Pemimpin merupakan
penggerak utama organisasi. Otoritas
organisasi berada di tangan pemimpin. Pemimpin juga menjadi kunci keberhasilan
dari suatu organisasi. Begitu juga kegagalan organisasi juga tergantung
bagaimana pemimpin melakukan proses kepemimpinanya. Pemberian layanan dapat
dilakukan secara optimal jika sistem kepemimpinan dikelola secara baik atas
kendali pemimpin. Harapannya dapat mendukung upaya memperkokoh makna dan
implementasi integritas dalam perilaku kerja serta menjadikan unit organisasi
sebagai institusi yang memiliki kesungguhan untuk mempraktikkan integritas.
Integritas sering disederhanakan maknanya sebagai kejujuran, kebajikan,
berperilaku baik dan benar, atau bermoral. Maknanya seringkali berkembang dan
dikaitkan dengan pencegahan korupsi. Integritas merupakan hal yang sangat
penting bagi seorang Aparatur Sipil Negara karena integritas menjadi
dasar dari semua nilai pribadi seseorang.
A.
Pengertian Nilai Integritas
1. Pengertian
Nilai
Pengertian nilai dalam bahasa Inggris
disebut value berarti harga, penghargaan, atau tafsiran.
Artinya, harga atau penghargaan yang melekat pada sebuah objek. Objek yang
dimaksud adalah berbentuk benda, barang, keadaan, perbuatan, atau perilaku.
Nilai adalah sesuatu yang abstrak, bukan konkret. Nilai hanya bisa dipikirkan,
dipahami, dan dihayati. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, harapan,
keyakinan, dan hal-hal yang bersifat batiniah. Menilai berati menimbang, yaitu
kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk
mengambil suatu keputusan.
2. Pengertian Integritas
Integritas dapat diartikan sebagai dorongan hati
nurani untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan tekat yang mulia.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, integritas artinya mutu, sifat, atau
keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan, kejujuran. Sedangkan menurut Wikipedia,
integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Definisi lain dari integritas adalah suatu konsep yang menunjuk
konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip.
Dalam etika, integritas diartikan sebagai
kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan dari integritas
adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik). Seorang dikatakan
“mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan
prinsip yang dipegangnya (Wikipedia).
B. Integritas Seorang Pemimpin
Ciri seorang yang berintegritas ditandai oleh
satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat
dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak
wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.
Berdasarkan kamus kompetensi perilaku Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), yang dimaksud dengan integritas adalah bertindak
secara konsisten antara apa yang dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai
nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di
tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi). Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian integritas adalah mutu,
sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki
potensi dan kemampuan memancarkan dan kejujuran. Orang yang berintegritas
adalah: [1]
1. Memiliki integritas
pribadi;
2. Berkepribadian utuh
(setiap tindakan dan perilaku merujuk pada nilai dan etika);
3. Satunya perkataan dan
perbuatan;
4. Patuh pada kode etik
yang telah disepakati dan tidak melanggar sumpah jabatan;
5. Tidak tergoda melakukan
penyelewengan dengan wewenang yang dimiliki;
§ Konsumerisme dan hedonism
§ Tata nilai dan ukuran moral masyarakat yang
salah
§ Manusia terpukau dan terpedaya oleh uang dan
kekuasaan
6. Menjadi panutan.
Nama - nama tokoh bangsa yang telah menanamkan
nilai-nilai integritas dan dapat dijadikan panutan seperti: H. Agus Salim,
Baharuddin Lopa, Hoegeng Iman Santosa, Mohammad Natsir, dan Sri Sultan Hamengku
Buwono IX.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meluncurkan secara resmi nilai-nilai Kemenkeu pada tahun 2011. Acara yang dipimpin
langsung oleh Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo, dihadiri oleh seluruh
Eselon 1 Kemenkeu. Bertempat di Aula
Utama Dhanapala Kemenkeu, juga turut dihadiri oleh para pejabat Eselon
2 Kemenkeu seluruh Indonesia.
Nilai-nilai
Kementerian Keuangan tersebut adalah :
1) Integritas: Berpikir,
berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh
kode etik dan prinsip-prinsip moral.
Perilaku Utama;
a. Bersikap
jujur, tulus dan dapat dipercaya
b. Menjaga
martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela
2) Profesionalisme: Bekerja
tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan
komitmen yang tinggi.
Perilaku Utama ;
a. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas.
b. Bekerja
dengan hati
3) Sinergi: Membangun
dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan
yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya
yang bermanfaat dan berkualitas.
Perilaku Utama ;
a. Memiliki sangka baik, saling percaya dan
menghormati
b. Menemukan dan melaksanakan solusi terbaik
4) Pelayanan: Memberikan
layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan
sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman.
Prilaku Utama ;
a. Melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan
b. Bersikap proaktif dan cepat tanggap
5) Kesempurnaan: Senantiasa
melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang
terbaik.
Perilaku Utama :
a.
Melakukan perbaikan terus menerus
b. Mengembangkan inovasi dan kreativitas
C.
Proses Kepemimpinan Dalam Membangun Integritas
Integritas adalah salah satu kompetensi
manajerial dan sosial kultural. Integritas harus dibangun. Bagaimana cara
membangun integritas? akan dijelaskan cara membangun integritas
diri. Langkah pertama, yang paling penting, yaitu menetapkan nilai diri kita
sendiri. Nilai itu adalah jujur, sabar, dapat dipercaya dan menghargai orang
lain. Hal ini bisa dilakukan dengan mencari panutan atau kita sendiri yang
menjadi panutan sehingga orang lain dengan ikhlas mengikuti tujuan yang akan
dicapai dalam berorganisasi khususnya dalam aksi perubahan ini.
Integritas adalah suatu bentuk kejujuran yang
diimplementasikan secara nyata dalam tindakan sehari-hari. Nilai-nilai
integritas sangat penting untuk diterapkan dalam sebuah organisasi atau
perusahaan, agar semua orang di dalamnya bisa saling percaya dan pada akhirnya
bisa lebih cepat untuk mencapai tujuan bersama. Jika nilai-nilai integritas
tidak dijalankan, maka kerjasama tim yang dilakukan akan menjadi lebih sulit
akibat tidak terbangunnya kepercayaan yang komprehensif diantara mereka.
Seorang pemimpin mutlak menjalankan nilai-nilai
integritas, karena dialah yang akan dipandang orang lain terlebih dahulu,
dijadikan contoh dan teladan terutama bagi bawahannya. Integritas ini juga
penting bagi image si pemimpin itu sendiri. Karena di saat
pemimpin menerapkan nilai-nilai integritas, ia akan diterima sekaligus
dipercaya oleh bawahannya sebagai sosok panutan. Ia akan bisa mempengaruhi
orang lain karena ketegasan dan keselarasannya atas pikiran dan perkataan. Hal
yang berbeda terjadi jika di dalam sebuah organisasi atau perusahaan, para
pemimpinnya tidak dipercaya bahkan tidak mendapat respek dari bawahannya. Mereka
akan berjalan sendiri-sendiri tanpa mengikuti arahan dari pimpinannya.
Organisasi atau perusahaan tersebut akan menjadi kacau dan tidak bisa mencapai
tujuan dengan baik. Itulah yang akan terjadi jika pemimpin tidak menanamkan
nilai-nilai integritas.
Pemimpin harus mampu memimpin dengan contoh dan
menciptakan lingkungan kerja yang profesional bagi para bawahannya. Pemimpin
bertanggung jawab untuk timnya, dan secara aktif mengelola kinerja timnya.
Pemimpin selalu memastikan bawahannya menjalankan tugasnya sesuai dengan
harapan organisasi, dan mematuhi manajemen risiko yang ada di tempat kerja.
Pemimpin menjamin pelaporan internal memfasilitasi deteksi dini dan
berkontribusi terhadap perbaikan terus-menerus dari organisasi. Untuk itu 5
(lima) hal berikut sangat penting bagi pemimpin untuk membangun integritas di
tempat kerja: [2]
a. Etika kepemimpinan
b. Manajemen dan
pengawasan aktif
c. Orang-orang yang tepat
d. Proses yang efektif
e. Pelaporan yang
professional
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah melalui
berbagai kesempatan menyatakan “perang” melawan korupsi. Untuk itu, pelaksanaan
zona integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM) dapat mencegah terjadinya korupsi di dalam birokrasi
melalui berbagai desain dan kebijakan publik yang berorientasi pada pencegahannya.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan zona integritas secara
efektif adalah seperti yang disampaikan oleh Holidi (2013), sebagai berikut:
1. Sepakati nilai-nilai bersama melalui tahapan
yang harus dilakukan, yaitu: [3]
a. Brainstorming;
Mengadakan kegiatan brainstrorming tentang
upaya pemberantasan dan pencegahan terhadap tindak pidana korupsi pada setiap
lembaga masing-masing. Bisa melalui pertemuan antar pimpinan puncak, antar
pimpinan lembaga dan para pejabat eselon, dan lain sebagainya. Untuk perlunya
menyamakan dalam hal-hal persepsi adalah tentang tanggung jawab, komitmen anti
korupsi, dan lain sebagainya. Mengadakan diskusi seperti jika dilakukan secara
insidental dapat memberikan nilai kesadaran kepada aparatur dan menjadi
pengetahuan yang dapat mencegah terjadinya korupsi pada lembaga birokrasi
tersebut.
b. Pakta
Integritas;
Setiap lembaga atau instansi harus membuat pakta
integritas sebagai bentuk komitmen penyelenggara pemerintah terhadap pencegahan
dan pemberantasan korupsi serta meningkatkan kualitas kinerja pelayanan yang
berdasarkan pada kepentingan pelayanan umum.
c. Sosialisasi
pakta integritas;
Maka pakta integritas harus disebarluaskan
(disosialisasikan) agar diketahui oleh aparatur yang lain sebagai bentuk konkret
dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara pemerintahan.
Sebagai penyelenggara negara, tentunya menjadikan korupsi sebagai musuh bersama
dan melakukan pencegahan melalui dari diri sendiri, dari hal yang paling kecil
dan dari sekarang untuk seterusnya.
d. Publikasi
dokumen;
Kesiapan menjalankan zona integritas sebagai
pencegahan dan pemberantasan terhadap tindak pidana korupsi harus diikuti oleh
semua pegawai baik pegawai negeri sipin maupun non PNS dengan komitmen yang
kuat. Oleh karena itu, untuk mendukung percepatan zona integritas, perlu
dilakukan publikasi melalui media massa, baik cetak maupun online.
Begitu juga instansi-instansi pemerintah diinformasikan secara resmi sebagai
bagian dari pelaksanaan zona integritas dan menjadi bagian dari menjalankan
reformasi birokrasi untuk mendapat dukukungan dari semua pihak.
2. Mengembangkan manajemen integritas;
Dalam mengembangkan manajemen integritas
terdapat beberapa hal, yaitu menata ulang kelembagaan secara profesional dan proposional,
mekanisme proses dan instrument yang lebih baik, dukungan terhadap pengendalian
integritas secara maksimal dan optimal, dan melakukan integritas yang
berkesinambungan yang terus-menerus.
3. Membangun kerjasama pelaksanaan integritas.
Penerapan kerja sama dalam pelaksanaan zona
integritas ini harus dilakukan sebagai upaya penguatan terhadap lembaga negara
dengan kontrol langsung melalui kerjasama dengan penegak
hukum. Pelaksanaan zona integritas membutuhkan komitmen dan konsitensi
dari lembaga atau instansi serta sumber daya manusia di dalamnya juga membangun
jejaring kerja sama dengan penegak hukum, terutama yang berhubungan dengan
penegakan korupsi menjadi penting sebagai kontrol antar lembaga dengan membuat
berbagai peraturan dan ketentuan secara formal maupun non formal dalam
optimalisasi pelaksanaan zona integritas.
Integritas merupakan
sebuah tolok ukur fundamental untuk kepemimpinan. Dengan demikian seorang
pemimpin harus memimpin dengan integritas, kejujuran dan
berpegang pada nilai-nilai organisasinya. Para anggota tim ingin mengetahui
apakah pemimpin mereka dapat dipercaya. Mereka harus merasa yakin bahwa sang
pemimpin memperhatikan kepentingan setiap anggota tim dan sang pemimpin harus
menaruh kepercayaan bahwa para anggota timnya melakukan tugas tanggung-jawab
mereka. Cara terbaik untuk membangun kepercayaan para anggota timnya adalah
dengan terus mempertahankan integritas. Ada
komponen pengungkit merupakan komponen yang menjadi faktor penentu
pencapaian sasaran hasil pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM yang
terdiri dari enam komponen pengungkit, yaitu Manajemen Perubahan, Penataan
Tatalaksana, Penataan Manajemen Sumber Daya Manusia, Penguatan Akuntabilitas
Kinerja, Penguatan Pengawasan, dan Penguatan Kualitas
Pelayanan Publik.
