Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Bekasi > Artikel
Dua Kali Dilarang Mudik, Dua Kali Lebaran Tak Pulang Kampung
Asnul
Selasa, 11 Mei 2021   |   1211 kali

Tahun 2021 ini merupakan Lebaran yang kedua kalinya diberlakukannya larangan mudik terkait pandemi virus corona yang masih belum selesai melanda Indonesia.  Mudik ke kampung halaman bukan hanya sekedar melancong atau silaturahmi dengan keluarga, namun sebagian orang berniat melakukan sungkem, mencari berkah, memohon ridho kepada orang tua, tetapi integritas telah menahan dan turut menghentikan pemaksaan diri untuk ikut-ikutan melakukan mudik. keikhlasan dari orang tua di kampung halamanpun telah mampu memberi kekuatan bathin untuk tetap bertahan patuh kepada himbauan pemerintah.

Larangan mudik ini bukan hanya untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) saja, namun ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia sebagai upaya  memutus mata rantai penularan covid-19.  Sebagaimana diberitakan diberbagai media bahwa masyarakat yang tertular saat ini mencapai angka rata-rata diatas 5000 orang dan yang meninggal lebih dari 100 orang per harinya.

Tetapi miris sekali, semakin mendekati datangnya hari Raya Idul fitri 1442 H, diluaran sana jalanan telah dipadati oleh para pemudik dan orang yang akan merayakan Idul Fitri, padahal jauh-jauh hari pemerintah telah berkali-kali mengingatkan tentang larangan mudik dan larangan berkerumum, bahkan telah pula dilakukan penyekatan di beberapa ruas jalan. Namun masyarakat yang ingin mudik atau bepergian tetap melakukan beberapa cara agar dapat pulang ke kampung halaman atau bepergian dengan berbagai alasan.

ASN khususnya sebagian besar pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yang merupakan bagian dari masyarakat luas biasanya juga ambil bagian dalam memanfaatkan momentum Hari Raya Idul Fitri untuk mudik lebaran. Momentum wajib sekali setahun mengunjungi orang tua dan sanak family serta berziarah ke pusara orang terkasih.  Kerinduan untuk mudik yang tertunda pada tahun 2020 yang lalupun tak bisa diwujudkan pada lebaran tahun 2021 ini. Tentunya hal ini tidak sesederhana yang dibayangkan, sebagian pegawai yang memiliki orang tua yang sudah sepuh di kampung halaman, keluarga yang sedang sakit, atapun ada keluarga yang telah berpulang yang belum sempat disambangi bukan hanya sekedar rindu pada kampung halaman saja.

Tetapi menyadari keadaan pandemi yang berkepanjangan dan mematuhi larangan pemerintah, terlebih dari itu semua adalah integritas yang telah mampu melawan keinginan untuk tidak mudik. Pegawai DJKN bertahan ditempat tugas masing-masing sama seperti lebaran tahun 2020 yang lalu, bahkan ada beberapa pegawai yang bertugas jauh dari keluarga, dari anak dan istri/suami,  sabar ikhlas dan tetap semangat menjalani hari raya dengan silaturahmi secara virtual, meskipun di dalam hati menahan sesak karena rindu orang tua/keluarga namun rasa itu mampu menjadi energy baru untuk menerima segala keadaan dengan ikhlas dan tetap semangat menjalaninya.

Mudik lebaran sebenarnya juga memberikan dampak positif meskipun terdapat beberapa negatifnya seperti menimbulkan kemacetan, namun efek positifnya seperti terjadinya perputaran  uang di daerah yang mampu memberikan manfaat bagi petani, pedagang dan nelayan yang tentunya sangat  membantu masyarakat dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat. Tradisi mudik yang memberikan berbagai dampak positif maupun negatif ini telah terjadi sejak lama dan seakan menjadi kebiasaan yang dinanti-nanti bukan hanya oleh masyarakat beragama islam saja, namun Hari Raya yang didukung dengan adanya cuti bersama juga dimanfaatkan oleh masyarakat atau pegawai yang Non muslim untuk bepergian dengan penuh sukacita.

Namun tradisi yang fenomenal tersebut harus tertahan oleh virus tak terlihat tersebut,  dua kali Ramadhan tak bisa dinikmati dengan maksimal, dua kali lebaran tak bisa mudik menjalin silaturahmi dan sosial dengan sanak keluarga, dua kali lebaran tak melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman, dua kali lebaran tak sungkem di kaki ibu dan ayah, tak bersilaturahmi dengan keluarga dan teman masa kecil. Dua kali lebaran rindu akan perjalanan panjang menikmati suasana kebersamaan.

Seandainya saja sejak awal virus ini masuk, masyarakat mengikuti aturan, himbauan dan instruksi pemerintah yang telah berbagai cara melakukan upaya untuk memutus mata rantai penyebarannya,  mungkin saja virus ini telah lenyap dari bumi pertiwi, namun sayangnya kelengahan, ketidak disiplinan dan dengan alasan apapun nyatanya penularan virus ini tak dapat dibendung. Apakah ini takdir dari illahi, ataukah ini ujian dari Yang Maha Kuasa, apapun namanya mari kita tetap optimis dan selalu memanjatkan doa agar virus ini segera diangkat oleh Allah yang Maha Kuasa, semoga Hari Raya yang akan datang dapat kita nikmati dengan penuh hikmat dan makna, sukacita serta semakin meningkatkan syukur akan keindahan alam Indonesia dengan melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman. Mari  kita jaga keluarga dan sejawat serta masyarakat sekitar dengan selalu mengingatkan  untuk selalu patuh pada protokol kesehatan serta melakukan hal-hal positif.

Selamat Hari Raya Idul fitri 1442 H Mohon Maaf Lahir dan Bathin, Salam sehat dan tetap semangat.

 

 

Penulis : Asnul

Editor    : Kasi HI KPKNL Bekasi

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini