Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Sidoarjo > Artikel
Pandemi Belum Usai
Dyah Tri Wahyuni Rosyidah
Selasa, 08 Februari 2022   |   1542 kali

Wabah infeksi virus Corona atau Covid-19 semakin meluas dan telah menjangkit lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri saat ini telah memasuki gelombang ketiga dengan peningkatan jumlah pasien positif COVID-19 varian baru (omnicron) yang bertambah dengan cepat dalam waktu singkat.

Keluarga besar Kementerian Keuangan pun tak lepas dari serangan wabah infeksi virus Corona ini. Tercatat hingga awal februari 2022 sebanyak 2225 pegawai dinyatakan positif terinfeksi virus Corona, 1694 orang berstatus tanpa gejala dan 531 orang dengan disertai gejala.

Upaya pemantauan dari satgas Covid-19 terus dilakukan dengan ketat. Sosialisasi penerapan gaya hidup sehat dan percepatan pelaksanaan vaksin secara continue dilaksanakan di semua bidang dan unit unit Kementerian.  

Hal tersebut tentu dapat menimbulkan rasa takut dan panik. Apalagi anjuran untuk mengurangi mobilitas, mengurangi intensitas pertemuan tatap muka serta kebijakan social distancing, yang kini disebut physical distancing, sedikit banyak menimbulkan jarak secara emosional antara keluarga, sahabat, rekan kerja, teman, juga tetangga.

Bagi sebagian orang, hal ini bisa dirasakan sebagai suatu tekanan atau beban yang sangat besar. Bila tidak dikendalikan, tekanan tersebut akan berdampak negatif pada kesehatan mental. Oleh karena itu, pemeriksaan dini atau skrining kesehatan mental penting untuk dilakukan.

Gangguan Kesehatan Mental Saat Pandemi Virus Corona

Gangguan kesehatan mental yang terjadi selama pandemi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti ketakutan terhadap wabah, rasa terasing selama menjalani karantina, kesedihan dan kesepian karena jauh dari keluarga atau orang yang dikasihi, kecemasan akan kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah lagi kebingungan akibat informasi yang simpang siur.

Hal-hal tersebut tidak hanya berdampak pada orang yang telah memiliki masalah kesehatan mental, seperti depresi atau gangguan kecemasan umum, namun juga dapat memengaruhi orang yang sehat secara fisik dan mental.

Tekanan yang berlangsung selama pandemi ini dapat menyebabkan gangguan berupa:

  • Ketakutan dan kecemasan yang berlebihan akan keselamatan diri sendiri maupun orang-orang terdekat
  • Perubahan pola tidur, termasuk covid-somnia, dan pola makan
  • Bosan dan stres karena terus-menerus berada di rumah, terutama pada anak-anak bahkan juga pada orang dewasa.
  • Sulit berkonsentrasi
  • Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan
  • Memburuknya kesehatan fisik, terutama pada penderita penyakit kronis, seperti diabetes dan hipertensi
  • Munculnya gangguan psikosomatis

Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi Virus Corona

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi virus Corona:

1. Melakukan aktivitas fisik

Berbagai olahraga ringan, seperti lari kecil atau lompat di tempat, dapat kita lakukan selama menjalani karantina di rumah. Dengan melakukan aktivitas fisik, tubuh kita akan memproduksi hormon endorfin yang dapat meredakan stres, mengurangi rasa khawatir, dan memperbaiki mood kita.

Latihan peregangan dan pernapasan juga dapat membantu kita untuk menenangkan diri. Jangan lupa untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk meningkatkan sistem imun.

Latihan senam bersama di tempat yang terbuka dibawah sinar matahari dengan tetap menjaga jarak aman dan memakai masker, juga bisa dilakukan di kantor-kantor yang masih berada pada level aman untuk pelaksanaan Work from Office (WFO).

2. Mengonsumsi makanan bergizi

Konsumsilah makanan yang sehat, bersih dan mengandung protein, lemak sehat, karbohidrat, vitamin, mineral, dan serat. Beragam nutrisi tersebut dapat kita peroleh dari nasi atau cereal, buah-buahan, sayuran, makanan laut, daging, kacang-kacangan, serta susu.

Bukan hanya untuk menjaga kesehatan tubuh kita, asupan nutrisi yang cukup juga dapat menjaga kesehatan mental kita, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3. Menghentikan kebiasaan buruk

Bila Anda seorang perokok, cobalah hentikan kebiasaan buruk tersebut mulai dari sekarang. Merokok akan meningkatkan risiko Anda terinfeksi kuman penyakit, termasuk virus Corona. Selain itu, batasi juga konsumsi minuman beralkohol.

Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental Anda.

Kebiasaan buruk yang juga perlu dihentikan adalah kurang beristirahat atau sering begadang. Jika kurang istirahat, kita akan lebih mudah mengalami kecemasan dan mood kita pun akan lebih tidak stabil.

4. Membuat rutinitas sendiri

Bagi yang sedang menjalani karantina di rumah, kita bisa melakukan hobi atau aktivitas yang kita sukai, misalnya memasak, membaca buku, atau menonton film. Selain meningkatkan produktivitas, kegiatan tersebut juga dapat menghilangkan rasa jenuh.

Kegiatan rutin juga dapat dilakukan kita yang dalam posisi Work from Home (WFH). Dengan memaksimalkan hobi kita, kita akan dapat membunuh rasa jenuh. Hobi-hobi yang bermanfaat tentunya seperti berkebun, merajut, melukis, menyanyi karaoke dengan berbagai fitur yang tersedia yang dapatkan dari internet.

5. Lebih bijak memilah informasi

Batasi waktu kita untuk menonton, membaca, atau mendengar berita mengenai pandemi, baik dari televisi, media cetak, maupun media sosial untuk mengurangi rasa cemas.

Meski begitu, jangan menutup diri sepenuhnya dari informasi yang penting. Pilah dan pilihlah informasi yang kita terima dan saringlah dengan mencari berbagai rujukan pasti tentang berbagai informasi yang masuk ke dalam otak kita secara secara kritis dan bijak. Dapatkan informasi mengenai pandemi virus Corona hanya dari sumber yang terpercaya.

6. Menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat

Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga, sahabat, teman, dan rekan kerja, baik melalui pesan singkat, telepon, atau video call. Kita juga bisa membentuk social bubble dengan disiplin protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, ceritakanlah kekhawatiran dan kecemasan yang kita rasakan. Dengan cara ini, tekanan yang kita rasakan dapat berkurang sehingga hati dan pikiran kita bisa lebih tenang, dan perbanyaklah waktu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Bila Anda merasa memiliki gangguan mental, segera hubungi dokter atau psikolog yang dapat diakses melalui berbagai aplikasi kesehatan di internet. Bila perlu, periksakan diri Anda ke dokter secara berkala agar dokter dapat memantau perkembangan kondisi Anda.

Rasa takut dan cemas memang normal dirasakan selama masa pandemi seperti ini. Namun, cobalah untuk selalu berpikir positif dan bersyukur. Jika stres dan ketakutan yang Anda alami terasa sangat berat, jangan ragu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater

Patuh protokol kesehatan selalu ya kawans.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini