Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Belajar Fotografi di Tengah Pandemi
Detami Pradiksa
Kamis, 04 Juni 2020   |   429 kali

Pada kondisi pandemi seperti saat ini, KPKNL Samarinda tetap melakukan peningkatan skill kepada para pegawainya. Hal tersebut dilakukan dengan mengikuti pelatihan fotografi yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah DJKN Kalimantan Timur dan Utara melalui video conference pada Kamis, 4 Juni 2020. Pelatihan tersebut diselenggarakan dengan menggandeng Edy Singomoto dan Irfan Bayu Pradhana dari Biro KLI Kementerian Keuangan sebagai pemateri.

Berbicara tentang fotografi tidak lepas dari yang namanya kamera. Jenis-jenis kamera sendiri terdiri dari Pocket Camera/Kamera Saku, Prosumer, Single Lens Reflex Camera (Kamera SLR), Medium Format Camera, Large Format Camera, Smartphone (point&shot), Mirrorless Interchangeable-Lens Camera (MILC). Namun saat ini yang familiar adalah jenis mirrorless dan DSLR. Perbedaan dari keduanya diantaranya yaitu cara kerja kamera DSLR membutuhkan cermin (mirror) untuk memunculkan gambar di viewfinder, MILC membuang cermin yang ada di DSLR konsekuensinya adalah menghemat ukuran dan berat kamera (serta menghemat harga), MILC kehilangan viewfinder optik, karena menggunakan sistem viewfinder elektronis (EVF – electronic viewfinder), hanya Leica dan Fujifilm X Series yang memiliki viewfinder optic, kualitas foto MILC tidak kalah dengan DSLR karena ukuran sensor yang relatif sama.

Pada kamera umumnya terdapat vitur seperti M (Manual), P (Programme Mode/Automatic), Av/A (Aperture Priority), S/Tv (Shutter Priority), atau Auto (point and shot). Selain itu ada juga vitur ISO/ASA yang merupakan kepekaan film terhadap cahaya. Dalam kamera digital, ISO adalah untuk mengatur kepekaan penerimaan cahaya. Bukan mengatur agar sensor menjadi lebih peka, tetapi mengatur penguatan sinyal sehingga noise juga meningkat jika sinyal masuk diperkuat sehingga tampilan gambar lebih kasar. Hal lain yang inti pada fotografi yaitu Pencahayaan/Exposure. Tidak semua kondisi pencahayaan bisa menghasilkan gambar yang baik. Film hanya menerima intensitas cahaya yang sesuai dengan kecepatan ISO standarnya, sehingga Film harus diberi intensitas cahaya yang tepat, tidak boleh lebih/kurang.

Supaya tidak monoton, Edy memberikan beberapa contoh komposisi dalam mengambil gambar menggunakan kamera. Pada komposisi dikenal beberapa aturan, pertama, sepertiga/ Rule of Third dengan Penempatan horison pada posisi sepertiga bagian dari pinggir atas atau pinggir bawah, pembagian bidang perbandingan 1:2 ini umumnya dinamis dan keseimbangan dapat dicapai dgn baik. Kedua, aturan dead center yaitu memberikan impact yang lebih terhadap objek, tujuannya untuk lebih menonjolkan obyeknya. Ketiga, Diagram Irisan Emas, metode ini merupakan pembagian bidang yg direncanakan dengan ketepatan geometris, biasanya digunakan dalam pemotretan benda-benda diam (still life), arsitektur, landscape, dll. Keempat, Diagram Susunan Diagonal dengan susunan atau garis diagonal dibentuk dan dipergunakan untuk memotret elemen-elemen sederhana, misalnya padang rumput, padang pasir, atau padang salju) atau pemandangan yg memiliki tekstur homogen, misalnya kebun teh, daerah yg berbatu-batu saja, atau pantai.

Pada kesempatan ini, Irfan memberikan tips membuat foto jurnalistik. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain moment, angel, komposisi, pencahayaan, patuhi kode etik. Untuk foto liputan sendiri terdiri dari foto yang dapat dipublikasikan dan foto yang bersifat dokumen rahasia. Sebagai fotografer paling tidak sudah direncanakan terlebih dahulu foto apa saja yang harus didapatkan nantinya seperti foto close up, foto suasana, foto bersama dan foto humanis/unik. Di Kementerian Keuangan sendiri dalam proses pemberitaan dan dokumentasi melalui 3 tahap yaitu input (pengambilan gambar), proses (pengeditan), dan output (publikasi).

Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dari para pegawai yang mengikuti kegiatan tersebut. Pertanyaan yang diajukan diantaranya, bagaimana supaya tidak kehilangan momen saat melakukan pengambilan gambar dan adakah perbedaan kamera DSLR dengan mirrorless. “Datang lebih awal ke acara, pelajari acara, setting kamera baik saat di dalam maupun di luar ruangan jika acara dilaksanakan dikedua tempat tersebut, siapkan flash jika dibutuhkan” jelas Irfan dalam menjawab pertanyaan. Kemudian Edy menambahkan dengan menyeting kamera pada speed priority untuk objek yang bergerak dan manual priority indoor dengan pencahayaan tidak berubah seperti foto di studio dengan menggunakan lampu studio.  Untuk DSLR dan mirrorless sendiri apabila masih 1 level maka hasilnya akan sama.

 

Seksi HI KPKNL SMD

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini