Perkembangan Ekonomi Global
Perekonomian global bergejolak seiring dengan penyebaran coronavirus disease 2019 (covid-19) yang
menjangkit dunia sejak awal 2020. Kecepatan perkembangan dan penularan covid-19
ini, mendorong World Health Organization (WHO)
sebagai organisasi internasional di bidang kesehatan, untuk segera mengambil
langkah pencegahan dengan menetapkan kondisi ini sebagai pandemi pada tanggal
11 Maret 2020 (World Health Organization, 2020). Bersama dengan
pernyataan tersebut, WHO juga menetapkan protokol kesehatan yang harus
diterapkan oleh masyarakat dunia untuk menghambat kemungkinan penyebaran virus lebih
luas. Namun, diantara beberapa protokol yang ditetapkan oleh WHO seperti
penerapan social distancing dan
pembatasan aktivitas masyarakat pada area publik dinilai menimbulkan dampak
cukup besar untuk masyarakat terutama pada sektor ekonomi.
Dampak pada sektor ekonomi ini tergambar pada prediksi perekonomian dunia
menurut IMF yang akan terkontraksi sebesar -4,4% (yoy) pada tahun 2020, dimana nilai ini jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan prediksi sebelumnya yaitu tumbuh sebesar 3,4% (yoy) (International Monetary Fund, 2019,2020). Beberapa
penelitian bahkan menyatakan kemungkinan perekonomian dunia akan mengalami masa
resesi pada tahun 2020 (Nasution, Erlina and Muda, 2020). Kontraksi perekonomian
dunia ini dipengaruhi oleh penurunan aktivitas konsumsi, produksi, investasi
dan perdagangan internasional, seiring dengan pembatasan aktivitas masyarakat
pada area publik (Divisi Penelitian dan Asesmen Internasional, 2020).
Kontraksi sektor perekonomian dunia ini juga berdampak pada perkembangan perekonomian dalam negeri. Tercatat berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 5 November 2020 dalam “Berita Resmi Statistik”, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2020 terkontraksi sebesar -3,49% (yoy). Menanggapi permasalahan ini, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah dan kebijakan guna mencegah kelesuan pertumbuhan ekonomi, seperti relokasi anggaran, pemberian stimulus dan usaha penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Usaha ini dinilai cukup mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana pada triwulan III tahun 2020 ekonomi Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,83% dibandingkan dengan triwulan II tahun 2020 (Badan Pusat Statistik [BPS], 2020).
Dampak Pandemi Pada Sektor Lapangan Usaha Di Indonesia
Pandemi memang menyebabkan ketidakseimbangan perekonomian dunia, menyebabkan
banyak sektor goyah dan menuntut banyak sektor untuk menghentikan aktivitasnya.
Namun disamping ke-chaos-an yang
terjadi, terdapat beberapa sektor lapangan usaha yang mampu bertahan ditengah
kondisi perekonomian yang tidak stabil ini. Bahkan dampak dari pandemi ini
dapat meningkatkan pertumbuhan di beberapa sektor, seperti sektor jasa
kesehatan dan sektor informasi komunikasi.
Jika kita melihat pertumbuhan dari masing-masing sektor
lapangan usaha kita dapat melihat seberapa besar pandemi covid-19 mempengaruhi
setiap sektor lapangan usaha di Indonesia. Sektor yang paling terdampak menurut
Berita Resmi Statistik adalah sektor transportasi dan pergudangan, dimana pada triwulan II tahun 2020 tingkat
pertumbungan sektor ini terkontraksi sebesar -30,80. Selain sektor transportasi
dan pergudangan sektor yang mengalami penurunan cukup drastis adalah sektor
Akomodasi dan makan minum serta sektor jasa (kecuali jasa kesehatan).
Pembatasan aktivitas masyarakat pada area publik tentu akan membatasi
mobilitas masyarakat, hal ini yang akhirnya menghambat perkembangan sektor
transportasi dan pergudangan di Indonesia. Penerapan Work From Home (WFH) dan School
From Home (SFH) yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia pada akhirnya
mendorong kelesuan sektor transportasi di Indonesia. Fenomena mudik atau pulang
kampung pada hari raya Idul Fitri yang biasanya menjadi salah satu pendongkrak
pertumbuhan pada sektor transportasi juga terhambat, karena adanya larangan
mudik dari pemeritah sebagai kebijakan pencegahan penyebaran covid-19. Penurunan
aktivitas kargo karena melemahnya pasar, baik nasional maupun internasional
mendorong penurunan pertumbuhan pada sektor pergudangan di Indonesia (Badan Pusat Statistik [BPS], 2020).
Sedangkan sektor yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi selama masa pendemi
adalah sektor jasa kesehatan dan sektor Informasi-Komunikasi. Seiring
berkembanganya pandemi ini tentu kebutuhan masyarakat akan jasa kesehatan serta
produk kesehatan akan meningkat, sehingga sektor ini akan cenderung berbanding
lurus dengan kondisi pandemi. Sedangkan tingginya kebutuhan masyarakat akan kecepatan
pergerakan inforamsi dan sarana komunikasi online dalam mendukung aktivitas
sehari-hari seperti sekolah dan bekerja, yang mengalami perubahan dari media
tatap muka ke media online mendukung peningkatan atau pertumbuhan pada sektor
informasi komunikasi.
Beberapa sektor yang tidak terlalu terdampak oleh pandemi ini adalah sektor
pertanian, sektor Pendidikan, sektor pengadaan air serta sektor real estat. Sektor-sektor
ini masih memiliki nilai positif dan tidak menunjukkan gejolak kontraksi pada
pertumbuhannya sampai dengan triwulan III tahun 2020. Jika kita amati lebih lanjut
sektor yang dapat bertahan ditengah pandemi ini merupakan sektor yang menunjang
kebutuhan pokok masyarakat kecuali pada sektor real estat.
Stabilnya sektor pertanian dipengaruhi oleh musim panen yang sedang
berlangsung dan meningkatnya permintaan komoditi buah dan sayur untuk rumah
tangga. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya keinginan masyarakat untuk menerapkan
pola hidup sehat. Untuk sektor pendidikan sampai dengan hari ini sekolah maupun
universitas masih menjalankan aktivitasnya seperti biasa namun dengan metode
pembelajanan jarak jauh (PJJ). Walaupun sempat menghentikan aktivitasnya di
beberapa minggu pertama setelah covid-19 ditetapkan sebagai pandemi, pemerintah
segera merancang kebijakan agar kegiatan pendidikan dapat segera kembali
dijalankan. Sedangkan untuk sektor pengadaan air yang merupakan kebutuhan dasar
manusia, tetap terjaga karena menjadi kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan
dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Pertumbuhan sektor real estat pada tahun 2020 memang mengalami penurunan,
namun pertumbuhannya masih dalam nilai yang positif. Penurunan ini dipengaruhi
oleh kecenderungan masyarakat untuk menyimpan uang dalam bentuk cash dari pada membeli atau
menginvestasikan uang dalam bentuk properti. Sehingga pada masa awal pandemi
nilai properti sedikit mengalami penurunan, namun momen ini akhirnya dilihat
oleh beberapa orang sebagai kesempatan. Sehingga pertumbuhan ekonomi pada
sektor real estat tidak terlalu bergejolak karena masih dilihat sebagai
investasi yang menjanjikan.
Perkembangan Lelang Pada Masa Pandemi
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 27/PMK.06/2016 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang, lelang merupakan proses penjualan yang bersifat terbuka
untuk umum, dengan sistem penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang
semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang harus didahului
dengan pengumuman lelang. Sebagai sektor jasa dalam proses jual beli,
pelaksanaan lelang sangat dipengaruhi oleh kemampuan pasar dalam melakukan
konsumsi. Kondisi perekonomian pada suatu negara juga secara tidak langsung
akan berdampak pada pelaksanaan lelang dan juga sektor jual-beli yang lain.
Pelaksanaan lelang oleh KPKNL, dilaksanakan berdasarkan
permohonan yang masuk ke KPKNL baik berasal dari instansi pemerintah, perbankan
maupun dari perorangan. Objek yang mendominasi dalam pelaksanaan lelang selama ini adalah lelang dengan objek
tanah dan/atau bangunan, selain itu juga terdapat objek berupa kendaraan maupun
bongkaran.
Penyebaran Covid-19 di
Indonesia sempat melumpuhkan beberapa sektor perekonomian di Indonesia tidak
terkecuali sektor jual-beli seperti lelang. Kebijakan pemerintah untuk
menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta pemberian
restrukturisasi kredit pada sektor perbankan sedikit berdampak pada kuantitas
permohonan lelang yang diterima oleh KPKNL. Pembatasan aktivitas masyarakat
terutama di ruang publik, juga mengakibatkan pelaksanaan lelang sedikit
terhambat, mengingat pelaksanaan lelang yang menuntut kehadiran dan berkumpulnya
beberapa orang dalam satu ruangan.
Kondisi ini akhirnya
mendorong pembentukan skema baru yang diusung dalam pelaksanaan lelang,seperti
pengajuan permohonan lelang secara online serta kehadiran secara virtual dalam
pelaksanaan lelang (pada masa PSBB). KPKNL terus mengusung perubahan demi
memberikan pelayanan yang terbaik untuk seluruh pengguna layanannya.
Jika kita kembali melihat dampak pandemi Covid-19 pada setiap sektor ekonomi di Indonesia, maka sektor properti merupakan salah satu sektor yang cukup tergoncang akibat pelemahan kondisi ekonomi, terutama pada sektor investasi. Objek lelang yang didominasi oleh objek berupa tanah dan/atau bangunan menurut prediksi juga akan terdampak dan mengalami penurunan. Terkait hal tersebut kita akan melihat data riil produktivitas lelang pada KPKNL Makassar untuk melihat apakah pandemi Covid-19 berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap produktivitas lelang laku pada KPKNL Makassar.
Sumber:
data Seksi Kepatuhan Internal KPKNL Makassar
Berdasarkan data produktivitas lelang laku selama dua tahun terakhir,
realisasi yang dicapai oleh KPKNL Makassar tidak jauh berbeda dari target yang
ditetapkan untuk masing-masing tahun. Sedangkan untuk tahun 2020 sampai dengan
kuartal ke-3, capaian realisasi produktivitas lelang laku pada KPKNL Makassar
menunjukkan nilai yang lebih besar dari target yang ditetapkan pada tahun 2020.
Nilai ini juga diperkirakan masih akan meningkat sampai dengan akhir tahun 2020
karena terdapat beberapa lelang laku yang terjadi pada kuartal ke-4 dan masih
terdapat potensi lelang yang dapat
digali sampai akhir tahun. Data
ini menunjukkan bahwa KPKNL Makassar memiliki tingkat produktivitas lelang laku
yang cukup tinggi walau
dalam kondisi pandemi Covid-19.
Jika kita melihat kembali pembahasan kita sebelumnya terkait pandemi
covid-19 yang melanda dunia mulai awal tahun 2020, sepertinya hal ini tidak
terlalu mempengaruhi produktivitas lelang pada KPKNL Makassar. Hal ini dapat
terlihat dari realisasi produktivitas lelang laku KPKNL Makassar pada tahun
2020 sampai dengan kuartal ke-3 yang menunjukkan peningkatan. Kondisi ini tentu
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli masyarakat Kota Makassar
dan sekitarnya yang masih
cukup tinggi, kondisi pasar properti yang sempat mengalami penurunan, sehingga dilihat sebagai
peluang bagi investor atau tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap
pelaksanaan lelang yang diselenggarakan oleh Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Ditengah suasana pandemi ini lelang dapat menjadi salah satu faktor penggerak perekonomian di Indonesia. Data produktivitas lelang laku yang telah dibahas sebelumnya, menunjukkan kemampuan dan ketertarikan masyarakat di Kota Makassar dan sekitarnya dalam melakukan konsumsi melalui lelang. Sebagai bentuk dukungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) terhadap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), DJKN melakukan inovasi dengan mengusung tema lelang UMKM. Kegiatan ini merupakan langkah DJKN untuk bekerjasama dengan pengusaha UMKM dalam memperluas pasar UMKM melalui lelang. Seperti yang kita ketahui bersama, sektor UMKM merupakan penyelamat perekonomian Indonesia pada masa krisis moneter tahun 1998. Sehingga perluasan jangkauan pasar UMKM melalui lelang, memberikan peluang yang lebih besar untuk perbaikan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sehingga diharapkan dengan adanya kerjasama ini diharapkan sektor ekonomi di Indonesia dapat segera pulih dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat kembali meningkat
Referensi:
Badan Pusat Statistik,
2020, “Berita resmi statistik November
2020”.
Bank Indonesia, Divisi
Penelitian dan Asesmen Internasional, D. I. (DInt) (2020) “Perkembangan Ekonomi
Keuangan dan Kerja Sama Internasional (PEKKI) Edisi III 2020,”
International Monetary
Fund (2019) World Economic Outlook: Global Manufacturing Downturn, Rising
Trade Barriers.
Nasution, D. A. D.,
Erlina, E. dan Muda, I. (2020) “Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian
Indonesia,” Jurnal Benefita, 5(2), hal. 212.
World Health Organization
(2020) WHO Director-General’s opening remarks at the media briefing on
COVID-19 - 11 March 2020