Bulan suci Ramadhan
merupakan waktu yang dinanti-nanti oleh para umat muslim. Pada bulan Ramadhan
seringkali dijadikan sebagai moment untuk
lebih dekat dengan Sang Pencipta dengan beribadah secara berjamaah dan
berkumpul bersama keluarga dan teman-teman saat berbuka puasa. Namun di tengah
pandemi COVID-19 (Corona Virus Desease 2019) ini, dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) untuk mencegah penularan virus tersebut yang mengakibatkan kegiatan
ibadah, bekerja, dan belajar dilakukan di rumah.
Dengan mengikuti
anjuran Pemerintah, para pegawai KPKNL Tangerang I pun bekerja dari rumah
sehingga untuk berkomunikasi dilakukan secara daring (dalam jaringan). Untuk
menjalin silaturahmi dan meninjau kondisi kesehatan para pegawai, KPKNL
Tangerang I tetap aktif melakukan Galang Semangat Pagi (GSP) setiap hari Senin
dan Kamis yang dilanjutkan dengan Sapa Pagi.
Sebagai sarana
untuk meneguhkan keimanan serta menambah wawasan dalam ilmu agama Islam di bulan
suci Ramadhan, pada Hari Jumat tanggal 8 Mei 2020, KPKNL Tangerang I melakukan
BINTAL (Bimbingan Mental) secara daring menggunakan Aplikasi Zoom yang
ceramahnya dibawakan oleh Ust. Jajang Ibnu Hajah dengan tema “Ibadah Ramadhan
di masa Pandemi COVID-19”.
Dalam menyambut
datangnya bulan suci Ramadhan, terdapat 3 hal yang dapat kita teladani dari
para sahabat Nabi Muhammad saw. Yang pertama ialah menyambut datangnya bulan
Ramadhan dengan penuh cinta. Dengan cinta, menjalani Ramadhan walau di masa
sulit tidaklah menjadi masalah. Karena dengan cinta, kita akan dengan senang
hati menjalaninya.
Yang kedua,
mengaktualisasikan amalan Tarhib Ramadhan dalam
yaitu, mempersiapkan jasmani dan rohani untuk menyambut bulan Ramadhan,
dengan salah satunya memperbanyak ibadah sunnah (shalat dan puasa sunnah).
Kemudian yang
ketiga, Marhaban merupakan aktualisasi dari kata Rahabah (bahagia) dan Tarhib
Ramadhan yang maknanya aku siap diperintah olehMu karena Engkau (Ramadhan) yang
aku tunggu-tunggu telah datang.
Maka, dengan adanya
perasaan bahagia dan penuh cinta, dalam melaksanakan ibadah Ramadhan akan
terasa mudah walaupun di masa pandemi seperti sekarang ini.
Ust. Jajang
menyampaikan bahwa dalam bulan suci Ramadhan terdapat 6 kurikulum yang
dikatakan oleh para ulama. Semua kurikulum dalam Ramadhan adalah kenikmatan,
dan rahmat (kasih sayang).
Kurikulum yang
pertama ialah Shalat Tarawih, karena sebelum puasa Ramadhan dilakukan Shalat
Tarawih terlebih dahulu. Seluruh dosa setahun yang telah lalu, dengan melakukan
shalat tarawih yang baik dapat dihapuskan sehingga hal tersebut merupakan
kenikmatan yang diberikan karena rahmat dari Allah swt. Kalau seandainya 11
bulan kemarin tidak memaksimalkan shalat tahajud, bila kita memaksimalkan
shalat tarawih di bulan Ramadhan, maka dapat menutupi kekurangan shalat tahajud
kita.
Dengan beribadah di
rumah saja, para suami dapat menjadi imam shalat untuk istri dan anak-anaknya, sehingga
luar biasa sekali nikmatnya. Pesan bagi para suami (yang menjadi imam shalat)
tetap membaca surat secara tartil dan habiskanlah membaca 100 ayat.
Kurikulum yang
kedua adalah Sahur. Nabi Muhammad saw. Bersabda “Sahur lah kalian karena di dalam
waktu sahur ada banyak keberkahan”. Dalam surah Al-Imran ayat 17, Allah Swt. berfirman
“termasuk yang mendapat kebanggaan, penghormatan, pujian dari Allah adalah
orang-orang yang menghidupkan waktu sahur. Mereka memperbanyak istighfar di
waktu sahur.
Waktu sahur jangan
dihabiskan dengan tidur-tiduran, menonton TV, tapi perbanyak Istighfar. Karena
di waktu sahur menjelang adzan subuh, merupakan waktu yang mustajab atas doa
yang kita minta dapat dikabulkan oleh Allah swt.
Kurikulum yang
ketiga yaitu di siang hari saat Ramadhan, sedikitkan lah tidur siang, jangan
sedikit-sedikit tidur, tetapi perbanyak baca Al-Qur’an. Saat membaca Al-Qur’an
jangan hanya mengejar khatamnya, tapi baca ayat-ayatnya, pelajari, pahami, dan amalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Itu merupakan cara membaca Al-Qur’an sesuai yang
Nabi Muhammad saw ajarkan. Perbanyak Istighfar dan bersedekah. Berlombalah
memberi makan bagi orang yang berpuasa (untuk berbuka) terlebih di waktu sulit
seperti ini.
Kurikulum yang
keempat yakni mempersiapkan diri untuk menyambut buka puasa, siibukkan diri
dengan beramal shaleh. Persiapkan 2 hal untuk berbuka yaitu air putih dan kurma
sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi. Ketika adzan berkumandang, langsung
ucapkan basmalah. Kemudian makan kurma kemudian minum, lalu baca doa “dzahabaz zhoma-u wabtallatil’uruqu wa
tsabatal ajru insyaa Allah” yang artinya “telah hilanglah dahaga,kerongkongan
telah basah dan telah tetaplah pahalanya Insya Allah” karena filosofinya sangat dalam sesuai dengan
ajaran Nabi. Setelah membaca doa tadi, kemudian menyegerakan sholat maghrib.
Bolehkah i’tikaf di
rumah? Pada masa Covid-19 seperti ini boleh melakukan i’tikaf di rumah, dan
Sempurnakanlah. Inilah kurikulum yang kelima.
Kemudian kurikulum
yang terakhir adalah menunaikan zakat. Zakat fitrah utamanya dibayarkan pada 2
waktu yaitu pada tanggal 1 syawal dan setelah sholat subuh sebelum sholat idul
fitri. Karena sekarang ada wabah, boleh membayarkan zakat pada awal ramadhan
karena banyak orang yang membutuhkan. Jadi, boleh dibayarkan dan dibagikan pada
awal ramadhan.
“Inilah kurikulum
yang kita pelajari di bulan Ramadhan, kalau kita bisa maksimalkan kurikulum
Ramadhan ini In Syaa Allah di dalam kondisi apa pun seperti sekarang di masa
pandemi ini, tidak masalah. Karena ibadah kita didasari oleh kecintaan kepada
Allah swt” terang Ust. Jajang di akhir ceramahnya.