Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Ibadah Ramadhan di masa Pandemik COVID-19
Maria Fransisca Ulibasa
Senin, 11 Mei 2020   |   9280 kali

Bulan suci Ramadhan merupakan waktu yang dinanti-nanti oleh para umat muslim. Pada bulan Ramadhan seringkali dijadikan sebagai moment untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta dengan beribadah secara berjamaah dan berkumpul bersama keluarga dan teman-teman saat berbuka puasa. Namun di tengah pandemi COVID-19 (Corona Virus Desease 2019) ini,  dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penularan virus tersebut yang mengakibatkan kegiatan ibadah, bekerja, dan belajar dilakukan di rumah.

Dengan mengikuti anjuran Pemerintah, para pegawai KPKNL Tangerang I pun bekerja dari rumah sehingga untuk berkomunikasi dilakukan secara daring (dalam jaringan). Untuk menjalin silaturahmi dan meninjau kondisi kesehatan para pegawai, KPKNL Tangerang I tetap aktif melakukan Galang Semangat Pagi (GSP) setiap hari Senin dan Kamis yang dilanjutkan dengan Sapa Pagi.

Sebagai sarana untuk meneguhkan keimanan serta menambah wawasan dalam ilmu agama Islam di bulan suci Ramadhan, pada Hari Jumat tanggal 8 Mei 2020, KPKNL Tangerang I melakukan BINTAL (Bimbingan Mental) secara daring menggunakan Aplikasi Zoom yang ceramahnya dibawakan oleh Ust. Jajang Ibnu Hajah dengan tema “Ibadah Ramadhan di masa Pandemi COVID-19”.

Dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, terdapat 3 hal yang dapat kita teladani dari para sahabat Nabi Muhammad saw. Yang pertama ialah menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan penuh cinta. Dengan cinta, menjalani Ramadhan walau di masa sulit tidaklah menjadi masalah. Karena dengan cinta, kita akan dengan senang hati menjalaninya.

Yang kedua, mengaktualisasikan amalan Tarhib Ramadhan dalam  yaitu, mempersiapkan jasmani dan rohani untuk menyambut bulan Ramadhan, dengan salah satunya memperbanyak ibadah sunnah (shalat dan puasa sunnah).

Kemudian yang ketiga, Marhaban merupakan aktualisasi dari kata Rahabah (bahagia) dan Tarhib Ramadhan yang maknanya aku siap diperintah olehMu karena Engkau (Ramadhan) yang aku tunggu-tunggu telah datang.

Maka, dengan adanya perasaan bahagia dan penuh cinta, dalam melaksanakan ibadah Ramadhan akan terasa mudah walaupun di masa pandemi seperti sekarang ini.

Ust. Jajang menyampaikan bahwa dalam bulan suci Ramadhan terdapat 6 kurikulum yang dikatakan oleh para ulama. Semua kurikulum dalam Ramadhan adalah kenikmatan, dan rahmat (kasih sayang).

Kurikulum yang pertama ialah Shalat Tarawih, karena sebelum puasa Ramadhan dilakukan Shalat Tarawih terlebih dahulu. Seluruh dosa setahun yang telah lalu, dengan melakukan shalat tarawih yang baik dapat dihapuskan sehingga hal tersebut merupakan kenikmatan yang diberikan karena rahmat dari Allah swt. Kalau seandainya 11 bulan kemarin tidak memaksimalkan shalat tahajud, bila kita memaksimalkan shalat tarawih di bulan Ramadhan, maka dapat menutupi kekurangan shalat tahajud kita.

Dengan beribadah di rumah saja, para suami dapat menjadi imam shalat untuk istri dan anak-anaknya, sehingga luar biasa sekali nikmatnya. Pesan bagi para suami (yang menjadi imam shalat) tetap membaca surat secara tartil dan habiskanlah membaca 100 ayat.

Kurikulum yang kedua adalah Sahur. Nabi Muhammad saw. Bersabda “Sahur lah kalian karena di dalam waktu sahur ada banyak keberkahan”. Dalam surah Al-Imran ayat 17, Allah Swt. berfirman “termasuk yang mendapat kebanggaan, penghormatan, pujian dari Allah adalah orang-orang yang menghidupkan waktu sahur. Mereka memperbanyak istighfar di waktu sahur.

Waktu sahur jangan dihabiskan dengan tidur-tiduran, menonton TV, tapi perbanyak Istighfar. Karena di waktu sahur menjelang adzan subuh, merupakan waktu yang mustajab atas doa yang kita minta dapat dikabulkan oleh Allah swt.

Kurikulum yang ketiga yaitu di siang hari saat Ramadhan, sedikitkan lah tidur siang, jangan sedikit-sedikit tidur, tetapi perbanyak baca Al-Qur’an. Saat membaca Al-Qur’an jangan hanya mengejar khatamnya, tapi baca ayat-ayatnya, pelajari, pahami, dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Itu merupakan cara membaca Al-Qur’an sesuai yang Nabi Muhammad saw ajarkan. Perbanyak Istighfar dan bersedekah. Berlombalah memberi makan bagi orang yang berpuasa (untuk berbuka) terlebih di waktu sulit seperti ini.

Kurikulum yang keempat yakni mempersiapkan diri untuk menyambut buka puasa, siibukkan diri dengan beramal shaleh. Persiapkan 2 hal untuk berbuka yaitu air putih dan kurma sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi. Ketika adzan berkumandang, langsung ucapkan basmalah. Kemudian makan kurma kemudian minum, lalu baca doa “dzahabaz zhoma-u wabtallatil’uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah” yang artinya “telah hilanglah dahaga,kerongkongan telah basah dan telah tetaplah pahalanya Insya Allah”  karena filosofinya sangat dalam sesuai dengan ajaran Nabi. Setelah membaca doa tadi, kemudian menyegerakan sholat maghrib.

Bolehkah i’tikaf di rumah? Pada masa Covid-19 seperti ini boleh melakukan i’tikaf di rumah, dan Sempurnakanlah. Inilah kurikulum yang kelima.

Kemudian kurikulum yang terakhir adalah menunaikan zakat. Zakat fitrah utamanya dibayarkan pada 2 waktu yaitu pada tanggal 1 syawal dan setelah sholat subuh sebelum sholat idul fitri. Karena sekarang ada wabah, boleh membayarkan zakat pada awal ramadhan karena banyak orang yang membutuhkan. Jadi, boleh dibayarkan dan dibagikan pada awal ramadhan.

“Inilah kurikulum yang kita pelajari di bulan Ramadhan, kalau kita bisa maksimalkan kurikulum Ramadhan ini In Syaa Allah di dalam kondisi apa pun seperti sekarang di masa pandemi ini, tidak masalah. Karena ibadah kita didasari oleh kecintaan kepada Allah swt” terang Ust. Jajang di akhir ceramahnya.

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini