuhkan.
Sila
kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” merupakan adanya pengakuan akan
martabat dan harkat serta hak dan kewajiban setiap manusia. Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang beradab dan berbudaya membutuhkan rasa keadilan, saling
menghormati hak dan kewajiban, serta meningkatkan rasa kemanusiaan. Rasa kemanusiaan
ini akan menimbulkan empati sebagai saudara yang tengah mengalami kesulitan
akibat pandemic. Ini saatnya kita mengimplementasikannya untuk saling membantu,
peduli kepada sesama, dengan mengemukakan rasa kemanusiaan yang adil dan
beradab.
“Persatuan
Indonesia” sebagai sila ketiga memiliki arti bahwa setiap bangsa Indonesia
harus memiliki jiwa merasa memiliki nilai kebangsaan untuk bersatu, saling
mendukung, saling membantu, mempunyai rasa persatuan memiliki negara ini, berpartisipasi,
dan menjunjung tinggi rasa persatuan.
Indonesia
terdiri dari gugusan pulau-pulau yang banyak tersebar di kepulauan nusantara,
terdiri dari suku bangsa dan bahasa, namun semboyan Bhinneka Tunggal Ika telah
mengikatkan rasa kesatuan. Saling bahu-membahu bergotong-royong kembali
membangun Indonesia sebagai elemen bangsa sebagai bukti kecintaan dan wujud
dari Persatuan Indonesia.
Dalam
masa pandemi yang membuat sebagian besar bangsa Indonesia tengah menghadapi situasi
sulit, maka rasa persatuan dan rasa cinta tanah air akan memberikan empati rasa
persatuan dan rasa persaudaraan untuk menumbuhkan kewajiban kita untuk saling
menguatkan dan memberikan pertolongan. Dengan semangat merasa satu bangsa harus
tumbuh empati untuk semua, tidak melihat dari suku bangsa dan agama, tetapi sebagai
bangsa Indonesia. Satu bangsa, satu nusa.
Sila
keempat “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan” yang menggambarakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Setiap
warga negara Indonesaia memiliki kedudukan yang sama, berhak mengemukakan
pendapat dan keputusan diambil secara musyawarah.
Sila
kelima “Keadilan Soisial Bagi Seluruh Rakyat Indonesai” merupakan sebuah komitmen
untuk memberi keadilan sosial yang baik bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadailan
sosial yang memiliki unsur pemerataan, persamaan, dan kebebasan, yang merupakan
cerminan dari sikap gotong-royong untuk hasil yang terbaik, untuk mencapai masyarakat
yang makmur dan merata.
Norma-norma
yang merupakan kandungan dari nilai-nilai luhur Pancasila tersebut merupakan cerminan
dan suatu sikap yang sangat murni dan harus dijunjung tinggi serta dapat
diimplemantasikan pada saat bangsa ini sedang terpuruk. Kekompakan dengan rasa
persatuan dan memiliki rasa yang sama kita dapat bangkit kembali, kembali untuk
meraih Indonesia yang lebih baik, maju, dan selalu bersatu.
(Tim
Berita KPKNL Bekasi)