“Arsip membantu seseorang memperbaiki ingatan. Arsip
menunjukkan kekuatan pribadi pemiliknya. Arsip tidak akan berbohong karena ia
tidak bisa membantah dirinya sendiri” - Pramoedya Ananta Toer
Memori dan jati diri.
Dua kata tersebut bisa dikatakan sebagai peran dari arsip. Namun, apa yang
pertama kali terlintas dalam pikiran ketika mendengar kata arsip? Bayangan akan
tumpukan berkas lama yang menggunung dan pikiran bahwa sulit untuk menemukan
kembali berkas yang kita cari memang tidak bisa dipungkiri. Padahal arsip
merupakan bagian vital dalam kerangka kerja administrasi suatu organisasi.
Salah satu indikator tata kelola pemerintahan atau orgnisasi yang baik
dicerminkan dengan tata kelola pengarsipan yang baik pula.
Secara umum, tata
kelola pemerintahan atau organisasi yang baik memiliki beberapa prinsip yaitu transparansi,
akuntabilitas, partisipasi, responsif, efektif dan efisien, adil serta
mengikuti aturan hukum. Arsip mempunyai karakter yang sejalan dengan prinsip
tata kelola terutama pada aspek transparansi dan akuntabilitas. Arsip yang dikelola
secara transparan merupakan sarana bagi organisasi untuk memahami siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan
mengapa suatu tindakan itu diambil. Dengan demikian, arsip dapat melindungi
kepentingan organisasi dan pemangku kepentingan saat ini dan yang akan datang. Akuntabilitas
arsip dapat menunjukkan kredensial suatu organisasi dan merupakan bukti kinerja
suatu organisasi.
Tidak mungkin suatu
organisasi dapat dan mampu memberikan informasi yang baik, lengkap dan akurat,
jika organisasi tersebut tidak memelihara kearsipan dengan baik. Oleh karena
itu, pengelolaan arsip
sejak tahap penciptaan, penggunaan, pemeliharaan hingga pemusnahan diperlukan
untuk memberikan ketersediaan arsip yang lengkap, autentik, reliable,
dapat dipergunakan dan dapat dipahami. Selain
itu, arsip yang dikelola secara baik juga penting untuk memastikan keberhasilan
keterbukaan informasi publik, yang bergantung pada akses yang efisien dan andal
terhadap arsip. Selanjutnya, arsip dan informasi yang terdapat di
dalamnya dapat membantu proses analisis bagi pimpinan untuk membuat dan
melaksanakan kebijakan, dan pengambilan keputusan berdasarkan bukti (evidence-based
policymaking).
Arsip yang tertata rapi
bisa menyajikan data dan informasi yang valid untuk pelayanan publik, media
untuk transfer pengetahuan atau bahkan menjadi inspirasi dan memunculkan suatu
pemahaman baru yang pada masa terciptanya arsip hal itu belum tergambar dengan
jelas. Pada akhirnya, arsip menjadi acuan untuk merumuskan arah dan kebijakan
strategis organisasi yang kemudian dapat mendukung terwujudnya pembangunan yang
berkelanjutan, sebab dengan
adanya bukti-bukti arsip ini seperti kita belajar dari masa lalu dan merancang
yang terbaik untuk masa depan lebih baik. Sekaligus sebagai pengingat agar
kejadian serupa tidak terulang.
Penulis: Aisya Nurasari Handyanti