Pandemi Corona Virus Disease 2019 (covid-19)
yang tengah dihadapi saat ini, membuat banyak perubahan dalam kehidupan. Dampak
covid-19 sangat luas mulai dari sisi
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, hingga kesejahteraan
masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa covid-19
bukanlah suatu virus yang dapat disepelekan. The World Health Organization
(WHO) secara resmi telah mendeklarasikan covid-19
atau SARS-CoV-2 sebagai pandemi global sejak 11 Maret 2020. Berbagai kebijakan
telah ditetapkan sebagai upaya untuk menghadapi pandemi covid-19, namun perjuangan tersebut tidak mudah. Hingga saat ini,
sudah lebih dari enam bulan kita dihadapkan pada kondisi yang penuh kewaspadaan
akibat penyebaran covid-19 dan belum
diketahui kapan kondisi ini berakhir.
Ketidakpastian akan
keberlangsungan pandemi covid-19,
menjadi pengingat kita bahwa apapun dapat terjadi. Faktanya, tidak dapat
dipungkiri bahwa ketidakpastian tidak selalu berdampingan dengan kesiapan. Hal
tersebut dapat terjadi ketika individu telah merasa nyaman dan terbiasa dengan
kondisi yang ada di sekitarnya. Pola kehidupan seperti aspek kesehatan, sosial,
dan ekonomi yang sedemikian nyaman dapat mengakibatkan kita lalai bahwa hal-hal
tersebut dapat berubah kapan saja dan dengan cara berbagai rupa. Adalah hal
yang wajar ketika kenyamanan tersebut berubah dan akhirnya ketidakpastian
menjadi suatu kecemasan dan tekanan yang berkepanjangan.
Ketika
kita kilas balik kehidupan sebelum pandemi covid-19,
dirasakan kondisi saat itu cenderung lebih aman dan normal. Beragam kegiatan
dan aktivitas dapat dilakukan dengan lebih leluasa dan tanpa dibayangi oleh
ketakutan berlebihan terjangkit suatu virus menular yang berbahaya.
Berinteraksi dengan banyak orang dan berpergian ke berbagai tempat dapat
dilakukan dengan lebih bebas sesuai kebutuhan dan keinginan.
Penyebaran
covid-19 yang masih banyak terjadi di
berbagai wilayah hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri telah menimbulkan
dampak bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk para pegawai. Para pegawai
yang masih beruntung dapat bertahan pada pekerjaannya dituntut untuk bisa
beradaptasi pada kondisi baru yang terjadi saat ini. Selain itu, para pegawai
juga harus selalu waspada dalam menjalankan pekerjaannya di tengah pandemi. Berbagai
tuntutan untuk beradaptasi dan kondisi waspada serta kecemasan yang terus
menerus dialami oleh para pegawai dapat menimbulkan stres. Stres yang dialami
tersebut dapat menimbulkan efek negatif terhadap organisasi karena menyangkut
aspek kesehatan dan performa kerja para pegawai di dalam suatu organisasi.
Menurut Robbins (2006) dalam Tonia (2010), stres yang dialami oleh pegawai
dapat menimbulkan beberapa konsekuensi baik psikologis, fisiologis maupun perilaku.
Konsekuensi
psikologis akibat dari stres yang dialami oleh pegawai yaitu munculnya perasaan
negatif seperti rasa tertekan, depresi, bosan, dan penurunan rasa percaya diri.
Konsekuensi fisiologis merupakan pengaruh dari stres yang membuat pegawai
mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan di tempat kerja dan menjadi lebih
sensitif akibat kondisi fisiologis yang terganggu. Selain itu, stres yang
dialami oleh pegawai juga menimbulkan konsekuensi perilaku yaitu ketika pegawai
merasa stres maka mereka dapat mengalami perubahan hormon dan peningkatan
risiko terkena penyakit yang nantinya akan berdampak pada penurunan kinerja,
penurunan kehadiran, dan dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Menurut WHO, salah satu
stres yang dapat muncul pada masa pandemi covid-19 yaitu ketakutan dan
kecemasan mengenai kesehatan diri sendiri maupun kesehatan orang lain yang
disayangi. Ketakutan dan kecemasan tersebut tentunya dialami oleh banyak orang,
termasuk pegawai yang harus tinggal jauh dari keluarga. Keterbatasan akses
bertemu dengan keluarga, kesulitan pemenuhan kebutuhan sehari-hari karena
pembatasan sosial berskala besar, pemberitaan media terkait covid-19, serta
semakin bertambahnya jumlah kasus positif covid-19 dapat menyebabkan beban
psikologis tersendiri.
Menghadapi kondisi
tersebut, para pegawai sudah sepatutnya berusaha untuk menemukan solusi dalam
mengelola stres yang dialaminya agar kepentingan pribadi dan organisasi dapat
berjalan beriringan. Berbagai aturan dan kebijakan telah banyak ditetapkan
sebagai himbauan untuk bisa menerima, beradaptasi, dan bertahan di tengah
pandemi serta upaya agar para pegawai tetap bisa produktif dalam bekerja. Adapun
hal-hal yang dapat dilakukan oleh para pegawai dalam mengelola stres yang
dihadapi yaitu dengan menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan kesehatan
mental.
Salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh pegawai untuk menjaga kesehatan fisik yaitu bekerja dengan mengikuti protokol kesehatan yang telah
ditetapkan seperti himbauan penggunaan masker, pengaturan tempat duduk, serta menyediakan masker maupun hand sanitizer di lingkungan tempat kerja. Di luar kantor, setiap pegawai juga harus selalu
dapat menerapkan physical distancing, membatasi kegiatan di luar,
menjaga pola makan, olahraga dan istirahat yang cukup, serta selalu menjaga
kebersihan di manapun dan kapanpun. Rasa tanggung jawab dan kesadaran diri untuk menjaga kesehatan menjadi
hal yang penting bagi setiap pegawai agar dapat tetap bekerja secara optimal di
tengah kondisi pandemi.
Dalam
hal kesehatan mental, setiap pegawai dapat senantiasa menanamkan pikiran
positif yang optimis dalam menghadapi pandemi covid-19. Selain itu, tiap pegawai dapat saling berbagi cerita dengan
rekan kerjanya sehingga tidak merasa terbebani seorang diri. Menjaga hubungan
dengan orang-orang terdekat, baik secara langsung maupun tidak langsung juga
dapat menjadi vitamin dalam menguatkan kondisi mental para pegawai sehingga terhindar
dari stres berkepanjangan. Upaya lain dalam mengatasi stres yaitu dengan tidak
mudah terpengaruh informasi tentang persebaran covid-19. Karena tidak semua informasi itu benar, maka sebaiknya
tiap pegawai menggali fakta yang akurat dari sumber terpercaya. Selain itu,
stres yang dialami pegawai juga dapat timbul akibat terlalu fokus pada hal-hal
negatif dan kurang menyenangkan selama masa pandemi. Perasaan banyaknya
perubahan yang terjadi akibat pandemi, serta ketidaksiapan dalam menerima
perubahan tersebut semakin memicu perasaan negatif yang menimbulkan stres dan akhirnya
berdampak pada kinerjanya. Untuk itu, kiranya setiap pegawai perlu mengalihkan
perhatian kepada hal-hal yang lebih positif seperti melakukan hal-hal yang
membahagiakan diri sendiri maupun orang lain, namun dengan memperhatikan protokol
kesehatan, serta terus berdoa untuk kesehatan diri sendiri dan orang-orang
terkasih di sekitar.
Sebagai
bagian dari pegawai yang masih memiliki kesempatan bertahan di tempat kerjanya selama
pandemi yang sulit, sudah sewajarnya untuk lebih mensyukuri keadaan yang ada.
Dengan bersyukur dapat membuat individu menjadi lebih bahagia, hidup lebih
tenang, dan bahkan lebih sehat dibandingkan orang lain yang kurang bersyukur. Reminding
yourself what you have to be grateful for. Agar bisa bersyukur, perlu
mengingatkan diri sendiri tentang hal-hal positif yang perlu disyukuri setiap
harinya mulai dari hal kecil hingga hal besar. Dengan cara demikian akan
membantu pegawai mampu menerima keadaan ketika dihadapkan pada situasi yang
sulit seperti pandemi covid-19 ini.
Jika mampu mengelola stres, maka para pegawai akan tetap mampu bekerja secara
optimal dan senantiasa memberikan kontribusi terbaik bagi organisasinya.
Berkaitan dengan berbagai upaya dalam menjaga kesehatan fisik dan mental para pegawai, KPKNL Tarakan selalu berupaya menjalankan protokol kesehatan di lingkungan kantor. Semenjak pandemi covid-19, KPKNL Tarakan dengan sigap menyiapkan fasilitas pendukung untuk mengurangi penyebaran covid-19 seperti menyediakan tempat cuci tangan di beberapa sudut kantor, hand sanitizer di tiap ruangan, pengaturan jarak tempat duduk antar pegawai, dan media pembatas pada Area Pelayanan Terpadu (APT). Upaya yang dilakukan oleh KPKNL Tarakan tersebut membuat pegawai dapat merasa tenang dalam bekerja serta lebih terjaga kesehatan fisiknya. KPKNL Tarakan juga membagikan masker kepada para pegawai, melakukan sosialisasi secara berkala melalui media sosial terkait kiat-kiat dalam menjalankan kegiatan di tengah pandemi, baik untuk internal pegawai maupun masyarakat umum. Kebijakan Work From Home (WFH) untuk pegawai yang baru kembali dari bepergian ke luar wilayah kota Tarakan, dengan demikian pegawai dapat melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu. Selain itu, KPKNL Tarakan selalu memberikan ruang bagi para pegawai untuk melakukan olahraga secara rutin sehingga pegawai dapat melepas penat sembari tetap menjaga kesehatan fisiknya. Berbagai upaya yang dilakukan KPKNL Tarakan dalam menghadapi pandemi ini telah mampu menumbuhkan kebersamaan dan kepedulian antar pegawai. Kondisi tersebut mendorong satu sama lain untuk menjaga kesehatan dan mampu mengelola emosi dalam menghadapi berbagai kondisi, sehingga KPKNL Tarakan siap untuk selalu memberikan pelayanan yang optimal meskipun di tengah pandemi covid-19.
Penulis : Kiki Riskinia Putri (Pegawai KPKNL Tarakan)