D. Karakteristik Interigritas Seorang Pemimpin
Memimpin dengan integritas. Salah satu
tantangan yang dihadapi oleh kepemimpinan adalah memimpin dengan integritas.
Orang-orang sungguh ingin melihat para pemimpin mereka menjadi sumber dari
nilai-nilai yang dapat dipercaya dan juga integritas. Mereka melihat kepada
para pemimpin untuk jaminan dan keyakinan, untuk kejelasan, visi dan tujuan
khususnya pada masa-masa yang penuh dengan ketidakpastian. Seperti dikatakan
oleh W. Clement Stone, “Have the courage to say no. Have the
courage to face the truth. Do the right thing because it is right. These are
the magic keys to living your life with integrity.” (Milikilah
keberanian untuk mengatakan “tidak”. Milikilah keberanian untuk menghadapi
kebenaran. Lakukanlah hal yang benar karena hal itu memang benar).
Untuk pencapaian tujuan reformasi birokrasi
secara optimal, tentunya peran pemimpin dalam berbagai instansi menjadi penting
dan strategis. Kepemimpinan dalam birokrasi menajdi tolak ukur keberhasilan
dari reformasi birokrasi. Perubahan terhadap budaya yang ada dalam birokrasi
menjadi tantangan tersendiri bagi pengambil kebijakan. Dibutuhkan kepemimpinan
yang visioner dan penuh tanggung jawab terhadap pelaksanaan reformasi
birokrasi.
Menurut Gen Ronald R. Fogleman menemukan bahwa
pemimpin yang berintegritas menunjukkan sikap tulus dan konsisten, memiliki
keteguhan hati dan karakter, dan merupakan seorang yang mampu bertahan sampai
akhir.[4]
1. Ketulusan
Ketulusan adalah perilaku
tanpa kepura-puraan dan kesan yang palsu. Pemimpin yang berintegritas bersikap
tulus dan tindakan mereka sesuai dengan perkataannya.
2. Konsistensi
Satu perbuatan nyata yang
mencerminkan integritas akan meninggalkan kesan, namun perilaku seorang
pemimpin haruslah konsisten jika ia ingin berhasil membentuk suatu organisasi.
Pemimpin semestinya mempraktikkan apa yang mereka ajarkan, dan menetapkan
standar dengan adil. Kesemuanya ini dibutuhan untuk terwujudnya disiplin,
moral, dan pencapaian misi.
3. Keteguhan hati
Untuk menjadi seorang pemimpin,
kita harus memiliki lebih dari sekadar citra diri (image) yang berintegritas, kita harus memiliki keteguhan
hati.
4. Menjadi Seorang yang
Mampu Bertahan Sampai Akhir
Pemimpin dapat menunjukkan
integritasnya dengan melaksanakan tugas sebaik mungkin, terlepas dari seberapa
penting tugas itu atau siapa yang akan mendapat pujian. Contoh, pidato Bung Tomo pada 10 November 1945 menjadi
penyemangat arek-arek Suroboyo untuk bangkit melawan, dan tidak gentar oleh
serangan 30.000 pasukan Inggris yang dilengkapi dengan senjata canggih. Dengan
keyakinan yang tinggi, serta semboyan merdeka atau mati, arek-arek Suroboyo
pantang menyerah dan dengan gagah berani melawan pasukan Inggris di Surabaya.
Penulis :
Tim Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Palu
Referensi :
1. https://aclc.kpk.go.id/materi/sikap-antikorupsi/infografis/pengertian-integritas [diakses pada tanggal 8/03/2021]
2. https://money.kompas.com/read/2013/04/09/11144792/Langkah.Mengembangkan.Integritas.Pribadi. [diakses pada tanggal 8/03/2021]
3. Hayat, Manajemen
Pelayanan Publik, Rajawali Pers Divisi Buku Perguruan Tinggi, (PT.
RajaGrafindo Persada Jakarta,2017), hal.144
4. https://lead.sabda.org/lead/?title=kaitan_integritas_dan_kepemimpinan (diakses pada tanggal
8/03/2021