Tegal - Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara (DJKN) Dedi Syarif Usman menyatakan setiap individu dalam organisasi
perlu memahami emotion regulation, yakni proses di mana seseorang bisa
memfokuskan atensinya dalam melaksanakan tugas. Dengan kemampuan ini akan semakin
mendorong kesiapan organisasi menghadapi perubahan yang terjadi. “Saya berharap
KPKNL Tegal bisa menjadi role model. Kantor lain boleh "iri" karena
iri dengan prestasi adalah iri yang dihalalkan. Mari berlomba lomba untuk
kebaikan,” ujar Sekretaris DJKN saat menjadi keynote speaker acara Webinar
bertajuk Modification Emotion For Peak Performance In New Normal - Emosi itu
Seperti Cuaca, Mudah Berubah dan Sulit Diprediksi, Jika Tak Dikelola Bisa Bisa
Kinerja Jadi Ambyar pada Rabu, (5/8) melalui conference virtual.
Lebih lanjut, pria asal Bandung ini mengapresiasi capaian
KPKNL Tegal dan menyatakan webinar ini merupakan kegiatan edukasi yang baik. Kegiatan
webinar ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya KPKNL Tegal menuju kantor
berpredikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dengan pembicara utama
yakni seorang Emotion Modifer Siti Djauharoh.
Sebelumnya, Kepala Kanwil DJKN Jateng dan DIY dalam
sambutan menjelaskan tahun ini adalah kali kedua KPKNL Tegal mengikuti seleksi
WBBM. “Tentunya mereka telah mencurahkan segala upaya agar tahun ini berhasil.
Segala dinamika yang terjadi pasti menimbulkan beragam emosi. Baik yang positif
maupun negatif,” papar pria murah senyum tersebut. Untuk itu, ia mengajak peserta
menimba ilmu bersama-sama bagaimana memodifikasi emosi agar dapat mengatasi
emosi-emosi negatif.
Di tempat yang sama, Kepala KPKNL Tegal Dwi Hariyanto
melaporkan bahwa webinar bertujuan memberikan wawasan bagaimana mengelola emosi
agar kinerja tetap optimal. “Dengan kinerja optimal stakeholder pasti akan
merasa puas dengan layanan KPKNL Tegal sehingga sejalan dengan program WBBM,”
ujar Dwi.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan sejauh ini, ia optimis
KPKNL Tegal dapat meraih predikat WBBM 2020. Sebagai penutup laporan, pria asal
Purwokerto tersebut berpantun. “Jalan-jalan ke Pekalongan, KPKNL Tegal penuh
tantangan. Pagi pagi makan sambal terasi, boleh emosi tapi harus berprestasi,”
tutupnya
Memasuki inti acara, Emotion Modifer Siti Djauharoh menyampaikan
bahwa seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi akan menimbulkan
peforma yang tinggi pula dan
menguntungkan negara, “Sebaliknya seseorang yang mempunyai kecerdasan
emosional rendah, peforma pun turun, motivasi tidak jelas, sehingga merugikan
negara dan dapat memperburuk nasib,” jelas ibu 2 orang anak itu.
Dimoderatori Ketua Tim WBBM KPKNL Tegal Anas Waskita Jati, Siti
DJ demikian pembicara utama akrab dipanggil menjelaskan panjang lebar bagaimana
memodifikasi emosi. Menurutnya, kondisi pandemi, bukanlah kondisi yang
diinginkan. Seorang emotion modifier harus mampu mengenali perasaan baik dan
buruk, serta dapat mengubah perasaan buruk menjadi baik.
“Kendali emosi yang memacu untuk maju dan maju lagi. Saya
contohkan si A mempunyai karakter yang selalu menyalahkan, buat alasan,
penolakan, cuek/tidak peduli sedangkan si B mempunyai karakter yang bertanggung
jawab, komitmen, pikiran terbuka, dicintai banyak teman. Tentu karakter si B
lah yang harus kita miliki,” pungkasnya.
Dihadiri lebih dari 200 peserta Zoom Meeting dari penjuru
tanah air, setelah pemaparan dilanjut sesi diskusi yang sangat menarik dan
interaktif. Di penghujung acara, pembicara memberikan dua buku karyanya kepada
peserta teraktif yakni dari Banten dan Sorong Papua Barat. (Tim HI KPKNL Tegal)