Pamekasan - Tim penilai Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Pamekasan berkesempatan untuk melakukan
perjalanan ke salah satu pulau terluar wilayah Madura yang jaraknya lebih dekat
ke Pulau Bali yaitu Pulau Pagerungan Besar, awal Maret 2018. Kunjungan ke Pulau
Pagerungan Besar dalam rangka penilaian Barang Milik Negara (BMN) yang berasal
dari bekas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) Kangean Energy Indonesia
Ltd.
Permohonan
penilaian diajukan Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara, Direktorat Piutang
Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain atas permintaan Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Rute yang ditempuh untuk menuju ke
lokasi objek penilaian. Dimulai dari tim penilai KPKNL Pamekasan yang diketuai Kepala
Seksi Pelayanan Penilaian I Ketut Sujana melakukan perjalanan darat dari Kota
Pamekasan menuju Bandara Juanda Surabaya dan dilanjutkan dengan pesawat udara
ke Bandara Ngurah Rai - Bali. Di Denpasar – Bali, tim penilai berkumpul bersama
pendamping baik dari Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara Kementerian ESDM, Direktorat
Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain serta dari Kangean Energy
Indonesia Ltd. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Pulau Pagerungan Besar tim penilai
menginap semalam di Pulau Bali, keesokan harinya baru melanjutkan penerbangan
menggunakan helikopter ke Pulau Pagerungan Besar.
Rute
perjalanan ini dipilih mengingat ketersediaan transportasi serta efisiensi
karena jarak Pulau Pagerungan dari Denpasar – Bali lebih dekat dibandingkan
dari Bandara Juanda Surabaya. Rute ini lebih cepat dan aman dibandingkan
menggunakan transportasi laut yang membutuhkan waktu lebih lama dengan kondisi
cuaca yang tidak menentu, serta tidak adanya jadwal keberangkatan maupun
kepulangan yang pasti.
Perjalanan
menggunakan helikopter dari Bandara Ngurah Rai ke Pulau Pagerungan ditempuh
selama kurang lebih 1 jam. Setibanya di Pulau Pagerungan, tim penilai dan
pendamping mendapatkan briefing dari petugas yang ditunjuk, mengenai kondisi
areal pengeboran dan pulau secara umum, sejarah pengelolaan pengeboran dan
petunjuk atau tanda yang wajib diikuti melalui penayangan video dan lisan.
Pegawai
Kangean Energy Indonesia Yuki Wijaya menjelaskan, bahwa eksplorasi gas alam di wilayah Pulau Pagerungan Besar
dan sekitarnya telah dilakukan sejak tahun 1980-an. Pengelolaan pengeboran gas alam di pagerungan
telah beralih dari beberapa perusahaan yang diawali oleh Arco Bali North
Indonesia di tahun 1982 dan terakhir oleh Kangean Energy Indonesia Ltd.
Produksi gas alam pagerungan diantaranya dimanfaatkan oleh PLN, Petrokimia dan
PGN yang disalurkan melalui jaringan pipa bawah laut menuju pulau jawa (Jawa
Timur).
“Saat ini produksi gas alam telah berkurang seiring dengan menipisnya cadangan gas alam di Pulau Pagerungan, dan pengeboran dilakukan di tengah laut untuk mencari sumber gas alam yang baru,” ujarnya.
Keberadaan
perusahaan telah memberi dampak yang positif bagi kesejahteraan penduduk di
Pulau Pagerungan Besar. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan penduduk lokal
untuk bekerja di areal pengeboran dan pembangunan berbagai fasilitas dengan
tetap menjaga kelestarian alam.
Kegiatan
survei lapangan dalam rangka penilaian diawali dengan melakukan koordinasi
kepada petugas lapangan yang mengetahui keberadaan objek dan menentukan rute
perjalanan mengingat objek penilaian tersebar di beberapa wilayah. Tim penilai
bersama pendamping diwajibkan menggunakan pakaian dan kendaraan khusus untuk
menghindari bahaya yang kemungkinan ada serta sesuai dengan standar keamanan
yang berlaku.
Objek
penilaian yang disurvei berupa aset non modal bekas operasional K3S yang
kondisinya berupa limbah padat (scrap) perolehan tahun 2004 s.d. 2006.
Pemeriksaan fisik objek penilaian dapat dilakukan seluruhnya dan estimasi berat
untuk limbah padat (scrap) sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh pihak
Kangean Energy Indonesia Ltd.
Karena
keterbatasan jadwal penerbangan dari dan ke Pulau Pagerungan Besar, maka Tim
penilai dan pendamping bermalam di fasilitas milik Kangean Energy Indonesia Ltd
di Pulau Pagerungan.
Aktivitas
di areal pengeboran Pulau Pagerungan Besar dimulai pukul 05.00 WIB, seiring
waktu para pekerja pengeboran mulai bekerja Tim penilai harus bersiap – siap
kembali ke Pamekasan dengan rute yang sama seperti awal kedatangan. Untuk
kepentingan survei data objek pembanding, sebelum sampai di Pamekasan, Tim
Penilai singgah di Kota Surabaya. Tim penilai
melakukan survei objek pembanding di wilayah Kota Surabaya, mengingat di
sekitar lokasi keberadaan objek penilaian (Pulau Pagerungan Besar) tidak
ditemukan objek pembanding.
Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, akhirnya tim penilai kembali ke Kota Pamekasan – Madura untuk menyelesaikan laporan. Sungguh pengalaman yang unik di tempat yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Hal ini membuktikan betapa Indonesia kaya raya tidak hanya di daratan, namun sampai di pulau-pulau terpencil yang menunggu dijamah oleh putra putri terbaik Indonesia. (Teks/Foto : I Ketut Sujana/Seksi Pelayanan Penilaian)