Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Makassar > Artikel
Produktivitas Lelang di Tengah Pandemi Covid-19
Fatimah
Kamis, 17 Desember 2020   |   1699 kali

Perkembangan Ekonomi Global

Perekonomian global bergejolak seiring dengan penyebaran coronavirus disease 2019 (covid-19) yang menjangkit dunia sejak awal 2020. Kecepatan perkembangan dan penularan covid-19 ini, mendorong World Health Organization (WHO) sebagai organisasi internasional di bidang kesehatan, untuk segera mengambil langkah pencegahan dengan menetapkan kondisi ini sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 (World Health Organization, 2020). Bersama dengan pernyataan tersebut, WHO juga menetapkan protokol kesehatan yang harus diterapkan oleh masyarakat dunia untuk menghambat kemungkinan penyebaran virus lebih luas. Namun, diantara beberapa protokol yang ditetapkan oleh WHO seperti penerapan social distancing dan pembatasan aktivitas masyarakat pada area publik dinilai menimbulkan dampak cukup besar untuk masyarakat terutama pada sektor ekonomi.

Dampak pada sektor ekonomi ini tergambar pada prediksi perekonomian dunia menurut IMF yang akan terkontraksi sebesar -4,4% (yoy) pada tahun 2020, dimana nilai ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan prediksi sebelumnya yaitu tumbuh sebesar 3,4% (yoy) (International Monetary Fund, 2019,2020). Beberapa penelitian bahkan menyatakan kemungkinan perekonomian dunia akan mengalami masa resesi pada tahun 2020 (Nasution, Erlina and Muda, 2020). Kontraksi perekonomian dunia ini dipengaruhi oleh penurunan aktivitas konsumsi, produksi, investasi dan perdagangan internasional, seiring dengan pembatasan aktivitas masyarakat pada area publik (​Divisi Penelitian dan Asesmen Internasional, 2020).

Kontraksi sektor perekonomian dunia ini juga berdampak pada perkembangan perekonomian dalam negeri. Tercatat berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 5 November 2020 dalam “Berita Resmi Statistik”, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2020 terkontraksi sebesar -3,49% (yoy). Menanggapi permasalahan ini, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah dan kebijakan guna mencegah kelesuan pertumbuhan ekonomi, seperti relokasi anggaran, pemberian stimulus dan usaha penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Usaha ini dinilai cukup mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana pada triwulan III tahun 2020 ekonomi Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,83% dibandingkan dengan triwulan II tahun 2020 (Badan Pusat Statistik [BPS], 2020).


Dampak Pandemi Pada Sektor Lapangan Usaha Di Indonesia

Pandemi memang menyebabkan ketidakseimbangan perekonomian dunia, menyebabkan banyak sektor goyah dan menuntut banyak sektor untuk menghentikan aktivitasnya. Namun disamping ke-chaos-an yang terjadi, terdapat beberapa sektor lapangan usaha yang mampu bertahan ditengah kondisi perekonomian yang tidak stabil ini. Bahkan dampak dari pandemi ini dapat meningkatkan pertumbuhan di beberapa sektor, seperti sektor jasa kesehatan dan sektor informasi komunikasi.

Jika kita melihat pertumbuhan dari masing-masing sektor lapangan usaha kita dapat melihat seberapa besar pandemi covid-19 mempengaruhi setiap sektor lapangan usaha di Indonesia. Sektor yang paling terdampak menurut Berita Resmi Statistik adalah sektor transportasi dan pergudangan, dimana pada triwulan II tahun 2020 tingkat pertumbungan sektor ini terkontraksi sebesar -30,80. Selain sektor transportasi dan pergudangan sektor yang mengalami penurunan cukup drastis adalah sektor Akomodasi dan makan minum serta sektor jasa (kecuali jasa kesehatan).

Pembatasan aktivitas masyarakat pada area publik tentu akan membatasi mobilitas masyarakat, hal ini yang akhirnya menghambat perkembangan sektor transportasi dan pergudangan di Indonesia. Penerapan Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH) yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia pada akhirnya mendorong kelesuan sektor transportasi di Indonesia. Fenomena mudik atau pulang kampung pada hari raya Idul Fitri yang biasanya menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan pada sektor transportasi juga terhambat, karena adanya larangan mudik dari pemeritah sebagai kebijakan pencegahan penyebaran covid-19. Penurunan aktivitas kargo karena melemahnya pasar, baik nasional maupun internasional mendorong penurunan pertumbuhan pada sektor pergudangan di Indonesia (Badan Pusat Statistik [BPS], 2020).

Sedangkan sektor yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi selama masa pendemi adalah sektor jasa kesehatan dan sektor Informasi-Komunikasi. Seiring berkembanganya pandemi ini tentu kebutuhan masyarakat akan jasa kesehatan serta produk kesehatan akan meningkat, sehingga sektor ini akan cenderung berbanding lurus dengan kondisi pandemi. Sedangkan tingginya kebutuhan masyarakat akan kecepatan pergerakan inforamsi dan sarana komunikasi online dalam mendukung aktivitas sehari-hari seperti sekolah dan bekerja, yang mengalami perubahan dari media tatap muka ke media online mendukung peningkatan atau pertumbuhan pada sektor informasi komunikasi.

Beberapa sektor yang tidak terlalu terdampak oleh pandemi ini adalah sektor pertanian, sektor Pendidikan, sektor pengadaan air serta sektor real estat. Sektor-sektor ini masih memiliki nilai positif dan tidak menunjukkan gejolak kontraksi pada pertumbuhannya sampai dengan triwulan III tahun 2020. Jika kita amati lebih lanjut sektor yang dapat bertahan ditengah pandemi ini merupakan sektor yang menunjang kebutuhan pokok masyarakat kecuali pada sektor real estat.

Stabilnya sektor pertanian dipengaruhi oleh musim panen yang sedang berlangsung dan meningkatnya permintaan komoditi buah dan sayur untuk rumah tangga. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya keinginan masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Untuk sektor pendidikan sampai dengan hari ini sekolah maupun universitas masih menjalankan aktivitasnya seperti biasa namun dengan metode pembelajanan jarak jauh (PJJ). Walaupun sempat menghentikan aktivitasnya di beberapa minggu pertama setelah covid-19 ditetapkan sebagai pandemi, pemerintah segera merancang kebijakan agar kegiatan pendidikan dapat segera kembali dijalankan. Sedangkan untuk sektor pengadaan air yang merupakan kebutuhan dasar manusia, tetap terjaga karena menjadi kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Pertumbuhan sektor real estat pada tahun 2020 memang mengalami penurunan, namun pertumbuhannya masih dalam nilai yang positif. Penurunan ini dipengaruhi oleh kecenderungan masyarakat untuk menyimpan uang dalam bentuk cash dari pada membeli atau menginvestasikan uang dalam bentuk properti. Sehingga pada masa awal pandemi nilai properti sedikit mengalami penurunan, namun momen ini akhirnya dilihat oleh beberapa orang sebagai kesempatan. Sehingga pertumbuhan ekonomi pada sektor real estat tidak terlalu bergejolak karena masih dilihat sebagai investasi yang menjanjikan.

Perkembangan Lelang Pada Masa Pandemi

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, lelang merupakan proses penjualan yang bersifat terbuka untuk umum, dengan sistem penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang harus didahului dengan pengumuman lelang. Sebagai sektor jasa dalam proses jual beli, pelaksanaan lelang sangat dipengaruhi oleh kemampuan pasar dalam melakukan konsumsi. Kondisi perekonomian pada suatu negara juga secara tidak langsung akan berdampak pada pelaksanaan lelang dan juga sektor jual-beli yang lain.

Pelaksanaan lelang oleh KPKNL, dilaksanakan berdasarkan permohonan yang masuk ke KPKNL baik berasal dari instansi pemerintah, perbankan maupun dari perorangan. Objek yang mendominasi dalam pelaksanaan lelang selama ini adalah lelang dengan objek tanah dan/atau bangunan, selain itu juga terdapat objek berupa kendaraan maupun bongkaran.

Penyebaran Covid-19 di Indonesia sempat melumpuhkan beberapa sektor perekonomian di Indonesia tidak terkecuali sektor jual-beli seperti lelang. Kebijakan pemerintah untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta pemberian restrukturisasi kredit pada sektor perbankan sedikit berdampak pada kuantitas permohonan lelang yang diterima oleh KPKNL. Pembatasan aktivitas masyarakat terutama di ruang publik, juga mengakibatkan pelaksanaan lelang sedikit terhambat, mengingat pelaksanaan lelang yang menuntut kehadiran dan berkumpulnya beberapa orang dalam satu ruangan.

