LHOKSEUMAWE—Jumat (21/5/2021), KPKNL Lhokseumawe mengikuti
kegiatan DJKN Goes to Campus dengan tema APBN dan Pengelolaan Kekayaan
Negara yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara (DJKN) Aceh. Kegiatan yang digelar secara daring dan disiarkan melalui youtube
tersebut turut dihadiri oleh rektor dan mahasiswa Universitas Syiah Kuala.
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Samsul Rizal dalam
pembukaannya mengatakan, “kalau kita berbicara tentang APBN, ini tidak lepas
dari bagaimana negara memberikan yang terbaik bagi bangsa, bagaimana
pertumbuhan ekonomi, sehingga kita menjadi negara yang makmur dan sejahtera.”
Samsul mengatakan, APBN mengalami peningkatan pada beberapa
tahun terakhir. Namun menurutnya, peningkatan APBN tersebut bertujuan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi. “Apalagi di Aceh, tanpa ada APBA (Anggaran
Pendapatan Belanja Aceh) ekonomi Aceh tidak akan berkembang” lanjut Samsul.
Turut hadir Kepala Kantor Wilayah DJKN Aceh, Syukriah HG
menyampaikan keynote speech. Syukriah menjelaskan APBN merupakan rencana
keuangan pemerintah yang disusun setiap tahunnya dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). “Secara garis besar, APBN ada tiga unsur, ada unsur
pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Kalau kita telusuri lebih dalam lagi, DJKN
peran dan fungsinya akan bertemu di belanja pemerintah dan pembiayaan” ujar wanita yang sering disapa Syukriah ini.
“Pada unsur belanja, salah satu jenis belanja adalah belanja
barang. Karena itu kita kenal istilah Barang Milik Negara (BMN). Semua yang
kita peroleh dari APBN atau penerimaan lainnya yang sah. Jadi ketika mendengar
istilah Barang Milik Negara, disitulah ada DJKN selaku pengelola BMN atas nama
Menteri Keuangan” kata Syukriah.
Syukriah menjelaskan bahwa pemahaman terhadap BMN sangat
penting karena pengelolaan BMN akan berdampak besar kepada Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP). BMN juga berpengaruh pada Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang merupakan sumber pembiayaan APBN itu sendiri.
“Ibu Menteri Keuangan sering kali mengatakan, ‘pikirkan
bagaimana aset BMN itu berkeringat untuk membiayai belanja negara. Jangan
biarkan dia tidur atau tidak termanfaatkan sebagaimana mestinya.’” imbuh syukriah
lagi.
Kepala Bidang Penilaian Kanwil DJKN Aceh, Wellmi menjelaskan
bahwa negara harus memiliki perencanaan pendapatan maupun belanjannya karena
negara harus menjalankan beberapa fungsi, diantaranya adalah fungsi pelayanan
umum, fungsi pertahanan, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi
perlindungan hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum, dan fungsi-fungsi
lainnya.
“Kalau negara tidak melakukan perencanaan atas pendapatan
maupun belanjanya, maka fungsi-fungsi tersebut tidak bisa terlaksana dengan
baik tentunya. Contohnya, saat Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, jika
tidak direncanakan pembiayaan dan belanjanya, maka fungsi kesehatan akan
terganggu. Jika fungsi kesehatan terganggu, maka fungsi ekonomi juga terganggu
sehingga akan membahayakan keberlangsungan pembangunan negara” kata Wellmi.
Melanjutkan pemaparan Wellmi, Kepala Bidang Pengelolaan
Kekayaan Negara Kanwil DJKN Aceh, Agus S. Pambudi menjelaskan bahwa pengelolaan
BMN menjadi penting karena BMN merupakan pendukung utama layanan publik/tusi
pemerintahan. Pengelolaan BMN juga menjadi hal yang penting karena nilai BMN
sangat tinggi, yaitu senilai Rp 6.103 triliun pada tahun 2019. Selain itu, pengelolaan
BMN juga menjadi penentu opini Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
“Pengelolaan BMN menjadi lebih penting lagi saat ini.
Pertama karena proporsinya signifikan dalam LKPP. Selanjutnya, PNBP dari
pengelolaan BMN, ini diperoleh dari optimalisasi atau pemanfaatan BMN.
Kemudian, BMN juga digunakan sebagai sumber pembiayaan APBN, dijadikan underlying
asset dalam penerbitan SUN (Surat Utang Negara) atau SBSN (Surat Berharga
Syariah Negara)” Kata Agus.
Pengelolaan BMN juga menjadi penting dalam pembangunan infrastruktur. Dalam struktur APBN tahun 2021, infrastruktur mendapat porsi yang besar yaitu senilai Rp 417,4 triliun. “Rp 417,4 triliun itu akan menjadi jalan, jembatan, dan lain sebagainya. Itu akan menjadi BMN, dan nilai yang luar biasa itu harus kita kelola dengan baik” tegas Agus. Selain itu agus meminta agar mahasiswa dapat memberikan kontribusi dalam bentuk turut andil dalam menjaga aset Negara.
(Narasi & Foto: Mateus)