Padang - Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Padang Edy Suyanto menyampaikan terkait adanya kebijakan Keringanan Utang/Crash
Program yang dapat dimanfaatkan oleh debitur, khususnya debitur UMKM Pagu s.d.
Rp5 miliar, debitur KPR RS/RSS pagu s.d. Rp100 juta dan debitur s.d. Rp1 miliar
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.06/2022. Hal
ini disampaikannnya saat menjadi narasumber kegiatan Konferensi Pers mengenai capaian kinerja APBN dan ALCo
Regional Sumatera Barat Triwulan III tahun 2022 yang dilakukan di Kanwil DJPb Sumatera
Barat pada Selasa, (18/10).
Edy juga menghimbau kepada awak media agar turut membantu
menyebarkan informasi terkait kebijakan keringanan utang ini kepada seluruh
lapisan masyarakat karena sangat membantu meringankan beban debitur di saat
kondisi ekonomi yang serba sulit.
Kegiatan yang bertema Press Conference APBN Milik Basamo
(AMBO) dengan tagline "Pertahankan Sentimen Positif, Percepat Belanja,
Perkuat Stimulus Fiskal" ini dihadiri oleh seluruh perwakilan Unit Eselon
I Kementerian Keuangan Provinsi Sumatera Barat dan diliput oleh beberapa media
cetak dan elektronik yang ada di Sumatera Barat.
Dalam Press Conference kali ini disampaikan informasi
terkait perkembangan fiskal dan ekonomi makro, realisasi APBN Regional,
Perkembangan ekonomi regional dan current issues ekonomi regional Per Bulan
September 2022.
Kepala Kanwil DJPb Sumatera Barat Heru Pudyo Nugroho dalam
paparannya menyampaikan bahwa di penghujung triwulan III Sumbar kembali
menghadapi tantangan perekonomian. Data BPS menunjukkan angka inflasi (yoy) di
September 2022 sebesar 8,49%. Ini tertinggi secara nasional, bahkan di atas
inflasi nasional sebesar 5,95%. “Pemicu inflasi ini dari BBM, beras,
transportasi umum baik dalam maupun antar kota serta tarif transportasi online.
Semua ini imbas penyesuaian harga BBM akibat tingginya harga minyak dunia serta
resesi ekonomi global yang terjadi,” kata Heru.
Disampaikan juga bahwa seiring terkendalinya kasus
Covid-19, mobilitas masyarakat Sumbar menunjukan adanya peningkatan aktivitas
perekonomian di masyarakat. Walaupun terdapat tantangan resesi ekonomi dan
inflasi akibat penyesuaian harga BBM. Kinerja sektor Riil agar dapat bertahan
guna menunjukkan pemulihan ekonomi yang semakin kuat.
“Pendapatan Negara melanjutkan kinerja yang lebih baik dari
tahun lalu, dan diharapkan berlanjut ke depan, seiring pemulihan ekonomi yang
semakin kuat. Menjelang berakhirnya Tahun Anggaran 2022, Belanja Negara terus
diupayakan percepatannya untuk mendorong manfaat APBN bagi masyarakat luas
khususnya untuk mengatasi gejolak inflasi,” ungkap Heru.
Heru juga mengatakan bahywa, Kinerja APBN di triwulan
III-2022 sudah lebih baik, dan diharapkan berlanjut kedepannya. Kinerja APBN
perlu terus dijaga agar dapat terus berfungsi optimal, terutama untuk
melindungi daya beli masyarakat serta
menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi seiring tingginya tingkat inflasi dan
ancaman resesi global.
Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh masyarakat dapat
mengetahui terkait kinerja APBN yang terus bekerja keras untuk dapat
menggerakan perekonomian dan mendorong pemulihan ekonomi nasional. (teks/foto :
Kholis/Guziarie Zul S.H)