Yogyakarta-KPKNL
Yogyakarta memperingati Hari Kartini pada hari Senin (22/4/2019). Acara yang
berpusat di lobbi
KPKNL Yogyakarta tersebut terlihat berbeda, lebih
berwarna dibandingkan
hari-hari biasanya. Nuansa tradisional Ngayogyakarta Hadiningrat begitu kental
berbaur senyuman seluruh pejabat dan pegawai KPKNL Yogyakarta di pagi hari saat doa bersama.
Tidak ada
pengecualian bagi
seluruh pejabat dan pegawai KPKNL Yogyakarta untuk mengenakan pakaian adat
tradisional. Hampir semua pegawai terlihat mengenakan pakaian adat jawa. Pegawai laki-laki memakai surjan lengkap dengan jarik dan blangkon, sedangkan pegawai wanita memakai kebaya, yang merupakan
khas pakaian tradisional Jawa.
Staf
Seksi Pelayanan Penilaian Rakhmayani Ardhanti membuka acara peringatan dengan
memaparkan bahwa Kartini merupakan perempuan tangguh dan berhati mulia.
“Sedikit menghayati semangat Kartin, Kartini itu membaca, Kartini itu menulis,
Kartini itu menyuarakan apa yang dirasa sebagai ketidakadilan. Dan apa yang
dilakukannya didasarkan pada rasa cintanya pada bangsa Indonesia,’” ucap
perwakilan Kartini KPKNL Yogyakarta ini.
Untuk lebih memeriahkan kegiatan, setelah
dilakukan doa bersama dan yel-yel seperti biasa, spontan digelar hiburan berupa
“Pagelaran Busana Adat Oleh Seluruh Pejabat dan Pegawai KPKNL Yogyakarta”.
Pagelaran ini untuk menunjukkan kebanggaan akan kekayaan budaya bangsa
Indonesia. Mengawali pagelaran, Kepala KPKNL Yogyakarta Agung Budi Setijadji
mendapat kehormatan menjadi peserta pertama. Langkah mantap Agung disertai gimmick humor menjadi kejutan tersendiri.
Sungguh penampilan yang diluar dugaan pegawai lainnya. Penampilan luar biasa
yang kemudian diikuti satu persatu oleh seluruh kepala seksi, kepala subbagian
umum dan pegawai KPKNL Yogyakarta ini menjadikan pagelaran busana adat tersebut
berlangsung sangat meriah.
Dalam sambutannya,
Agung
Budi Setijadji
mengajak seluruh stafnya untuk senantiasa mengingat dan meneladani perjuangan Kartini dan menjunjung tinggi nilai-nilai
tradisi luhur bangsa Indoneisa baik itu unggah-ungguh maupun pakaian tradisional. “Sebagai
pahlawan nasional Indonesia, Kartini dikenal sebagai salah satu cahaya penerang
bagi Indonesia. Untuk itu, mari kita teladani dan kita jaga warisan luhur yang
telah Kartini wariskan kepada kita, kepada bangsa Indonesia,’ pesannya. “Meskipun seiring perkembangan
jaman, pakaian tradisional ini hanya dipakai
untuk acara seremonial, tidak lebih dari 3 (tiga) kali setiap tahunnya, diharapkan tidak akan
mengurangi nilai-nilai dan filosofi-filosofi
luhur yang terkandung di dalamnya,” tutup pria
tegap yang mempunyai hobi baru touring bersama sebuah
komunitas motor ini. (Penulis/Foto: Sri Haryanti/Djoehard)