Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
MENGAJAR SEHARI DI TAKENGON, KEMENKEU MENGAJAR MENINGGALKAN KESAN MENDALAM BAGI PARA PELAJAR
Muhammad Ridho Arve
Selasa, 05 November 2019   |   234 kali

Takengon- 4 November 2019, Kementerian Keuangan mengadakan kegiatan Kemenkeu Mengajar ke 4 kalinya di tahun 2019 ini. Kegiatan ini serentak dilakukan di seluruh Indonesia pada 61 kota, 29 propinsi, 159 SD, 47.794 murid SD, dan sebanyak 3.700 ASN Kemenkeu yang terlibat sebagai relawan. Kegiatan Kemenkeu Mengajar ini digelar sebagai bagian dari rangkaian Peringatan Hari Uang Republik Indonesia ke 73 yang jatuh pada tanggal 30 Oktober lalu. Kegiatan ini dilakukan tanpa menggunakan APBN. Semua biaya yang keluar ditanggung sendiri oleh para ASN Kemenkeu yang mengikuti acara ini.

Salah satu kota yang terpilih di propinsi Aceh untuk diadakan acara Kemenkeu Mengajar adalah Takengon. Diantara beberapa SD, terpilihlah SD Negeri 1 Bebesen untuk diadakan kegiatan ini.

Kegiatan ini dibuka oleh Rusli selaku Kepala KPPN Takengon. Dalam sambutannya, Rusli mengatakan bahwa di Kemenkeu, ada 11 unit Eselon I. Namun dalam Kemenkeu Mengajar di Takengon ini diikuti oleh relawan dari 4 unit Eselon I yaitu Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Pajak, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai. Keempat Eselon I ini adalah ujung tombak Kementerian Keuangan yang kantornya tersebar di seluruh Indonesia.

Sambutan yang hangat dari dewan guru dan para pelajar di hari itu menambah semangat para relawan dalam menjalankan kegiatan ini. Kemenkeu Mengajar merupakan kegiatan untuk mengenalkan gambaran APBN kepada para siswa, beberapa fungsi pada Kemenkeu, dan tak lupa juga mengajarkan tentang nilai-nilai keberagaman di Indonesia.

KPKNL Lhokseumawe bersama-sama dengan KPP, KPPN, dan juga KPBC turut serta berperan aktif dalam kegiatan ini. Dari KPKNL Lhokseumawe ada 4 relawan yang turut serta dalam kegiatan ini. Relawan tersebut terbagi menjadi relawan pengajar dan juga relawan panitia. Relawan pengajar adalah Riyanieta Setiya Putri dan Nazrul Bari. Sedangkan relawan panitia adalah Muhammad Ridho Arve sebagai Koordinator Bidang Dokumentasi dan Muzammil Ashfa sebagai Koordinator Bidang Sekolah. Bagi keempat relawan tersebut, ini adalah pengalaman mereka, sehingga mereka juga begitu antusias melakukan kegiatan ini.

Dalam mengajar, para relawan pengajar memiliki gayanya masing-masing. Setiap kelas memiliki 2 orang relawan pengajar. Ketika ditanya bagaimana caranya mengajarkan tentang APBN dan fungsi Kemenkeu di dalam kelas, Riyanieta Setiya Putri yang merupakan salah satu relawan pengajar menjelaskan bahwa dalam memberikan materi kepada para siswa, para pengajar juga memberikan permainan sehingga para pelajar menjadi tertarik mendengar materi.

          “Kami membagi tugas sesama pengajar sebelum masuk kelas. Sebelum memasuki materi selanjutnya, kelas kami selingi dengan permainan yang melibatkan seluruh murid di kelas. Ini sengaja kami lakukan untuk membuat suasana kelas menjadi lebih hidup”.

          “ Kegiatan ini hanya sehari, jadi kami ingin memberi kenangan yang indah dan berarti bagi seluruh pelajar di SDN 1 Bebesan Takengon”.

Dalam acara penutupan, pihak sekolah mempersembahkan tarian adat dari Takengon kepada seluruh relawan. Semua pihak yang terlibat menjadi sangat bahagia sekaligus terharu dengan adanya Kemenkeu Mengajar ini. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pelajar yang memeluk relawan pengajar terutama yang pengajar wanita karena tidak mau berpisah. Hal ini senada dengan yang disampaikan Riyanieta pada saat perpisahan “Tadi ramai sekali murid-murid yang minta dipeluk. Bahkan ada yang menangis karena tidak ingin pisah dengan kami. Mereka bahkan minta nomor hp saya dan minta dituliskan di headbadge mereka untuk kenang-kenangan”. (Teks: Nieta. Foto: Arve dan Tim Dokumentator KM 4 Takengon)

        KM 4 Takengon.

        Satu hari mengajar

        Selamanya memberi arti. 



Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini