Takengon-
4 November 2019, Kementerian Keuangan mengadakan kegiatan Kemenkeu Mengajar ke
4 kalinya di tahun 2019 ini. Kegiatan ini serentak dilakukan di seluruh
Indonesia pada 61 kota, 29 propinsi, 159 SD, 47.794 murid SD, dan sebanyak
3.700 ASN Kemenkeu yang terlibat sebagai relawan. Kegiatan Kemenkeu Mengajar
ini digelar sebagai bagian dari rangkaian Peringatan Hari Uang Republik
Indonesia ke 73 yang jatuh pada tanggal 30 Oktober lalu. Kegiatan ini dilakukan
tanpa menggunakan APBN. Semua biaya yang keluar ditanggung sendiri oleh para
ASN Kemenkeu yang mengikuti acara ini.
Salah
satu kota yang terpilih di propinsi Aceh untuk diadakan acara Kemenkeu Mengajar
adalah Takengon. Diantara beberapa SD, terpilihlah SD Negeri 1 Bebesen untuk
diadakan kegiatan ini.
Kegiatan
ini dibuka oleh Rusli selaku Kepala KPPN Takengon. Dalam sambutannya, Rusli
mengatakan bahwa di Kemenkeu, ada 11 unit Eselon I. Namun dalam Kemenkeu
Mengajar di Takengon ini diikuti oleh relawan dari 4 unit Eselon I yaitu
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
Direktorat Jenderal Pajak, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai. Keempat Eselon I ini adalah ujung tombak Kementerian Keuangan yang kantornya tersebar di seluruh Indonesia.
Sambutan yang
hangat dari dewan guru dan para pelajar di hari itu menambah semangat para
relawan dalam menjalankan kegiatan ini. Kemenkeu Mengajar merupakan kegiatan
untuk mengenalkan gambaran APBN kepada para siswa, beberapa fungsi pada
Kemenkeu, dan tak lupa juga mengajarkan tentang nilai-nilai keberagaman di
Indonesia.
KPKNL
Lhokseumawe bersama-sama dengan KPP, KPPN, dan juga KPBC turut serta berperan
aktif dalam kegiatan ini. Dari KPKNL Lhokseumawe ada 4 relawan yang turut serta
dalam kegiatan ini. Relawan tersebut terbagi menjadi relawan pengajar dan juga
relawan panitia. Relawan pengajar adalah Riyanieta Setiya Putri dan Nazrul
Bari. Sedangkan relawan panitia adalah Muhammad Ridho Arve sebagai Koordinator Bidang Dokumentasi dan Muzammil Ashfa sebagai Koordinator Bidang Sekolah.
Bagi keempat relawan tersebut, ini adalah pengalaman mereka, sehingga mereka
juga begitu antusias melakukan kegiatan ini.
Dalam mengajar, para relawan pengajar
memiliki gayanya masing-masing. Setiap kelas memiliki 2 orang relawan pengajar.
Ketika ditanya bagaimana caranya mengajarkan tentang APBN dan fungsi Kemenkeu
di dalam kelas, Riyanieta Setiya Putri yang merupakan salah satu relawan
pengajar menjelaskan bahwa dalam memberikan materi kepada para siswa, para
pengajar juga memberikan permainan sehingga para pelajar menjadi tertarik
mendengar materi.
“Kami membagi tugas sesama pengajar
sebelum masuk kelas. Sebelum memasuki materi selanjutnya, kelas kami selingi
dengan permainan yang melibatkan seluruh murid di kelas. Ini sengaja kami
lakukan untuk membuat suasana kelas menjadi lebih hidup”.
“ Kegiatan ini hanya sehari, jadi kami
ingin memberi kenangan yang indah dan berarti bagi seluruh pelajar di SDN 1
Bebesan Takengon”.
Dalam acara penutupan, pihak sekolah
mempersembahkan tarian adat dari Takengon kepada seluruh relawan. Semua pihak
yang terlibat menjadi sangat bahagia sekaligus terharu dengan adanya Kemenkeu
Mengajar ini. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pelajar yang memeluk
relawan pengajar terutama yang pengajar wanita karena tidak mau berpisah. Hal
ini senada dengan yang disampaikan Riyanieta pada saat perpisahan “Tadi ramai
sekali murid-murid yang minta dipeluk. Bahkan ada yang menangis karena tidak
ingin pisah dengan kami. Mereka bahkan minta nomor hp saya dan minta dituliskan
di headbadge mereka untuk kenang-kenangan”.
KM 4
Takengon.
Satu hari mengajar
Selamanya memberi arti.