Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Business Etiquette Communication Skills, Part II
Mateus Putra Dinata
Jum'at, 20 November 2020   |   465 kali

Glossophobia merupakan rasa takut yang dialami seseorang ketika harus berbicara di depan umum. Fobia tersebut sangat umum terjadi dan dipercaya terjadi pada 75% populasi dunia. Sebagian orang yang mengalami glossophobia akan merasa gugup saat berbicara di depan umum, sementara sebagian orang lainnya mengalami ketakutan dan kepanikan.

Berbicara di depan umum biasanya sangat dihindari oleh sebagian besar orang, namun bukan berarti tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa takut berbicara di depan umum. Salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan seseorang agar tidak gugup atau takut ketika berbicara di depan umum adalah dengan membuat persiapan.

Selain mempersiapkan pesan untuk menciptakan kesan yang kuat kepada pendengar, hal lain yang penting diperhatikan adalah struktur. Dalam hal ini, struktur yang dimaksud adalah pembukaan, konten, dan penutup.

Saat berbicara di depan umum, hal pertama yang penting untuk dilakukan adalah memberikan pembukaan (opening) yang hangat. Opening dapat berupa salam pembuka. Salam tersebut dilakukan untuk membangun relasi melalui kesopanan antara pembicara dengan pendengar.

Selain memberikan salam, membangun interaksi juga merupakan hal yang penting dalam opening. Membangun interaksi dapat dilakukan dengan melakukan ice-breaking. Pembicara juga harus memperkenalkan identitasnya kepada pendengar, misalnya nama dan institusi asal. Memperkenalkan identitas dapat membangun kepercayaan pendengar kepada pembicara.

Selanjutnya, hal terpenting yang perlu direncanakan oleh seorang pembicara adalah konten. Konten merupakan inti dari materi dan pesan. Pembicara yang menguasai konten akan memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi.

Konten yang baik adalah konten yang diperoleh melalui riset. Riset dapat dilakukan dengan metode penelitian yang relevan dengan topik atau pesan yang akan disampaikan kepada pendengar. Riset yang baik akan memperluas pemahaman pembicara, sehingga apabila konten tersebut disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti, maka penyampaian pesan akan berjalan sangat efektif.

Bagian terakhir yang perlu dipersiapkan seorang pembicara adalah penutup (closing). Bagian penutup dapat diisi dengan sedikit pengulangan materi/konten. Selain itu, pembicara juga bisa menggunakan punch line berupa rhetorical question, pertanyaan yang tidak mengharapkan jawaban langsung. Penggunaan rhetorical question yang tepat akan meninggalkan efek persuasif kepada pendengar.

Dengan memperhatikan opening, konten, dan closing, komunikasi dapat dilakukan lebih efektif, dan komunikasi yang efektif akan membantu pembicara mencapai tujuan-tujuan komunikasinya.   

Sumber: Webinar Business Etiquette Communication Skills and Understanding Multi Generation Characteristic oleh Becky Tumewu.

(Narasi: Mateus; Foto: Mateus)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini