Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Belajar Memahami dan Bersedia Peduli
Hakim Setyo Budi Mulyono
Selasa, 22 Desember 2020   |   1117 kali

"Anda tidak bisa membuat orang lain merasa penting dengan kehadiran Anda jika Anda secara diam-diam merasa bahwa ia bukan siapa-siapa ia bukan siapa-siapa.” —Les Giblin.

Kita sama-sama tahu sebuah fakta sederhana bahwa jika kita tak peduli dengan orang lain, maka kita tidak menjadikan membangun hubungan baik sebagai sebuah prioritas hidup. Kata kunci hubungan yang baik adalah meletakkan nilai yang tinggi pada orang-orang. Solusinya adalah harapkan yang terbaik dari siapapun. Asumsikan bahwa motivasi orang-orang adalah baik kecuali mereka membuktikan bahwa mereka tidak baik. Hargai mereka berdasarkan saat-saat terbaik mereka. Dan daripada meminta persahabatan dari mereka, berikanlah persahabatan kita kepada mereka. Pada akhirnya, ini akan menjadi keputusan mereka.

Tom Peters dan Nancy Austin, penulis buku A Passion for Excellence menyatakan bahwa “masalah produktivitas nomor satu di Amerika sebenarnya sangat sederhana; para manajer tidak bisa dihubungi oleh orang-orang mereka dan tidak bisa dihubungi oleh pelanggan mereka.” Menanggapi hal ini, John C. Maxwell memberikan komentarnya: “Saya rasa sebuah penjelasan yang masuk akal adalah bahwa beberapa orang manajer tidak menghargai orang. Namun itu tidak selalu benar. Banyak orang peduli mengenai orang lain, namun mereka masih saja tetap tidak bisa dijangkau. Dalam kasus-kasus itu, saya rasa masalahnya adalah mereka tidak memahami orang lain.”

Jika kita ingin meningkatkan pemahaman kita mengenai orang-orang sehingga kita bisa membangun hubungan positif, maka beberapa kebenaran sederhana ini bisa membantu.

Orang merasa tidak aman... berikanlah pada mereka rasa percaya diri.
Orang ingin untuk merasa istimewa... pujilah mereka dengan jujur.
Orang menginginkan masa depan yang lebih baik... tunjukkan harapan pada mereka.
Orang itu egois... bicaralah atas kebutuhan mereka terlebih dahulu.
Orang secara emosional bisa menurun... semangati mereka.
Orang ingin untuk dihubungkan dengan kesuksesan... bantulah mereka untuk menang.

Dalam bukunya Make Today Count, John C. Maxwell memberikan sebuah ilustrasi tentang bagaimana orang yang tidak menghargai orang lain akan selalu menyakiti hubungan mereka, dan mereka seringkali memperoleh konsekuensi-konsekuensi negatif. Inilah ilustrasi yang dimaksud:

Suatu hari, seorang pria di airport melihat ada seorang pebisnis yang berpakaian rapi sedang berteriak-teriak pada seorang kuli pengangkut barang mengenai caranya mengurusi barang-barangnya. Semakin marah pebisnis itu, pengangkut barang itu semakin terlihat tenang dan profesional. Saat orang yang kasar ini meninggalkannya, orang pertama memuji pengangkat barang ini atas kemampuannya menahan diri. “Oh, itu tidak ada apa-apanya,” kata pengangkut barang itu, “anda tahu, orang ini akan pergi ke Miami, namun tasnya-semua barangnya, pergi ke Kalamazoo.”

Buku bagus lain yang memuat tema tentang hubungan antar manusia adalah Loving Each Other. Di sana ada saran praktis bahwa dalam mengawali sebuah hubungan, kita hendaknya bertanya: Apakah saya memiliki motivasi tersembunyi saat saya ingin berhubungan dengan orang ini? Apakah perhatian saya bersyarat? Apakah saya berusaha untuk melarikan diri dari sesuatu? Apakah saya berencana untuk mengubah orang ini? Apakah saya butuh orang ini untuk menolong saya memperbaiki kekurangan dalam diri saya?

Jika jawaban Anda untuk pertanyaan yang manapun di atas adalah “ya”, Leo Buscaglia, sang penulis buku tersebut, berkata: “Tinggalkan orang itu. Ia lebih baik tanpa diri Anda.”

Pertanyaan untuk kita semua adalah: Sudahkah kita mengambil peran untuk menjadikan hubungan yang baik sebagai cara untuk memahami orang lain dan belajar memahami orang lain sebagai cara untuk menambah kualitas hubungan baik kita dengan mereka?

Orang sebenarnya tidak peduli seberapa banyak kita tahu tentang mereka sepanjang mereka tahu kita peduli terhadap mereka.” —Sang Bijak

Oleh: Hakim SB Mulyon
Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini