“Dunia tak
selebar daun kelor” adalah peribahasa yang sering kita dengar. Dilihat dari
arti peribahasa ini adalah dunia itu tidak sempit, tidak selebar (red: sekecil)
daun kelor. Iya betul, daun kelor itu kecil. Mungkin kita sering menjumpainya,
namun tidak menyadari bahwa tanaman tersebut adalah daun kelor.
Sebenarnya kelor
(Moringa oleifera) merupakan tanaman yang tak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Berdasarkan sejarah, tanaman kelor berasa dari kaki gunung Himalaya
atau India Utara. Kemudian menyebar ke Afrika dan negara-negara tropika, hingga
ke sub tropis termasuk Indonesia. Saat ini masyarakat Indonesia semakin
mengenal kelor dan banyak menanamnya baik di pekarangan maupun di lahan
terbuka. Apalagi kelor memiliki segudang manfaat bagi kehidupan manusia.
Di Indonesia
kelor mampu tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki tipe iklim A seperti
Riau dan Sumatera Barat, hingga pada wilayah semi arid dengan tipe iklim E
seperti NTT dan NTB. Hal ini membuktikan bahwa peluang untuk membudidayakan
kelor di Indonesia dalam rangka untuk mendapatkan varietas terbaik atau unggul
masih sangat terbuka lebar.
Sebagai tanaman
yang banyak tumbuh di Indonesia, kelor memiliki banyak manfaat dan telah lama
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan masyarakat di masing-masing daerah.
Manfaat kelor yang paling utama dan dikenal adalah manfaat pangan karena
kandungan nutrisi dan gizinya yang tinggi, berguna bagi kesehatan tubuh manusia.
Dari beberapa hasil
penelitian, selain mudah dibudidayakan, kelor memiliki kandungan gizi yang
sangat tinggi seperti kandungan vitamin C yang tujuh kali lebih tinggi dari
jeruk. Selain itu kandungan calciumnya juga empat kali lebih tinggi dari
calcium yang terdapat pada susu. Kandungan vitamin A pada kelor empat kali lebih tinggi dari kandungan dalam
wortel, dan masih banyak kandungan gizi lainnya seperti potassium yang tiga
kali lebih tinggi dibandingkan potassium dalam pisang, juga kandungan
proteinnya yang lebih tinggi dari yogurt.
Bahkan kandungan zat besi pada daun kelor dinyatakan 25 kali lebih tinggi dari kandungannya dalam bayam.
Daun kelor diketahui juga memiliki kandungan senyawa-senyawa antioksidan
seperti flavonoid, tannin, saponin, steroid dan vitamin. WHO juga menobatkan kelor
sebagai pohon ajaib (miracle tree), setelah melakukan studi dan menemukan bahwa
tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun
lebih di negara-negara termiskin di dunia (Krisnadi, 2015).
Pada umumnya masyarakat
Indonesia mengenal kelor hanya sebagai salah satu bahan makanan sayur. Padahal
kelor dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam olahan pangan, seperti pudding, cake,
nugget, biscuit, cracker, dan lain-lain. Bahkan tepung daun kelor dapat
dimanfaatkan untuk campuran
tambahan (fortifikasi) pada
berbagai jenis makanan seperti bolu, serabi, brownies dan aneka makanan lainnya.
Seperti salah
satu UMKM asal Kabupaten Kampar, Dapur Aru yang memanfaatkan tumbuhan kelor
untuk berbagai macam olahan. Selain menjadi olahan pangan seperti abon,
cokelat, teh celup dan tepung, tumbuhan kelor juga dijadikan olahan produk
pemakaian di badan, seperti minyak dan sabun.
Budidaya dan
pengolahan daun kelor oleh Dapur Aru didukung oleh banyak pihak. Diantaranya
Balai Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Serat Tanaman Hutan (BP2TSTH) Kuok, Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Peduli UIP Sumatera
Bagian Tengah. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan akan menghasilkan
sesuatu yang bernilai positif bagi masyarakat. UMKM Dapur Aru menunjukkan
kemandirian pangan ideal dimulai dari rumah tangga. Kecukupan nutrisi yang
meliputi kualitas hingga kuantitas asupan dapat dikreasikan dari pekarangan
rumah.
Bukan hanya
manfaatnya bagi kesehatan, dengan keterlibatan Kelompok Wanita Tani dalam
budidaya daun kelor sebagai mitra Dapur Aru,
mampu meningkatkan perekonomian dan kemapanan masyarakat Kabupaten
Kampar. Pengolahannya menjadi bahan makanan, obat dan kecantikan juga
meningkatkan nilai dan daya jual produk
olahan daun kelor.
Salah satu upaya
mengenalkan manfaat daun kelor dan memasarkannya ke tingkat nasional, Dapur Aru
mengikuti kegiatan Gebyar Lelang Produk UMKM yang diadakan oleh KPKNL Pekanbaru
pada 04 Agustus 2022 mendatang. Produk Dapur Aru akan dilelang secara online
melalui lelang.go.id. Dapur Aru juga akan mengisi bazar Gebyar Lelang yang
diselenggarakan di Balai Serindit Gubernuran Riau, Pekanbaru.
***
Ditulis oleh : Eva
Resia
Sumber Referensi :
Hery Kurniawan, dkk, 2021, “Kupas Tuntas Kelor : Pesona Tanaman Ajaib”, CV. Anugrah Jaya, Palembang.
Instagram : @bpsilhk_kuok