Palangka Raya- Jumat (19/02) Forum Grup
Discussion (FGD) Pejabat Administration Triwulan I Tahun 2021 dengan Tema
Pemulihan Ekonomi Berlanjut, Kebijakan Fiskal Tetap Diperkuat telah dilaksanakan.
FGD Ini dilaksanakan melalui aplikasi Zoom Meeting. Outline dari FGD
yang disampaikan oleh Kepala KPKNL Palangka Raya, R. B. Sigit Budi Prabowo
mencakup Perkembangan Pandemi Covid 19 dan Perekonomian, Pelaksanaan
APBN dan PEN 2020, APBN dan PEN 2021 dan Reformasi Struktural untuk Daya Saing
dan Investasi Tahun 2021.
Perkembangan persebaran
Covid- 19 tentu masih menjadi perhatian utama seluruh negara di dunia. Sebab
penularan virus yang semakin meningkat dari waktu kewaktu. Sedangkan tingkat
kesembuhan dari pasien terpapar Covid lebih rendah dari angka persebaran per
tanggal 18 Februari 2021. Indonesia termasuk dalam perigkat dua puluh besar
negara dengan persebaran Covid-19 di dunia. Dampak yang dirasakan dari pandemi
ini tentu tidak hanya pada sektor kesehatan namun juga pada keadaan ekonomi
global. Kondisi tersebut mengharuskan pemerintah mengambil langkah yang cepat
dan terukur. Penerbitan Perppu No.1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19, Fleksibilitas APBN,
Pelebaran deficit APBN menjadi 6,34% PDB merupakan beberapa upaya Pemerintah
untuk bersama- sama menangani Covid 19.
Upaya Pemerintah dalam mempertahankan
sektor ekonomi tidak sia-sia. Menurut data Bloomberg
Trading Economics dan BPS, Indonesia mendapat peringkat empat Negara dengan
Daya Tahan Ekonomi Paling Moderat dari sisi Pertumbuhan Ekonomi di Asia.
Capaian tersebut tentu tidak lepas dari sinergi antara Pemerintah, Bank
Indonesia, Lembaga Pengawas, dan tentunya Masyarakat. Walaupun Indonesia
mengalami kontraksi ekonomi yang cukup kuat. Namun APBN berhasil menahan
pertumbuhan ekonomi Indonesia di level -5.32% year on year. Tentu kerja keras APBN masih harus berlanjut ditahun
2021. “Dengan kerja keras semua pihak dalam upaya mempertahankan pertumbuhan
ekonomi dan didukung dengan adanya Program PEN negara hadir mencegah menurunnya
pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih dalam” tutur Sigit.
Namun demikian langkah Extraordinary pemerintah dilakukan dengan sangat bijaksana. Hal ini terbukti dari hutang Indonesia yang lebih kecil dibandingkan dengan sebagian besar negara ASEAN dan G20. Pertumbuhan utang indonesia berada diangka 8% jika dibandingkan dengan Thailand yang mencapai 9,3%. Selain itu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia berada di Fase Pemulihan yang masih terus berlanjut. Hal tersebut menjadi semangat pemerintah dalam perannya menjadi salah satu aspek dalam sentral pemulihan ekonomi. Selanjutnya Realisasi Program PEN 2020 telah mencapai 83,4