Kondisi ini akhirnya mendorong pembentukan skema baru yang diusung dalam pelaksanaan lelang,seperti pengajuan permohonan lelang secara online serta kehadiran secara virtual dalam pelaksanaan lelang (pada masa PSBB). KPKNL terus mengusung perubahan demi memberikan pelayanan yang terbaik untuk seluruh pengguna layanannya.

Jika kita kembali melihat dampak pandemi Covid-19 pada setiap sektor ekonomi di Indonesia, maka sektor properti merupakan salah satu sektor yang cukup tergoncang akibat pelemahan kondisi ekonomi, terutama pada sektor investasi. Objek lelang yang didominasi oleh objek berupa tanah dan/atau bangunan menurut prediksi juga akan terdampak dan mengalami penurunan. Terkait hal tersebut kita akan melihat data riil produktivitas lelang pada KPKNL Makassar untuk melihat apakah pandemi Covid-19 berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap produktivitas lelang laku pada KPKNL Makassar.


Sumber: data Seksi Kepatuhan Internal KPKNL Makassar

Berdasarkan data produktivitas lelang laku selama dua tahun terakhir, realisasi yang dicapai oleh KPKNL Makassar tidak jauh berbeda dari target yang ditetapkan untuk masing-masing tahun. Sedangkan untuk tahun 2020 sampai dengan kuartal ke-3, capaian realisasi produktivitas lelang laku pada KPKNL Makassar menunjukkan nilai yang lebih besar dari target yang ditetapkan pada tahun 2020. Nilai ini juga diperkirakan masih akan meningkat sampai dengan akhir tahun 2020 karena terdapat beberapa lelang laku yang terjadi pada kuartal ke-4 dan masih terdapat potensi lelang yang dapat digali sampai akhir tahun. Data ini menunjukkan bahwa KPKNL Makassar memiliki tingkat produktivitas lelang laku yang cukup tinggi walau dalam kondisi pandemi Covid-19.

Jika kita melihat kembali pembahasan kita sebelumnya terkait pandemi covid-19 yang melanda dunia mulai awal tahun 2020, sepertinya hal ini tidak terlalu mempengaruhi produktivitas lelang pada KPKNL Makassar. Hal ini dapat terlihat dari realisasi produktivitas lelang laku KPKNL Makassar pada tahun 2020 sampai dengan kuartal ke-3 yang menunjukkan peningkatan. Kondisi ini tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli masyarakat Kota Makassar dan sekitarnya yang masih cukup tinggi, kondisi pasar properti yang sempat mengalami penurunan, sehingga dilihat sebagai peluang bagi investor atau tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap pelaksanaan lelang yang diselenggarakan oleh Pemerintah  melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

Ditengah suasana pandemi ini lelang dapat menjadi salah satu faktor penggerak perekonomian di Indonesia. Data produktivitas lelang laku yang telah dibahas sebelumnya, menunjukkan kemampuan dan ketertarikan masyarakat di Kota Makassar dan sekitarnya dalam melakukan konsumsi melalui lelang. Sebagai bentuk dukungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) terhadap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), DJKN melakukan inovasi dengan mengusung tema lelang UMKM. Kegiatan ini merupakan langkah DJKN untuk bekerjasama dengan pengusaha UMKM dalam memperluas pasar UMKM melalui lelang. Seperti yang kita ketahui bersama, sektor UMKM merupakan penyelamat perekonomian Indonesia pada masa krisis moneter tahun 1998. Sehingga perluasan jangkauan pasar UMKM melalui lelang, memberikan peluang yang lebih besar untuk perbaikan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sehingga diharapkan dengan adanya kerjasama ini diharapkan sektor ekonomi di Indonesia dapat segera pulih dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat kembali meningkat 

Referensi:

Badan Pusat Statistik, 2020, “Berita resmi statistik November 2020”.

Bank Indonesia, Divisi Penelitian dan Asesmen Internasional, D. I. (DInt) (2020) “Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional (PEKKI) Edisi III 2020,”

International Monetary Fund (2019) World Economic Outlook: Global Manufacturing Downturn, Rising Trade Barriers.

Nasution, D. A. D., Erlina, E. dan Muda, I. (2020) “Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Indonesia,” Jurnal Benefita, 5(2), hal. 212.

World Health Organization (2020) WHO Director-General’s opening remarks at the media briefing on COVID-19 - 11 March 2020

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini